Senin, 07 Mei 2012

Shalat Malam Mendatangkan Banyak Kenikmatan (Pengalaman Rohani Seorang Pelaut)


Percaya tidak atau tidak ini adalah sebuah tanda kebesaran ilahi. Dengan banyak menjalankan shalat malam, Achmad (nama samaran, red) menjadi kuat dalam segala cobaan. Anehnya lagi, meski sering bangun dan mandi malam justru menyembuhkan migrant dan flu yang dirasakan bertahun-tahun. Berikut penuturannya:
Dalam kisah ini, sengaja kusamarkan namaku juga tokoh-tokoh pendukung, karena tidak ingin terkesan riya. Selain itu, yang ingin kutonjolkan di sini bukan namaku, melainkan kebesaran Ilahi bukan maksud yang lain.
Alhamdulillah, aku terlahir dalam keluarga yang taat agama. Ibuku, Aminah, masih keturunan seorang kyai terkenal di daerah asal ibuku, Tanara, Serang, Banten.
Meski kedua orang tuaku fanatik dan islami. Tidak lantas mengajarkan ibadah secara keras kepada kelima anaknya. Mereka mengajarkan ilmu keagamaan secara wajar. Tidak berlebihan. Tidak membuat kami melakukan ibadah dengan terpaksa pula. Saat kami kecilnya ada kalanya lalai terhadap shalat lima waktu. Juga, dalam menjalankan puasa Ramadhan, baru kelas 5 SD, aku berhasil menjalankan secara full.
Dan, ketika tumbuh dewasa, kami benar-benar menyadari betapa pentingnya beribadah. Kami semua taat menjalankan kewajiban shalat lima waktu dan kebaikan lainnya. Tentu semua ini berorientasi kepada ayah ibu serta pendidikan agama di luar sekolah. Paginya kami bersekolah, siangnya mengaji di madrasah. Walhasil, jadilah kami anak-anak yang shaleh. Alhamdulillah! Kami pun patuh dan sayang kepada orang tua kami.
Rajin puasa Senin-Kamis diberi banyak kemudahan
Sejak SMA (SMAN 10 Mangga Besar Jakarta), aku mulai rajin menjalankan puasa Senin dan Kamis. Ini atas saran nenekku yang mengatakan bila rajin melaksanakan puasa hari itu, insya Allah, akan diberi banyak kemudahan oleh-Nya. Ternyata nasihat nenek benar. Begitu kujalankan puasa Senin-Kamis, sangat banyak kemudahan dalam menjalankan kehidupanku sehari-hari. Contohnya, aku lulus dari SMA dengan menilai cukup baik. Yang paling menonjol adalah bahasa Inggris dan keterampilan elektronika mendapat nilai memuaskan. Tapi tentu saja dibarengi dengan belajar yang sungguh-sungguh pula.
... Ternyata nasihat nenek benar. Begitu kujalankan puasa Senin-Kamis, sangat banyak kemudahan dalam menjalankan kehidupanku sehari-hari...
Yang paling jelas lagi, ketika aku memasuki pendidikan pelayaran  tahun 1978. Untuk memasuki sekolah tinggi ini, tidaklah mudah. Tes ujian yang harus dihadapi sangatlah sulit. Terutama tes bahasa Inggris dan elektronik. Beruntung aku menyukai mata pelajaran ini sehingga aku bisa lolos dari ujian yang menurut teman-temanku cukup sulit.
Ternyata, mata pelajaran yang disodorkan di sekolah tinggi ini terasa rumit dan pelit terhadap nilai yang diberikan kepada mahasiswa. Para pengajar sangat saklek dalam memberi nilai. Bila kami memang harus dapat nilai 5, ya itu yang diberikan tanpa ada pertimbangan lain. Terutama mata kuliah elektronika.
Maha Besar Allah, lagi-lagi aku beruntung, nilai bagus dapat kuperoleh sehingga aku mampu menyelesaikan sekolah tinggi dalam waktu dua tahun. Jadi, begitu lulus pada usia dua puluh tahun, aku pun bisa bekerja di perusahaan pelayaran dengan mudahnya.
Mungkin Anda akan bertanya kenapa aku berminat bekerja di pelayaran? Ini dipengaruhi tempat tinggalku di Koja, Jakarta Utara,  yang lokasinya 3 km dari pantai, banyak tetanggaku bekerja di pelayaran. Gaji sebagai pelayar tentu cukup menggiurkan, keliling dunia sungguh menyenangkan. Hal tersebut yang cukup memotivasiku untuk mengambil profesi sebagai pelayar. Alhamdulillah, semua impianku bisa terwujud.
Dengan demikian, aku bisa berbagi rezeki kepada ayah dan ibu serta keempat adikku. Sebagai anak sulung, tentu aku merasa bahagia bila bisa berbagi dengan orang-orang  yang kusayang. Kebahagiaanku lainnya, bisa bekerja sebagai perwira elektronik sambil pesiar ke berbagai belahan dunia. Kunikmati keindahan alam dari kota-kota terkenal di seluruh dunia. Yang paling lama dan berkesan adalah Jepang, Italia, dan Venesia. Negara dengan kota-kotanya yang indah.
Memang kebanyakan orang berpandangan negatif terhadap pelayar. Mereka dianggap senang main perempuan, foya-foya, judi, meminum minuman keras, diskotek, serta pandangan negatif lainnya. Padahal tidak semua begitu. Dengan ibadah yang taat, aku dan beberapa temanku mampu menepis semua godaan yang menyesatkan itu. Semua itu kan karena niatnya bekerja ya bekerjalah jangan tengok kiri kanan yang justru akan menyesatkan.
... kebanyakan orang pelayar senang main perempuan, foya-foya, judi, meminum minuman keras, diskotek, serta hal negatif lainnya. Tapi dengan ibadah yang taat, aku dan beberapa temanku mampu menepis semua godaan yang menyesatkan itu...
Hal yang paling menyenangkan bila aku turun dari kapal di dalam negeri. Aku pasti mampir ke restoran atau rumah makan yang menyediakan makanan lezat khas daerah tersebut. Seperti ikan bakar, misalnya. Tapi bila aku keliling dunia (tahun 1979-1980) aku menyempatkan diri untuk beli barang-barang keperluanku yang antik hingga termoderen. Sementara di Jepang, Negara yang paling sering kukunjungi. Dinegeri ini, yang paling menyenangkan saat bermain panciko (sejenis game, red) dengan mendapatkan hadiah-hadiah menarik bila kita memenangkannya.
Aku bermain game ini hanya untuk seru-seruan saja guna menghilangkan kejenuhan. Yang paling kukagumi dari negeri ini adalah masyarakatnya yang ramah, jujur serta disiplin. Suatu ketika, kapalku mampir di Pulau Sekota, Jepang karena kapal dalam perbaikan, Pulau tersebut sangat sepi termasuk kendaraan pun jarang sekali lalu lalang.
Meski sepi, lampu merah (lampu lalu lintas, red) tetap ada. Saat aku dan teman-teman, ada juga seorang ibu yang mau menyeberang jalan. Dipikir karena sepi dan tidak ada kendaraan yang melintas, saat lampu merah menyala, kami tetap nyelonong menyeberang jalan. Tapi, tidak demikian dengan si ibu Jepang tersebut malah bingung melihat kelakuan kami. Hingga akhirnya kami malu dengan kelakuan kami yang tak disiplin. Disinilah kami melihat betapa disiplinnya mereka itu.
Aku pun, begitu mudahnya keluar masuk perusahaan pelayaran yang satu dengan yang lain. Hingga yang paling bonafide pun kudapatkan. Terakhir, aku berhasil masuk ke perusahaan yang mengelola kapal bermuatan kayu gelondongan dari Kalimantan. Atau sebut saja kapal bisnis. Yah, alhamdulillah, berbekal pengalaman serta kemudahan Yang Maha Kuasa, aku diberi kesempatan mencicipi pekerjaan yang menantang namun menyenangkan serta berpenghasilan lumayan. Rasa syukur tak terhingga yang kerap kulontarkan kepada Ilahi atas segala karunianya.
Rajin shalat sunnah, berbagai penyakitku sembuh
Keasyikan melaut, hampir membuatku lupa berumah tangga. Baru pada tahun, 1988, Allah SWT memberi jodoh dengan seorang gadis bernama Mia. Usiaku waktu itu, sudah mencapai 30 tahun. Meski terhitung telat, alhamdulillah kami dikarunia 2 putri cantik, sebut saja Nia dan Ria. Sekarang mereka telah duduk di bangku kuliah dan SLTA.  Salah satu putriku sudah menjadi artis sinetron. Sayangnya, rumah tangga kami kandas di tengah jalan. Dengan alasan ketidak-cocokan kami bercerai (tahun 2001). Sungguh pahit keputusan ini, tapi kusadari ini semua merupakan rencana Allah SWT. Aku pun bersabar kembali hidup melajang.
... rumah tangga kami kandas di tengah jalan. Dengan alasan ketidak-cocokan kami bercerai (tahun 2001). Sungguh pahit keputusan ini...
Sebelum perceraian itu terjadi, tahun 1994, terinspirasi dengan adikku, yang mendalami kanuragan sebuah ilmu kebatinan dengan menjalankan perintah agama dan menjauhi larangannya. Juga menjalankan puasa Senin Kamis, shalat malam, dan yang lainnya. Awalnya, adikku nakal sehingga dipanggil preman. Namun hidayah diperoleh lewat bapak angkatnya hingga menjadi anak shaleh dan taat beragama.
Sejak itulah, aku pun ikut memperdalam agama Islamnya. Bukan ilmu kebatinan yang ingin kuperoleh. Seperti diberikan kekebalan dan lain sebagainya. Setiap malam aku mulai menjalankan shalat tahajud serta witir. Kuperdalam lagi lewat sumber-sumber  lain,  seperti buku, pengajian, dan brosur.
Umumnya, shalat malam ini kulakoni, mulai jam 2 malam hingga shalat subuh tiba. Paginya, setelah sarapan aku melaksanakan shalat sunnah dhuha. Setelah itu, aku melaksanakan aktivitas lainnya.
Pada awalnya, aku mengalami kemalasan dan kekhawatiran. Berat rasanya bangun tidur di malam hari. Belum lagi mandi dengan air dingin sebelum shalat malam. Permulaan aku juga mengalami masuk angina serta keluhan lainnya. Bertahun-tahun kujalankan, seperti sudah terbiasa malah fisikku berangsur kuat.
... Keluhan yang sering kurasakan adalah sakit kepala sejenis migrant berkepanjangan, pilek menahun yang sulit sembuh, asam urat yang menjadikanku harus pantang jenis makanan tertentu...
Keluhan yang sering kurasakan adalah sakit kepala sejenis migrant berkepanjangan, pilek menahun yang sulit sembuh, asam urat yang menjadikanku harus pantang jenis makanan tertentu. Obat-obat warung sudah merupakan kewajibanku untuk dibawa ke mana pun untuk mengatasi keluhan yang kerap datang. Namun belakangan ini, semua keluhan ini hilang ini dengan sendirinya. Kuyakini karena shalat malam yang kujalankan. Wallahu a’lam..
Keluhan  lain yang kerap dihadapi orang berumur biasanya rematik dan asam urat yang menjadikanku harus diet makanan tertentu. Ribet memang! Tidak boleh mengkonsumsi sayuran hijau, toge, kacang-kacangan, hingga jeroan. Padahal jeroan ini yang paling kusuka. Apalagi, jeroan kambing. Anehnya, secara bertahap keluhan itu berkurang dan tidak muncul sama sekali.
Sekarang aku mulai melahap soto kambing tanpa rasa khawatir asam uratku kambuh. Hebat kan? Selain itu,  resepku yang jitu dalam memerangi rasa sakit adalah berusaha untuk tidak mengeluh. Sesakit apapun itu. Kenapa? Sesuai petuah almarhum nenekku, jangan terlalu sering mengeluh. Nikmati apapun yang diberikan Allah SWT. Meski yang diberikan itu berupa penyakit. Karena bila mengeluah berarti kita tidak menerima dengan ikhlas apa yang ditimpakan kepada kita.
... resepku yang jitu dalam memerangi rasa sakit adalah berusaha untuk tidak mengeluh, meski sesakit apapun itu. Ini sesuai petuah almarhum nenekku, jangan terlalu sering mengeluh. Nikmati apapun yang diberikan Allah SWT. Meski yang diberikan itu berupa penyakit...
Terhempas badai krisis
Tahun 1996, aku berhenti berlayar karena tergoda proyek Mechanical Electronic  (ME), yaitu sebuah perusahaan konsultan pengadaan, pemasangan termasuk  maintenance. Di perusahaan ini aku sebagai penyuntik dana.  Perusahaan yang dimotori adik kandungku bermitra dengan beberapa BUMN (Badan Usaha Milik Negara) sebagai sub-kontraktor. Tahun 1997, usaha kami kena imbas krisis ekonomi. Proyek kami sepi tidak sedahsyat pada awalnya. Bisnis kami hancur. Tapi alhamdulillah hatiku tidak ikut hancur. Karena kutahu, ini semua hanya merupakan cobaan Ilahi yang dilimpahkan kepadaku.  Saat itu, aku benar-benar diuji keimanannya..
Bisnisku semakin lama semakin melorot tajam sehingga kemewahan yang sempat kudapat perlahan menghilang. Namun aku tetap bersyukur. Allah SWT masih memberiku kesempatan untuk berbisnis. Di tengah ketidakstabilan ekonomiku, Yang Maha Besar, memberiku jodoh dengan seorang janda cantik dengan seorang putri. Kami menikah pada Juli 2006.
... shalat tahajud adalah solusi ampuh untuk menghadapi berbagai ujian hidupku, mulai dari pisah dengan anak-istri, bisnis hancur, kematian ibunda, dll. Dengan shalat malam ini, imanku bertambah sehingga mentalku kokoh menghadapi cobaan sedahsyat apapun, alhamdulillah...
Subhanallah. Kalau kurenungi jalan hidupku sejak remaja hingga saat ini, shalat tahajud adalah solusi ampuh untuk menghadapi berbagai ujian hidupku, mulai dari pisah dengan anak-istri, bisnis hancur, kematian ibunda, dll. Dengan shalat malam ini, imanku bertambah sehingga mentalku kokoh menghadapi cobaan sedahsyat apapun, alhamdulillah. Kuhadapi segala ujian hidup dengan ikhlas, tawakal dan tahajud. Semoga cerita ini bisa bermanfaat bagi pembaca.. Amien!
[Seperti yang dituturkan kepada Herawati Dachlan, reporter voa-islam.com]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar