Rabu, 26 Desember 2012

Rahasia Dibalik Ciuman

Kecupan sayang ternyata memberi dampak yang luar biasa dalam prestasi dan menahan emosi dsb..

Dikisahkan, bahwa Abu Hurairah berjalan keluar bersama Rasulullah SAW. Selama di perjalanan, Rasululullah SAW tidak berbicara dengan Abu Hurairah, begitu pun sebaliknya, Abu Hurairah pun tidak berbicara dengan Rasulullah SAW. Ketika sampai di pasar Bani Qainuqa, Rasulullah duduk di perkarangan rumah Fatimah, lalu berkata: Apakah terdapat anak-anak di sana? Tidak lama kemudian, datanglah seorang anak kecil menghampiri Rasulullah, lalu Rasulpun memeluk dan menciumnya sambil berdoa:“Ya Allah …! sayangilah dia dan sayangi pula orang yang menyayanginya”. (H.R. Bukhari)Alangkah indahnya jika sebuah rumah dihiasi oleh cinta dan kasih sayang. Cinta yang tumbuh dari seorang anak kepada orang tuanya, dan sebaliknya, kasih sayang yang lahir dari orang tua kepada anaknya.



Betapa mencekamnya, jika sebuah rumah tidak dihiasi oleh cinta dan kasih sayang. Dia bagaikan neraka dunia. Tak ada percik cinta dan kasih sayang didalamnya, yang menjadikan hidupnya menjadi gersang bagaikan padang pasir yang tandus.

Oleh karena itu, berbahagialah mereka yang telah mendapatkan cinta dan kasih sayang di rumah. Karena rumah merupakan tempat untuk menemukan arti cinta yang sesungguhnya.

Cinta seringkali diekpresikan lewat ciuman. Seorang suami, sering mencium istrinya disaat dirinya akan berangkat ke kantor. Seorang ibu yang mencintai anaknya, dia seringkali mencium anaknya ketika akan tidur atau ketika akan berangkat ke sekolah.

Rasulullah saw adalah sosok yang paling sering memberikan ciuman dan belaian kepada anak-anak. Pada suatu hari, datang seorang kepala suku mengunjungi nabi dan melihat beliau sedang mencium cucunya. Dia (kepala suku) mengatakan kepada Nabi SAW, “saya mempunyai sepuluh orang anak, seorang di antara mereka tidak pernah saya cium.” Kemudian Rasulullah saw menjawab, “Kalau Allah tidak memberikanmu perasaan kasih sayang, apa yang dapat diperbuat-Nya untuk kamu?, Barangsiapa yang tidak mempunyai kasih sayang pada orang lain, dia tidak akan mendapatkan kasih sayang dari Allah SWT”. (H.R. Bukhari)

Dari peristiwa di atas, dapat disimpulkan bahwa sebenarnya wujud kasih sayang seorang ayah kepada anaknya tidak hanya dalam bentuk pemenuhuan kebutuhan materi saja, tetapi juga diperlukan sentuhan-sentuhan halus dari tangan seorang bapak.

Bahkan, sentuhan kasih sayang dan ciuman kepada seorang anak tidak hanya menunjukkan kecintaan seorang ayah kepada anaknya, tetapi juga bisa mengantarkan seorang ayah menjadi ahli surga. Suatu ketika Nabi Muhammad SAW. bersabda: “Perbanyaklah kamu mencium anak cucumu, karena imbalan dari setiap ciuman adalah surga”. (H.R. Bukhari)

Pemberian kasih sayang amatlah penting bagi perkembangan anak. Rasa kasih sayang yang dicurahkan oleh orang-orang di sekeliling anak merupakan dasar pembentukan watak si anak kelak. Ungkapan kasih sayang bukanlah hal yang boleh diremehkan. Namun bukan hal yang mustahil bila orang tua tidak terbiasa mengungkapkan rasa kasih sayangnya.

Hadis-hadis di atas dengan jelas mengajarkan kepada kita bahwa ciuman memiliki peranan penting dalam membangkitkan perasaan dan emosi anak, bahkan selain itu mampu meredakan perasaan amarahnya, dan menambah eratnya hubungan dan cinta dengan orang tuanya. Bagi anak, hal ini adalah suatu bukti rasa kasih sayang kedua orang tuanya. Seorang ibu atau bapak yang mencium anaknya membuktikan adanya perhatian terhadap anaknya.

Ciuman bukan hanya dianjurkan bagi orang tua kepada anak-anaknya, namun dianjurkan pula bagi pasangan suami – istri. Ketika suami akan berangkat kerja, maka dia harus mencium istrinya terlebih dahulu, begitu pun sebaliknya, ketika istrinya mau keluar rumah, maka suami pun harus mencium istrinya terlebih dahulu.

Karena Rasulullah selalu mencium istrinya setiapkali mau pergi ke masjid. Hal ini pernah disampaikan oleh Siti Aisyah melalui haditsnya, “Bahwa Nabi saw biasa mencium istrinya setelah wudhu, kemudian beliau shalat (di masjid).” (H.R. Abdur-Razaq) .

Hadits tersebut merupakan isyarat bagi kita, betapa pentingnya seorang suami maupun istri untuk selalu mencium pasangannya, sekalipun keluar rumahnya hanya beberapa saat. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga cinta dan kasih diantara mereka berdua.

Banyak penelitian yang mengungkap tentang keajaiban ciuman. Misalnya, penelitian yang dilakukan oleh salah satu Lembaga Asuransi Kehidupan di Amerika tentang pengaruh ciuman terhadap kehidupan manusia, dan hasilnya adalah: ”Sesungguhnya ciuman di pagi hari antara suami – istri memegang peranan penting yang lebih menyembuhkan daripada buah apel.

Suami yang mencium istrinya di pagi hari sebelum menuju tempat kerjanya, akan merasa tenang saat bekerja. Ciuman lebih menenangkan atau menahan urat saraf, dan lebih mampu menghadapi kebimbangan. Di samping memberikan ketenangan pikiran dan kelapangan serta ketentraman, juga memberikan kepuasan dan kebahagiaan serta kerelaan.”

Selain itu, penelitin tentang ciuman juga dilakukan oleh Dr. Coolman kepada ribuan orang, dan hasilnya cukup menguatkan, bahwa ciuman di pagi hari melahirkan keistimewaan tertentu dan susunan kimiawi, seperti memberikan perasaan senang dan lapang yang berbeda dengan perasaan internalnya.”

Bahkan Bernie Siegel, baru-baru ini melakukan penelitian tentang ‘khasiat’ ciuman seorang istri bagi suaminya maupun seorang ibu bagi anak-anaknya. Sampel diambil dari kalangan peserta (suami) yang naik mobil pribadi untuk ke kantor dan dibagi dalam dua kelompok.

Kelompok pertama adalah para suami yang berangkat ke kantor dengan terlebih dahulu dicium oleh sang istri, dan kelompok kedua adalah mereka yang pergi ke kantor tanpa dicium oleh sang istri. Setelah beberapa waktu ditemukan bukti yang menakjubkan.

Suami yang pergi ke kantor dengan ciuman sang istri lebih memiliki kemungkinan kecil untuk mengalami kecelakaan di perjalanan daripada mereka yang berangkat kerja tanpa merasakan kecupan mesra dari sang istri.

Ternyata kualitas dan antusias bekerja pun mengalami perbedaan yng cukup signifikan. Kecupan tulus sang istri ketika memberangkatkan suami bekerja ternyata telah meminimalisir kemungkinan hadirnya WIL (Wanita Idaman Lain).

Di pihak lain, seorang anak yang diberangkatkan sekolah oleh sang ibu dengan kecupan sayang ternyata memberi dampak yang luar biasa dalam prestasi sekolahnya, bahkan kecupan tersebut mampu meredam kemarahan untuk tidak berkelahi di sekolah daripada mereka yang diberangkatkan oleh baby sitter (pembantu).

Percaya atau tidak, hal ini merupakan hasil suatu penelitian yang spektakuler mengenai ciuman sang ibu.

Wallaahu a’lam..

Referensi Lainnya : http://kembanganggrek2.blogspot.com/
sUMBER :  KembangAnggrek2.blogspot.com

Senin, 17 Desember 2012

RIYADAHAH IBADAH & DOA

RIYADAHAH IBADAH & DOA 40HARI BAG I:

Bila ada hajat, atau mslh, sebaik2 Pnolong adlh Allah. Di antara obat termurah adlh doa. Tentu doa yg dikawal dg ksungguhan ibadah lainnya. Saya mmperkenalkn istilah riyadhah 40hr. Yg kdg tdk ditemukan dari diri qt adlh ksungguhan, kseriusan, ksinambungan amal (istiqomah, mujahadah, mudawamah). Saya ksh contoh sdrhn: Kwn2 pesantren pengen bikin taman di pondok. Budgetnya puluhan juta. Modal awal: 2jt. Kwn2 bagian itu kmudian mnyabarkan diri dg shalat, doa, &amalan2 lain. Tdk lsg buru2 memesan pohon2, rumput2 u/ taman. Kesatu, duitnya jauh dari cukup. Kedua, kalo dipaksain, jadi hutang. Karena itu, tempuhlah Jalan Allah. Shalat, doa, ibadah, dan sabar. Jgn lsg pengen jadi. Keinginan bikin taman itu. Dibuat misalnya, bulan depan. Sebelom bulan depan itu jatuh, sungguh2lah mendekatkan diri kpd Allah. Mereka shalat sunnah di atas tanah yg mau ditanemin pohon2 dan dibuatkan taman. Mereka ngaji Qur’an di atas tanah tsb. Mereka shalat malam di atas tanah itu. Angka bilangan riyadhah 40hr sekali lagi menunjukkan target kedisiplinan dan wkt yg cukup. Isinya riyadhah, standar2 aja. Ga ada yang aneh2. Dhuha 8 rokaat. Jamaah di masjid plus qobliyah ba’diyah. Tahajjud dan witir. Baca shalawat 10 s/d 100x atau lebih banyak dari ini, istighfar 3x s/d 70x atau lbh banyak dari ini. Baca Qur’an 1hr minim2 1 halaman. Cuma, di semua proses ibadah yg dilewati, diselipkan doa khusus selama riyadhah. Dalam kasus ini: Doa spy dibuatkan taman oleh Allah. Dari 40hr, misalnya 3hr saja terlewati, kalau kuat, kalau bagus, kalau disiplin, biasanya udah mulai rintik. Udah mulai ada tanda2. Apalagi 7hr, 14hr, 21hr, 40hr, surah al Fath, turun deh. Semua orang yg bermasalah dan punya hajat, saya sangat anjurkan masuk gerbang riyadhah ini. Untuk mendisiplinkan diri, pakai absen u/ diri sendiri. Dhuha apa kagak. Kalo dhuha, berapa rokaat. Berjamaah apa kagak? Ketinggalan takbir pertama apa kagak. Qobliyah ba’diyahnya gimana?

RIYADAH IBADAH & DOA 40HARI BAGIAN II:

Cek juga bacaan Qur’annya. 3hr, ya 3lbr. 7hr, ya 7lbr. 14hr, ya 14lbr. 40hr, ya 40lbr. Mestinya. Cek juga absen shalawat, absen istighfar. Daaaannn… Absen doanya. Beneran, kita ini suka ga serius ibadah dan doa. Ai mah punya hajat, ai mah punya masalah, eh ga dtg serius sama Yang Menggenggam Segala Urusan dan Masalah. Datanglah kpd Allah. Apalagi jika mau dtg dg keyakinan, kesabaran, dan kepasrahan. Dalam urusan kwn2 pesantren daarul qur’an yg pengen taman, bila riyadhah kwn2 kuat, maka taman itu jadi urusan Allah. 2jt yg ada, yg sebagai modal awal, ya kasihkan aja kepada pesantren lain sekalian. Sebab dibayarkan jadi dp, ya malah hutang. Toh kan pengen senen bkn berarti selasa harus jadi… Ya itu namanya sabar. Saya tuh ya, suka nanya sama yg dtg minta anak keturunan. Umpama mereka dtg ke saya, ashar. Saya tanya, tadi shalat zuhur? Shalat katanya. Terus saya tanya lagi, doa ga supaya punya anak? Jawabannya tdk mengherankan jika belom memiliki anak. Jawabannya, engga. Ditanya lagi, shubuh gimana? Dhuha ga tadi pagi? Ga doa, &ga shubuh. Doanya standar2 aja. Ga doa punya anak. Yah, walaupun ada yg memang ujiannya di situ, alias ga punya anak, namun bolehlah dijajal seriusin cara ini. Cara ini, cara riyadhah&doa 40hr, seolah mengikat kita u/ serius, sungguh2, & terus2an mendekatkan diri kitanya kpd Allah. Terapkan jg di urusan lain. Urusan dunia sekalipun, jika dibawa ke Allah, asli, akan jadi ibadah. Ga usah khawatir dg kalimat orang. Koq ibadah pengen dunia. Kita jawab dg senyuman, kami pengen dunia, ya mintanya sama yang punya dunia. Ga dapetnya, ya udah jd ibadah. Orang lain pengen doang, ga jd ibadah, qt jadiin apa yg qt pengenin jd ibadah. Orang lain, ga ada sabarnya, qt sabarin diri. Gitu. Ursn apa aja dah. Pengen motor, mobil, rmh? Drpd buru2 ngutang. Mending diasyikin aja dulu dhuha, tahajjud, ke masjid, mintaaaaaaaaa terus sama Allah. Saban2 hbs ibadah, apapun ibadahnya, doa kpd Allah a/ hajat qt.

