Kamis, 10 Mei 2012

Pelajaran Berharga dari Ghana


Sudah sering terjadi, pertandingan sepakbola berakhir dengan korban yang tak semestinya. Permainan yang seharusnya menjunjung tinggi sportivitas itu kerap berakhir dengan korban jiwa, bahkan hingga ratusan orang dalam satu kejadian. Tragedi yang terjadi di Ghana 9 Mei 2001, atau tepat 11 tahun lalu, menjadi catatan hitam dunia sepakbola sekaligus menjadi pembelajaran berarti. Bahwa menangani pertandingan sepakbola yang suporternya begitu fanatik harus dilakukan dengan cara tertentu yang aman, penuh toleransi, tetapi tetap ketat menjaga situasi agar kejadian buruk tak terjadi. Kehadiran polisi di pinggir lapangan jangan sampai memprovokasi tapi justru harus menenangkan penonton yang beringas.
Saat itu berlangsung pertandingan dua klub papan atas Ghana, Accra Hearts sebagai tuan rumah melawan Asante Kotoko.Kedua tim sebenarnya sama-sama bermarkas di Accra sehingga ini merupakan derby yang panas. Penonton membludak. Meskipun dukungan penonton tuan rumah lebih banyak, tim tamu ternyata berhasil unggul. Bahkan hampir merayakan kemenangan karena hingga lima menit sebelum pertandingan berakhir mereka unggul 1-0. Namun di sisa lima menit terakhir tuan rumah berhasil membalikkan keadaan hingga unggul 2-1.
Kecewa dengan hasil itu suporter Kotoko mulai berulah dengan melempar botol-botol plastik ke tempat duduk para pemain lawan. Makin lama makin brutal. Polisi pun turun tangan.
ghana
Polisi menembakkan peluru asap ke kelompok penonton yang berulah. Ternyata itu menimbulkan kepanikan luar biasa. Penonton di tribun jadi ketakutan. Mereka berlarian menuju pintu keluar. Namun ternyata sejumlah pintu terkunci. Akibatnya banyak penonton yang tergencet dan terinjak. Selain mereka yang luka-luka, ada 127 orang yang meninggal. Ini adalah tragedi terburuk sepakbola di Afrika.
Menurut sejumlah tokoh sepakbola Ghana, tak seharusnya polisi menembakkan peluru asap ke penonton yang justru menimbulkan kepanikan. "Polisi masuk ke dalam stadion untuk menenangkan massa (penonton) bukan untuk membuat mereka panik," kata seorang pejabat asosiasi sepakbola Ghana. Sejumlah polisi kemudian diadili atas kesalahan prosedur itu.
Tragedi yang dikenal sebagai "The Accra Sports Stadium Disaster" ini menjadi bahan pelajaran bagi penyelenggara pertandingan sepakbola di seluruh dunia saat menghadapi penonton yang kecewa karena timnya kalah. Atau kerusuhan lain akibat ketidakpuasan mereka.

sumber : www.andriewongso.com 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar