Jumat, 04 Mei 2012

Abu Nawas dan Sebuah Lilin


Saat musim salju, Abu Nawas mengobrol dengan teman-temanya dikedai kopi,
abu nawas sesumbar dengan mengatakan cuaca saat itu tidak terlampau dingin,
Bahkan dia berani bertaruh sanggup bertahan tanpa pemanas.

“Kami memegang kata-katamu Abu Nawas, jika malam ini engkau sanggup
bertahan di alun-alun hingga pagi hari tanpa menggunakan alat pemanas, kami
akan membelikan makanan lezat untukmu, tapi sebaliknya, jika gagal, engkau
harus menjamu kami semua,” kata seorang pemuda.



“Baiklah, aku terima taruhan ini,” jawab Abu Nawas yakin


Malam itu, Abu nawas berdiri dialun-alun desa tanpa jaket sama sekali,
Meskipun cuaca sangat dingin. dan ia mampu bertahan hingga pagi. ”Aku
berhasil memenangkan taruhan” teriak Abu nawas dalam hati,



Keesokan harinya, dia mengunjungi teman-temanya dikeai kopi dan mengatakan
bahwa mereka harus menunaikan janjinya, Tetapi saat tiba di kedai kopi, ia
disambut dengan teriakan oleh kawan-kawanya,



Engkau kalah, Abu nawas, semalam sebelum tidur aku melihat nyala lilin
sekitar 30 meter dari tempatmu berdiri, panas lilin tersebut tentu saja
dapat menghangatkan tubuhmu,” kata salah seseorang.



“Lucu sekali, bagaimana bisa lilin dibelakang jendela menghangatkan orang
dari jarak 30 meter,” sanggah abu nawas. Akhirnya mereka berdebat, Abu
nawas terdesak dan tak bisa membantah. Ia dinyatakan kalah taruhan, dan
harus menyiapkan hidangan makan mlam dan ia harus menyiapkan semuanya.



Malam harinya mereka semua datang ke rumah abu nawas, sambil menunggu
hidangan tersedia, mereka tertawa dan bercanda menceritakan kisah-kisah
lucu. Sudah lama mereka menunggu, tetapi makan malam belum juga siap.



Melihat kegelisahan sahabat-sahabatnya, Abu nawas mencoba menghibur dan
mengatakan bahwa makanan akan siap sebentar lagi. Lalu ia meninggalkan
ruangan untuk menyiapkan makanan. Setelah lama dinanti, Abu nawas tak
muncul juga, dan makanan belum tersedia, padahal perut mereka sudah sangat
lapar. Karena tidak sabar, mereka memasuki dapur untuk melihat apakah ada
makanan di dalam. Didapur mereka melihat pemandangan yang luar biasa yang
sulit dipercaya. Abu nawas berdiri didekat panci besar yang diikatkan di
genting rumah dan dibawahnya terdapat cahaya lilin.



“Sabar sebentar sahabat-sahabatku. Makanan akan siap segera. Kalian liat
sendiri aku sedang memasak makanan,”ujar Abu nawas.



“Apakah engkau sudah gila Abu nawas? Bagaimana mungkin masakan itu dapat
masak dengan api sedemikian kecil sedangkan pancinya besar dan jauh dari
api?”



“Dalam urusan memasak engkau memang pintar kawan, jika lilin dibelakang
yang berjarak 30 meter ja dapat menghangatkan tubuh, maka pastilah api yang
sama dapat mendidihkan air yang aku masak ini.” Ujar Abu Nawas santai.



*K**awan-kawanya** nyengir semua.*

* *

*Sumber: Tidak Dikatahui*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar