Rabu, 29 Mei 2013

Gaji Besar Itu Tidak Penting

Sebentar lagi adik saya akan menjadi sarjana S1. Saya jadi teringat masa-masa awal lulus kuliah. Masa itu adalah periode yang sarat dengan gengsi. Kami yang lulus bersama berlomba-lomba melamar ke perusahaan bergengsi. Bagi yang mendapat panggilan kerja dari perusahaan bonafid, tanpa berkata-kata, setiap gerak-geriknya seperti berkata , "Gue berhasil nih!" Dan gengsi ini pun terus terbawa  hingga kini. Tidak hanya melulu soal gaji, apa yang kita “punya” juga menjadi satu indikator status sosial di masyarakat modern saat ini.

Namun apakah gaji yang besar menjamin bahwa kondisi keuangan seseorang itu sehat?

Saya beberapa kali menemukan kondisi keuangan seseorang atau keluarga yang kurang sehat. Gaji mereka seakan-akan selalu kurang dan hampir tidak memiliki tabungan. Apakah mereka orang yang bergaji hanya sedikit di atas UMP? Bukan. Kebanyakan dari kelompok ini justru adalah orang-orang yang memiliki akses sangat baik ke lembaga keuangan. Sayangnya kemudahan akses tersebut seringkali disalahgunakan. Mereka menganggap fasilitas seperti kartu kredit adalah “dana tambahan”, bukannya sekadar alat bantu pembayaran. Jika watak ini dikombinasikan dengan sifat konsumtif yang tinggi, fasilitas tadi mampu membenamkam seseorang ke dalam kolam utang.

Ada juga kisah pribadi atau keluarga dengan penghasilan cukup, yang mampu menjadi tuan atas uang yang dia miliki. Keluarga ini memiliki dana darurat, mampu menyiapkan dana pensiun untuk masa tua, dan siap membayar uang pangkal dan SPP sekolah anak-anak mereka saat diperlukan.

Kualitas kehidupan seseorang atau keluarga bukan tercermin dari penghasilannya, namun dari pengelolaan keuangannya.

Sebelum bergerak maju merencanakan keuangan lebih lanjut, ada baiknya Anda berhenti sejenak dan melakukan review seperti apa kondisi keuangan saat ini. Salah satu yang bisa digunakan adalah rasio keuangan. Rasio keuangan bisa dibuat jika terdapat data keuangan seperti laporan net worth (berisi nilai aset dan utang) serta laporan cashflow (berisi pendapatan dan pengeluaran keluarga). Kejujuran Anda dalam membuat laporan net worth dan cashflow adalah kunci keakuratan perhitungan rasio keuangan. Dengan begitu Anda tahu dari mana harus mulai menata keuangan.

Rasio keuangan yang pertama adalah debt-service ratio atau rasio pembayaran cicilan utang. Rumusnya adalah sebagai berikut:


Debt Service Ratio adalah rasio pembayaran cicilan setiap bulannya. Di bagian total cicilan utang bulanan bisa dimasukkan cicilan KPR, cicilan kendaraan bermotor, cicilan kartu kredit, dan cicilan lainnya. Kondisi keuangan dikatakan sehat jika nilainya dibawah 35%.

Contohnya, Andi saat ini memiliki pendapatan bulanan sebesar Rp5 juta, lalu dia ambil cicilan motor sebesar Rp1,5 juta per bulan dan ada cicilan kartu kredit sebesar Rp500 ribu per bulan. Dengan total cicilan sebesar Rp2 juta, berarti debt service ratio Andi adalah sebesar 40%. Bisa dikatakan Andi kondisi keuangannya kurang sehat.

Rasio keuangan yang kedua adalah saving ratio atau rasio menabung. Rumusnya sebagai berikut:



Saving ratio mengukur potensi menabung yang bisa dilakukan. Tabungan bulanan maksudnya adalah tabungan rutin bulanan yang sudah rutin dilakukan, sedangkan sisa cashflow  bulanan biasanya adalah surplus antara pendapatan bulanan dan total pengeluaran bulanan yang mungkin belum teralokasikan.

Contohnya, Keluarga Danang saat ini memiliki pendapatan gabungan (suami + istri) sebesar Rp10 juta, tabungan rutin Rp500 ribu, dan pengeluaran rutin lainnya sebesar Rp8,5j uta termasuk cicilan utang KPR. Jika dihitung cashflow-nya, terdapat sisa sebesar Rp1j uta. Berarti keluarga Danang memiliki saving ratio sebesar 15%.  Dari pengukuran saving ratio bisa dikatakan kondisi keuangan keluarga Danang sehat.

Ada beberapa rasio keuangan lainnya selain dua rasio keuangan di atas, namun dari kedua rasio keuangan tersebut, Anda bisa membuat acuan untuk mengambil keputusan keuangan. Debt service ratio bisa kita jadikan patokan untuk berpikir apakah kondisi keuangan Anda masih sehat jika mengambil kredit atau pinjaman tambahan. Sedangkan saving ratio bisa dijadikan patokan apakah dengan meningkatnya gaji, diikuti pula dengan peningkatan rasio uang yang ditabung. Jangan-jangan kenaikan gaji habis dimakan oleh kenaikan biaya hidup atau peningkatan lifestyle.

Saya pernah bertemu orang yang bergaji Rp30 juta, tapi menyisihkan Rp3 juta per bulan saja sulit sekali. Di lain waktu, saya juga bertemu keluarga muda yang berpenghasilan gabungan Rp12 juta dan mampu menyisihkan 41% dari gajinya untuk investasi bulanan.

Jadi, sekarang sudah bukan jamannya lagi bertanya, “Berapa besar gaji lo?” melainkan “Berapa besar yang bisa disisihkan untuk masa depan?”.

Jerry
Independent Financial Planner
Quantum Magna Financial
QM Financial


dikutip dari : www.yahoo.com

60 Tahun Penakluk Everest

Tepat 60 tahun lalu, 29 Mei 1953, pendaki asal Selandia Baru, Edmund Hillary yang ditemani sherpa asal Nepal Tenzing Norgay, berhasil mencapai puncak Everest. Merekalah dua orang pertama yang berhasil mencapai puncak tertinggi di dunia.

Prestasi itu menjadi sejarah karena setelah sekian kali manusia mencoba akhirnya Everest bisa ditaklukkan juga. Semula sulit membayangkan ada yang mampu mengatasi tingginya gunung dan ekstremnya cuaca di puncak Everest. Lalu Clinton Thomas Dent, presiden Alpine Club, kelompok pendaki gunung, menuliskan bahwa sangat mungkin manusia mencapai puncak Everest. Ia mengungkapkan pendapatnya itu dalam bukunya, Above the Snow Line.

Setelah itu percobaan demi percobaan dilakukan hingga akhirnya Hillary dan Norgay berhasil mendakinya. Apa rahasia kesuksesan Hillary? “Tak seorang pun mendaki gunung untuk alasan ilmu (sains). Sains digunakan untuk mengumpulkan uang, uang untuk ekspedisi, jadi Anda mendaki benar-benar karena ingin mendaki,” katanya. Seperti itulah sehingga pantas jika Hillary disebut pendaki gunung sejati.

Berikut catatan penting pendakian Everest:
1953
Edmund Hillary dan Tenzing Norgay jadi orang pertama mencapai Everest.
1965
Nawang Gombu, orang pertama yang mencapai puncak Everest dua kali.
1975
Junko Tabei, perempuan pertama mencapai puncak Everest.
1978
Pencapaian ke puncak pertama tanpa bantuan oksigen tambahan yang dilakukan oleh Reinhold Messner dan Peter Habeler.
1980
Reinhold Messner, orang pertama yang mencapai puncak sendirian.
2001
Erik Weihenmayer, orang buta pertama yang mencapai puncak Everest
2010
Jordan Romero (13 tahun), pendaki termuda mencapai puncak.
2012
Tamae Watanabe, pendaki perempuan tertua mencapai puncak.

2013Yuichiro Miura, 80 tahun, pendaki tertua mencapai puncak.

sumber : www.andriewongso.com


Selasa, 28 Mei 2013

Kebersihan Hati

Pepatah Tiongkok kuno mengatakan: Jangan pernah ada niat untuk mengganggu orang lain. Namun jangan pernah melepas niat untuk selalu waspada. (害人之心不可有, 防人之心不可无 | hai ren zhi xin bu ke you, fang ren zhi xin bu ke wu). 

Mungkin sudah menjadi sifat dari sebuah kesuksesan, sukses selalu membawa dampak positif dan negatif. Dampak positif berupa rasa kagum, pengakuan, dan penghargaan. Sedangkan dampak negatifnya berupa rasa iri, dengki, dan benci melihat orang lain sukses.

Manusia karena terkungkung jiwa yang sempit, sering kali merasa iri dan dengki sehingga sulit untuk menerima dan mengakui kemajuan, kebahagiaan, dan kesuksesan orang lain. Sungguh kasihan dan menderita orang yang menyimpan perasaan dendam, iri dan dengki. Karena perasaan seperti itu sangat tidak sehat bagi kesehatan jiwa dan akan sulit mendatangkan kebahagiaan dan ketenangan dalam kehidupannya. Rasa iri dan benci memunculkan niatan negatif. Bisa berupa pelecehan, penghinaan, prasangka, sikap sinis, dan bila pikiran negatif itu semakin kuat merongrong kita, mampu menimbulkan niatan untuk mengganggu, merugikan, menyakiti, atau bahkan mencelakakan orang lain.

Maka seperti pepatah tadi: 害人之心不可有, 防人之心不可无 (ai ren zhi xin bu ke you, fang ren zhi xin bu ke wu): Jangan pernah ada niat di hati untuk mengganggu orang lain. Dan pada saat yang sama, jangan sampai kita hilang kewaspadaan saat berproses maupun saat meraih keberhasilan. Kewaspadaan bisa diwujudkan dalam bentuk sikap yang ramah, mampu beradaptasi di segala medan, atau bisa menempatkan diri di tengah-tengah bermacam kepribadian dan kepentingan.

Ingat: Sukses tidak selalu diukur dengan materi atau popularitas. Sukses juga diukur dari kesehatan mental kita. Kita layak disebut sukses jika mental kita sehat. Maka dari itu, mari kita selalu introspeksi diri. Apakah kita memang sedang mengidap penyakit mental? Apakah kita telah kehilangan sifat-sifat manusiawi yang paling hakiki? Jika demikian adanya, kita harus sehatkan kembali mental kita. Buang segala bentuk iri dan dengki. Buang semua niatan negatif yang menggerogoti mental kita. Kita songsong hidup penuh sahaja. Senang atau bahagia melihat orang lain atau teman kita sukses. Dan kita sendiri tetap belajar, belajar, dan berjuang untuk meraih kehidupan yang lebih bernilai.

sumber : www.andriewongso.com

Kebiasaan Berinisiatif Berbuat Baik

Dalam kehidupan sehari-hari, ada banyak hal sederhana yang sebenarnya justru penting. Sayang, banyak orang yang lupa melakukannya. Membuang bungkus permen di tempat sampah, memberi tempat duduk pada ibu hamil atau orang tua di angkutan, bertegur sapa dengan tetangga dekat, menyingkirkan batu atau paku di jalan, hingga sekadar tersenyum pada orang yang kita kenal. Semua itu, sepertinya memang hal yang remeh/kecil, namun jika dilakukan dengan penuh ketulusan, akan melahirkan banyak kebaikan.

Karena itu, kita perlu menjadi insan yang selalu mau berinisiatif. Termasuk, pada hal-hal remeh tersebut. Sebab, dari hal yang kecil, perbuatan baik bisa terus menular. Sekadar menolong satu orang dengan perbuatan ringan, akan melahirkan kebahagiaan. Apalagi, jika rasa bahagia itu terus menular untuk mendorong perbuatan baik lainnya. Sehingga, satu inisiatif perbuatan baik, akan melahirkan contoh nyata kebaikan lainnya.

Mari, jadikan setiap hari selalu penuh inisiatif untuk berbuat baik. Lakukan hal-hal kecil namun penuh kebaikan. Lakukan setiap saat, lakukan dengan ketulusan. Niscaya, lingkungan sekitar kita akan tumbuh penuh “bunga” keindahan kehidupan yang membahagiakan.

sumber : www.andriewongso.com

Jumat, 24 Mei 2013

Ini Sebabnya Nyamuk Malaria Gemar Mengisap Darah Manusia

Penelitian di Inggris menemukan fakta unik tentang mengapa nyamuk malaria sangat tertarik untuk mengisap darah manusia.
Ini-Sebabnya-Nyamuk-Malaria-Gemar-Mengisap-Darah-ManusiaTim peneliti dari London School of Hygiene and Tropical Medicine (LSHTM), Belanda, mendata berbagai cara penularan penyakit malaria pada manusia.
Studi tersebut menemukan bahwa saat nyamuk berpindah ke tubuh seseorang dia akan bereproduksi dan menginfeksi. Dan salah satu penyebab ketertarikan nyamuk malaria menempel di tubuh seseorang adalah karena bau keringat orang yang bersangkutan.
Kesimpulan ini didapat setelah peneliti menganalisa nyamuk malaria yang telah terjangkit Plasmodium falciparum, sebuah parasit mematikan yang dapat menginfeksi tubuh manusia. Nyamuk tersebut ditempatkan dalam box yang didalamnya terdapat beberapa stocking yang salah satunya sudah digunakan selama 20 jam oleh pemiliknya.
Dari penelitian tersebut diketahui bahwa dari beberapa stocking yang diletakkan di dalam box, stocking yang sudah dikenakan selama 20 jam tersebut dihinggapi lebih banyak nyamuk malaria ketimbang stocking lainnya, seperti diberitakan BBC.
Inilah yang menjadi kesimpulan peneliti bahwa bau keringat merupakan aroma pemikat yang sangat menarik bagi nyamuk malaria untuk mengisap darah dan menginfeksi tubuh seseorang.

Hasil studi ini telah dimuat dalam jurnal Plos One. (dan)
sumber :http://id.she.yahoo.com/ini-sebabnya-nyamuk-malaria-gemar-mengisap-darah-manusia-022356230.html

Rabu, 08 Mei 2013

Penyesalan Yang Terlambat (Ayah.. kembalikan tangan Dita !)

Bismillahir-Rahmanir-Rahim … Sepasang suami isteri – seperti pasangan lain di kota-kota besar meninggalkan anak-anak diasuh pembantu rumah sewaktu bekerja. Anak tunggal pasangan ini, perempuan cantik berusia tiga setengah tahun. Sendirian ia di rumah dan kerap kali dibiarkan pembantunya karena sibuk bekerja di dapur. Bermainlah dia bersama ayun-ayunan di atas buaian yang dibeli ayahnya, ataupun memetik bunga dan lain-lain di halaman rumahnya.
Suatu hari dia melihat sebatang paku karat. Dan ia pun mencoret lantai tempat mobil ayahnya diparkirkan , tetapi karena lantainya terbuat dari marmer maka coretan tidak kelihatan. Dicobanya lagi pada mobil baru ayahnya. Ya… karena mobil itu bewarna gelap, maka coretannya tampak jelas. Apalagi anak-anak ini pun membuat coretan sesuai dengan kreativitasnya.
Hari itu ayah dan ibunya bermotor ke tempat kerja karena ingin menghindari macet. Setelah sebelah kanan mobil sudah penuh coretan maka ia beralih ke sebelah kiri mobil. Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya, gambarnya sendiri, lukisan ayam, kucing dan lain sebagainya mengikut imaginasinya. Kejadian itu berlangsung tanpa disadari oleh si pembantu rumah.
Saat pulang petang, terkejutlah pasangan suami istri itu melihat mobil yang baru setahun dibeli dengan bayaran angsuran yang masih lama lunasnya. Si bapak yang belum lagi masuk ke rumah ini pun terus menjerit, “Kerjaan siapa ini !!!” …. Pembantu rumah yang tersentak engan jeritan itu berlari keluar. Dia juga beristighfar. Mukanya merah padam ketakutan lebih-lebih melihat wajah bengis tuannya. Sekali lagi diajukan pertanyaan keras kepadanya, dia terus mengatakan ‘ Saya tidak tahu..tuan.” “Kamu dirumah sepanjang hari, apa saja yg kau lakukan?” hardik si isteri lagi.
Si anak yang mendengar suara ayahnya, tiba-tiba berlari keluar dari kamarnya. Dengan penuh manja dia berkata “Dita yg membuat gambar itu ayahhh.. cantik …kan!” katanya sambil memeluk ayahnya sambil bermanja seperti biasa.. Si ayah yang sudah hilang kesabaran mengambil sebatang ranting kecil dari pohon di depan rumahnya, terus dipukulkannya berkali-kali ke telapak tangan anaknya . Si anak yang tak mengerti apa apa menagis kesakitan, pedih sekaligus ketakutan. Puas memukul telapak tangan, si ayah memukul pula belakang tangan anaknya.
Sedangkan Si ibu cuma mendiamkan saja, seolah merestui dan merasa puas dengan hukuman yang dikenakan. Pembantu rumah terbengong, tidak tahu harus berbuat apa… Si ayah cukup lama memukul-mukul tangan kanan dan kemudian ganti tangan kiri anaknya. Setelah si ayah masuk ke rumah diikuti si ibu, pembantu rumah tersebut menggendong anak kecil itu, membawanya ke kamar.
Dia terperanjat melihat telapak tangan dan belakang tangan si anak kecil luka-luka dan berdarah. Pembantu rumah memandikan anak kecil itu. Sambil menyiramnya dengan air, dia ikut menangis. Anak kecil itu juga menjerit-jerit menahan pedih saat luka-lukanya itu terkena air. Lalu si pembantu rumah menidurkan anak kecil itu. Si ayah sengaja membiarkan anak itu tidur bersama pembantu rumah. Keesokkan harinya, kedua belah tangan si anak bengkak. Pembantu rumah mengadu ke majikannya. “Oleskan obat saja!” jawab bapak si anak.
Pulang dari kerja, dia tidak memperhatikan anak kecil itu yang menghabiskan waktu di kamar pembantu. Si ayah konon mau memberi pelajaran pada anaknya. Tiga hari berlalu, si ayah tidak pernah menjenguk anaknya sementara si ibu juga begitu, meski setiap hari bertanya kepada pembantu rumah. “Dita demam, Bu”…jawab pembantunya ringkas. “Kasih minum panadol aja ,” jawab si ibu. Sebelum si ibu masuk kamar tidur dia menjenguk kamar pembantunya. Saat dilihat anaknya Dita dalam pelukan pembantu rumah, dia menutup lagi pintu kamar pembantunya.
Masuk hari keempat, pembantu rumah memberitahukan tuannya bahwa suhu badan Dita terlalu panas. “Sore nanti kita bawa ke klinik.. Pukul 5.00 sudah siap” kata majikannya itu. Sampai saatnya si anak yang sudah lemah dibawa ke klinik. Dokter mengarahkan agar ia dibawa ke rumah sakit karena keadaannya susah serius. Setelah beberapa hari di rawat inap dokter memanggil bapak dan ibu anak itu. “Tidak ada pilihan..” kata dokter tersebut yang mengusulkan agar kedua tangan anak itu dipotong karena sakitnya sudah terlalu parah dan infeksi akut…”Ini sudah bernanah, demi menyelamatkan nyawanya maka kedua tangannya harus dipotong dari siku ke bawah” kata dokter itu. Si bapak dan ibu bagaikan terkena halilintar mendengar kata-kata itu. Terasa dunia berhenti berputar, tapi apa yg dapat dikatakan lagi.
Si ibu meraung merangkul si anak. Dengan berat hati dan lelehan air mata isterinya, si ayah bergetar tangannya menandatangani surat persetujuan pembedahan. Keluar dari ruang bedah, selepas obat bius yang disuntikkan habis, si anak menangis kesakitan. Dia juga keheranan melihat kedua tangannya berbalut kasa putih. Ditatapnya muka ayah dan ibunya. Kemudian ke wajah pembantu rumah. Dia mengerutkan dahi melihat mereka semua menangis. Dalam siksaan menahan sakit, si anak bersuara dalam linangan air mata. “Ayah.. ibu… Dita tidak akan melakukannya lagi…. Dita tak mau lagi ayah pukul. Dita tak mau jahat lagi… Dita sayang ayah..sayang ibu.”, katanya berulang kali membuatkan si ibu gagal menahan rasa sedihnya. “Dita juga sayang Mbok Narti..” katanya memandang wajah pembantu rumah, sekaligus membuat wanita itu meraung histeris.
“Ayah.. kembalikan tangan Dita. Untuk apa diambil.. Dita janji tidak akan mengulanginya lagi! Bagaimana caranya Dita mau makan nanti ?… Bagaimana Dita mau bermain nanti ?… Dita janji tidak akan mencoret-coret mobil lagi, ” katanya berulang-ulang. Serasa hancur hati si ibu mendengar kata-kata anaknya. Meraung-raung dia sekuat hati namun takdir yang sudah terjadi tiada manusia dapat menahannya. Nasi sudah jadi bubur. Pada akhirnya si anak cantik itu meneruskan hidupnya tanpa kedua tangan dan ia masih belum mengerti mengapa tangannya tetap harus dipotong meski sudah minta maaf…Tahun demi tahun kedua orang tua tersebut menahan kepedihan dan kehancuran bathin sampai suatu saat Sang Ayah tak kuat lagi menahan kepedihannya dan wafat diiringi tangis penyesalannya yg tak bertepi…, Namun…., si Anak dengan segala keterbatasan dan kekurangannya tersebut tetap hidup tegar bahkan sangat sayang dan selalu merindukan ayahnya..

sumber : http://kisahislami.com

Selasa, 07 Mei 2013

"KATA-KATA HIKMAH"

Nasehat Kubur:
1). Aku adalah tempat yg paling gelap di antara yang gelap, maka terangilah aku dgn TAHAJUD.
2). Aku adalah tempat yang paling sempit, maka LUASKAN aku dengan ber SILATURAHIM.
3). Aku adalah tempat yang paling sepi maka RAMAIkanlah aku dengan perbanyak baca AL-QUR'AN.
4). Aku adalah tempatnya binatang-binatang yang menjijikan maka racunilah ia dengan Amal SEDEKAH
5). Aku yang menyepitkanmu hingga hancur bilamana tidak Solat, bebaskan sempitan itu dengan SOLAT
6). Aku adalah tempat untuk merendammu dengan cairan yang sangat amat sakit, bebaskan rendaman itu dengan PUASA..
7). Aku adalah tempat Munkar dan Nakir bertanya, maka Persiapkanlah jawapanmu dengan Perbanyak mengucapkan Kalimah "LAILAHAILALLAH"..
Dahsyatnya Bangun Pagi, Tahajud , Subuh dan Dhuha
Silakan LIKE dan SHARE, Semoga bermanfaat
dan menginspirasi dan menjadi renungan bagi sahabat yang lainnya.
silakan gabung juga di Buah Hatiku
Semoga ada hal yang bermanfaat yang terdapat di dalamnya

Cahaya Kehidupan

Alkisah, Putri diterima di perguruan tinggi dan harus pindah ke luar kota. Orangtuanya membelikan sebuah rumah mungil yang sudah direnovasi—selain untuk investasi, juga untuk membantu kelancaran putri semata wayangnya yang sekarang mulai duduk di bangku kuliah. Sebagai anak tunggal, semua kebutuhan Putri disediakan oleh orangtuanya, bahkan tanpa diminta sekalipun.

Setelah pindah beberapa hari, Putri sadar, di sebelah tempat tinggalnya ada rumah yang tampak sangat sederhana, dengan tiga orang penghuni di dalamnya—seorang ibu muda dengan dua anaknya.

Suatu malam, terjadi hal yang tidak diinginkan. Lampu mati! Putri segera meraih telepon genggamnya dan menyalakan layar untuk menerangi sekitarnya. “Huuh…..apa-apaan nih! Mana mau ngerjain tugas, pakai mati lampu segala!” keluh Putri dengan perasaan jengkel.

Tidak lama kemudian, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu berulang-ulang diikuti teriakan nyaring, “Kakaaak... Kakaaak!” Putri membalas berteriak dari dalam, “Hai… Siapaaaa?”
“Saya. Kak. Anak sebelah rumah. Kakak punya lilin..?”

Sambil berjalan menghampiri pintu, Putri sempat berpikir, “Anak sebelah tuh, jangan-jangan mau minta-minta. Nanti jadi kebiasaan minta deh.” Jadi segera dijawab, “Tidak punyaaa!”
“Tolong buka pintunya Kak,” kata anak itu mengulang, bertepatan ketika si Putri telah di ambang pintu, dan membukanya.

“Kak, saya dan mama khawatir.. Di sini kan sering mati lampu. Kakak orang baru, pasti belum tersedia lilin. Ini Kak, mama menyuruh saya untuk membawakan lilin untuk kakak,” seraya tangan mungilnya mengangsurkan 2 batang lilin ke arah Putri.

Putri sejenak terpana, dia segera jongkok dan memeluk tubuh mungil di hadapannya sambil mengeluarkan suara tercekat. “Terima kasih, adik kecil. Tolong sampaikan ke mamamu ya, terima kasih..”

Putri malu pada dirinya sendiri yang telah berpikiran jelek dan tidak menyangka bahwa tetangganya yang tampak begitu sederhana justru menunjukkan kebesaran jiwa dengan mengkhawatirkan dirinya dan bahkan memberi lilin, seolah cahaya kehidupan. Bukan seperti pemikirannya, bahwa si miskin yang datang mengetuk pintu pasti bertujuan untuk mengganggu dan  meminta tolong atau menyusahkan kita saja.

Perasaan tidak nyaman dan prasangka buruk sering kali menguasai saat teman atau kerabat yang tidak mampu mengetuk pintu rumah kita atau menghubungi kita. Jangan-jangan.. cuma mau minta tolong. Sesungguhnya, jika ada teman atau kerabat yang sedang kesusahan, bukankah kita sedang diberi kesempatan untuk berbuat baik? Seperti hukum alam mengajarkan filosofi "tabur-tuai". Tanpa menabur kebaikan, bagaimana mungkin kita berharap bisa menuai kebaikan di masa depan? Mari kita melatih dan membiasakan jika ada kesempatan membantu orang lain. Tentu merupakan suatu kebahagiaan jika ada kesempatan untuk meringankan beban orang lain.

sumber : www.andriewongso.com