RIYADHAH IBADAH & DOA 40HARI BAGIAN III:

Jgn lupa. Minta ampunan Allah jg yg serius. Minta husnul khatimahnya yg serius. Minta selamat dunia akhiratnya yg serius. Minta masuk surga, &ditutup neraka, jg yg serius. Maka, permintaan2 yg kyk gini, jg prmintaan sehat, panjang umur yg manfaat, anak keturunan yg saleh salehah, adlh prmintaan wajib, yg karenanya ga blh ditinggal, saat qt minta dunianya Allah. Saudara yg punya hutang, belom berjodoh, pengen pergi haji, pengen punya pekerjaan ttp, pengen punya usaha, ya begini jg. Saya mngingatkan diri saya, bl blm brhasil, ya terusin lg 40hr ke2, ke3, ke4, ke5, sampe seterusnya ada rasa nyaman di hati sdr. Siapa tau Allah tdk berikan dunia-Nya, tp Allah berikan diri-Nya. Ini kan malahan luar biasa. Apa sih yg lbh hebat dari ketenangan, &kecukupan? Apa jg yg lbh hebat manakala qt menemukan diri qt kemudian istiqomah shalat shubuh di masjid, berjamaah, 40hr I, 40hr ke-II, 40hr ke-III, dst? Qur’an jd brulang2 khatam? Dan tdk ada jg yg sungguh2 dtg ke Allah, kecuali Allah kasih betul dunia-Nya. Yakni manakala Allah melihat diri kita udah ga bahaya dikasih dunia. Ga silap, ga sombong, dan ga berubah. Terus, buat yang udah dapet, maka jangan tinggalin dah kebiasaan baik ini. Terusin. Hingga kemudian sudah ga pake riyadhah2an lagi. Dah ga pake absen2an lagi. Dari anak kecil, jadi yg dewasa. Di atas semua itu, sempurnakanlah perjalanan ini semua, dg sedekah. InsyaAllah dah. Jangan lupa juga doakan orang2 tua, sodara2, keluarga, anak2 kturunan, guru2, kerabat2, dan segenap kaum muslimin muslimat. Jangan doa buat diri sendiri doangan. Sip dah. Selamat membuat absen ibadah dan doa buat diri sendiri, dan selamat menempuh riyadhah ibadah dan doa 40hr. Saya doakan, dan doakan saya juga. Serta doakan yg lain, agar kuat dan sungguh2. Oh ya, bila ada item yg lolos dari cek list yg kita sungguh2in, ganti dengan amalan lain ya, yg sekiranya sepadan. Tinggal dhuha, tapi diganti dg 1 juz, gitu misalnya.

RIYADHAH IBADAH & DOA 40HARI BAGIAN TERAKHIR:

Jika ada yang mengatakan ini bid’ah, he he, ya bid’ah banget2. Tapi katakan, ini bid’ah hasanah. Bid’ah yg baik. Ga mengada2 koq. Ini buat tujuan yg baik, u/ perkara yg baik. Dan yg trkandung di dalamnya tidak ada yg baru, kecuali upaya mendisiplinkan belaka. Lagipun, kapan lagi mempersembahkan 40hr trbaik dalam seumur hidup Saudara b buat Allah. Sementara, aktifitas, ya tetap dilakukan. Ga mengganggu koq. Kitanya aja yg kelamaan ga disiplin dhuha, tahajjud, ke masjid, buka Qur’an, dll.
Salam, Yusuf Mansur.


sumber : http://yusufmansur.com/

Minggu, 16 Desember 2012

Peter Jackson Menggebrak Lagi dengan The Hobbit


Pekan ini film terbaru karya Peter Jackson diluncurkan: The Hobbit: An Unexpected Journey. Meski tidak memecahkan rekor, film tersebut menjadi top box office di Amerika Serikat dengan pemasukan sebesar US$84 juta di minggu pertamanya. Sukses itu menunjukkan bahwa film-film Jackson hampir selalu sukses.

Jackson lahir di Pukerua Bay, Selandia Baru, pada 31 Oktober 1961. Orangtuanya adalah imigran Inggris yang bukan orang kaya. Ayahnya, William Jackson hanya seorang tenaga administrasi yang juga veteran Perang Dunia II, sedangkan ibunya, Joan, seorang pekerja pabrik.

Sejak kecil Jackson memang tergila-gila pada film. Ia paling suka dengan serial film televisi Thunderbirds, Monty Python’s Flying Circus, serta King Kong. Saat usia sembilan tahun ia nonton film King Kong di televisi yang masih hitam putih (produksi tahun 1933). Ia masih ingat harinya. “Saat itu Jumat malam. Sejak melihat film King Kong itu saya sudah bertekad kalau sudah besar ingin jadi pembuat film,” katanya.

Minatnya pada film makin tinggi ketika teman ayahnya memberinya sebuah kamera film Super 8. Dengan kamera itu ia membuat film King Kong tiruan dengan berbagai cara (menggunakan mainan). Ia pun bercita-cita ingin membuat film dengan teknik yang canggih.

Kesan pada film King Kong begitu melekat sehingga ketika ia sudah menjadi sutradara besar, ia membuat film King Kong juga yang berhasil diwujudkan tahun 2005. Film itu sukses baik secara komersial maupun penghargaan. Di ajang Piala Oscar King Kong dinominasikan memenangkan empat Oscar. Namun ia hanya meraih 3.

Selain King Kong ia juga tergila-gila pada novel klasik karya JRR Tolkien, The Lord of the Ring. Novel itu ia wujudkan dalam trilogi film The Lord of the Ring yang juga sukses.  The Lord of the Rings: The Fellowship of the Ring yang diluncurkan tahun 2001 dinominasikan meraih 13 Oscar, namun Jackson hanya meraih empat. The Lord of the Rings: The Two Towers yang diluncurkan tahun 2002 meraik enam nominasi Oscar namun ia hanya berhasil meraih dua. Dan seri ketiga, The Lord of the Rings: The Return of the King, dinominasikan meraih 11 piala Oscar dan ternyata ia meraih seluruhnya, 11 Oscar. Berarti dari tiga The Lord of the Ring Jackson meraih 17 Piala Oscar.

Peluang meraih Oscar kembali muncul dari film yang pekan ini baru diluncurkan, The Hobbit. Bagi penggemar The Lord of the Ring, film ini wajib tonton karena berisi latar belakang kenapa The Lord of the Ring muncul.


sumber : www.andriewongso.com

Ibu.....

Alkisah, ada seorang anak yang bertanya pada ibunya, “Ibu, temanku tadi cerita kalau ibunya selalu membiarkan tangannya sendiri digigit nyamuk sampai nyamuk itu kenyang supaya ia tak menggigit temanku. Apa ibu juga akan berbuat yang sama?”

Sang ibu tertawa dan menjawab terus terang, “Tidak. Tapi, Ibu akan mengejar setiap nyamuk sepanjang malam supaya tidak sempat menggigit kamu atau keluarga kita.”

Mendengar jawaban itu, si anak tersenyum dan kembali meneruskan kegiatan bermainnya. Tak berapa lama kemudian, si anak kembali berpaling pada ibunya. Ternyata mendadak ia teringat sesuatu. “Terus Bu, aku waktu itu pernah dengar cerita ada ibu yang rela tidak makan supaya anak-anaknya bisa makan kenyang. Kalau ibu bagaimana?” Anak itu mengajukan pertanyaan yang hampir sama.

Kali ini sang Ibu menjawab dengan suara lebih tegas, “Ibu akan bekerja keras agar kita semua bisa makan sampai kenyang. Jadi, kamu tidak harus sulit menelan karena melihat ibumu menahan lapar.”

Si anak kembali tersenyum, dan lalu memeluk ibunya dengan penuh sayang. “Makasih, Ibu. Aku bisa selalu bersandar pada Ibu.”

Sembari mengusap-usap rambut anaknya, sang Ibu membalas, “Tidak, Nak! Tapi Ibu akan mendidikmu supaya bisa berdiri kokoh di atas kakimu sendiri, agar kamu nantinya tidak sampai jatuh tersungkur ketika Ibu sudah tidak ada lagi di sisimu. Karena tidak selamanya ibu bisa mendampingimu.”

Ada berapa banyak orangtua di antara kita yang sering kali merasa rela berkorban diri demi sang buah hati? Tidak sadarkah kita bahwa sikap seperti itu bisa menumpulkan mental pemberani si anak?

Jadi, adalah bijak bila semua orangtua tidak hanya menjadikan dirinya tempat bersandar bagi buah hati mereka, melainkan juga membuat sandaran itu tidak lagi diperlukan di kemudian hari. Adalah bijak jika para orangtua membentuk anak-anaknya sebagai pribadi mandiri kelak di saat orangtua itu sendiri tidak bisa lagi mendampingi anak-anaknya di dunia.

Minggu, 02 Desember 2012

Kisah Si Tukang Batu

Alkisah, ada seorang tukang batu yang melihat seorang pejabat yang naik mobil mewah. Lalu, ia berandai-andai.. jika bisa menjadi seperti pejabat itu, wah.., betapa bahagianya dia! Eh, harapannya didengar. Jadilah dia pejabat tinggi yang disegani, dihormati, dan pergi ke mana-mana naik mobil mewah.
 
Suatu hari, saat turun dari mobilnya, matahari bersinar amat terik sehingga dia kepanasan. Batinnya, "Matahari lebih hebat dari saya nih. Saya bisa kepanasan begini. Mendingan saya jadi matahari saja deh.." Harapannya didengar lagi. Jadilah dia matahari. Wah, dia sangat senang bisa menyinari bumi dengan panasnya. Pokoknya, tidak ada yang tahan dan tidak ada yang bisa melawan.

Nah, saat dia sedang asyik menyinari bumi, lewatlah awan yang menutupi sinarnya. Dia mengomel, "Kurang ajar nih awan, dia lebih hebat karena bisa menutupi cahayaku. Saya mau jadi awan saja deh!" Maka jadilah dia awan. Tapi tidak lama kemudian, dia ditiup pergi oleh angin.
 
"Waduh.., saya kalah sama angin. Angin ini kuat sekali! Lebih baik saya jadi angin, bisa menghembus semua hal di dunia ini hingga tiada sisa!" Maka, dia menjadi angin puyuh. Tapi saat sedang beraksi, ternyata ada satu benda yang tidak bisa dihembusnya. Bahkan, bergerak pun tidak. Itu adalah batu besar.

"Wah batu ini lebih kuat dari saya. Tidak bergerak sedikit pun saat saya hembus. Saya mau jadi batu besar saja!" Akhirnya dia pun menjadi batu. Tapi tidak lama kemudian, ada yang menghantamnya. Rupanya, ada tukang batu yang sedang berusaha menghancurkannya. Maka akhirnya orang yang menjadi batu itu hancur dalam ketidakpuasannya..
 
Pesan moral dari cerita di atas:

Bersyukurlah dalam segala hal. Tidak ada yang sempurna di dunia ini. Yang Maha Kuasa sudah memberikan yang terbaik bagi kita. Berkah, berkat, dan rezeki-Nya untuk kita yang percaya dan mau berjuang keras. Semangat pagi, selamat beraktivitas.

sumber : www.andriewongso.com

Sabtu, 01 Desember 2012

Kisah Bunga Mawar dan Pohon Bambu



Di sebuah taman, terdapat taman bunga mawar yang sedang berbunga. Mawar-mawar itu mengeluarkan aroma yang sangat harum. Dengan warna-warni yang cantik, banyak orang yang berhenti untuk memuji sang mawar. Tidak sedikit pengunjung taman meluangkan waktu untuk berfoto di depan atau di samping taman mawar. Bunga mawar memang memiliki daya tarik yang menawan, semua orang suka mawar, itulah salah satu lambang cinta.
Sementara itu, di sisi lain taman, ada sekelompok pohon bambu yang tampak membosankan. Dari hari ke hari, bentuk pohon bambu yang begitu saja, tidak ada bunga yang mekar atau aroma wangi yang disukai banyak orang. Tidak ada orang yang memuji pohon bambu. Tidak ada orang yang mau berfoto di samping pohon bambu. Maka tak heran jika pohon bambu selalu cemburu saat melihat taman mawar dikerumuni banyak orang.
“Hai bunga mawar,” ujar sang bambu pada suatu hari. “Tahukah kau, aku selalu ingin sepertimu. Berbunga dengan indah, memiliki aroma yang harum, selalu dipuji cantik dan menjadi saksi cinta manusia yang indah,” lanjut sang bambu dengan nada sedih.
Mawar yang mendengar hal itu tersenyum, “Terima kasih atas pujian dan kejujuranmu, bambu,” ujarnya. “Tapi tahukah kau, aku sebenarnya iri denganmu,”
Sang bambu keheranan, dia tidak tahu apa yang membuat mawar iri dengannya. Tidak ada satupun bagian dari bambu yang lebih indah dari mawar. “Aneh sekali, mengapa kau iri denganku?”
“Tentu saja aku iri denganmu. Coba lihat, kau punya batang yang sangat kuat, saat badai datang, kau tetap bertahan, tidak goyah sedikitpun,” ujar sang mawar. “Sedangkan aku dan teman-temanku, kami sangat rapuh, kena angin sedikit saja, kelopak kami akan lepas, hidup kami sangat singkat,” tambah sang mawar dengan nada sedih.
Bambu baru sadar bahwa dia punya kekuatan. Kekuatan yang dia anggap biasa saja ternyata bisa mengagumkan di mata sang mawar. “Tapi mawar, kamu selalu dicari orang. Kamu selalu menjadi hiasan rumah yang cantik, atau menjadi hiasan rambut para gadis,”
Sang mawar kembali tersenyum, “Kamu benar bambu, aku sering dipakai sebagai hiasan dan dicari orang, tapi tahukah kamu, aku akan layu beberapa hari kemudian, tidak seperti kamu,”
Bambu kembali bingung, “Aku tidak mengerti,”
“Ah bambu..” ujar mawar sambil menggeleng, “Kamu tahu, manusia sering menggunakan dirimu sebagai alat untuk mengalirkan air. Kamu sangat berguna bagi tumbuhan yang lain. Dengan air yang mengalir pada tubuhmu, kamu menghidupkan banyak tanaman,” lanjut sang mawar. “Aku jadi heran, dengan manfaat sebesar itu, seharusnya kamu bahagia, bukan iri padaku,”
Bambu mengangguk, dia baru sadar bahwa selama ini, dia telah bermanfaat untuk tanaman lain. Walaupun pujian itu lebih sering ditujukan untuk mawar, sesungguhnya bambu juga memiliki manfaat yang tidak kalah dengan bunga cantik itu. Sejak percakapan dengan mawar, sang bambu tidak lagi merenungi nasibnya, dia senang mengetahui kekuatan dan manfaat yang bisa diberikan untuk makhluk lain.
Daripada menghabiskan tenaga dengan iri pada orang lain, lebih baik bersyukur atas kemampuan diri sendiri, apalagi jika berguna untuk orang lain. [Vemale]

sumber : http://iphincow.wordpress.com



Jumat, 30 November 2012

Resep Gampang Menjadi Bahagia Ala Rene Suhardono

Bahagia bisa datang dari mana saja. Rene Suhardono punya resep sederhana untuk berbahagia bagi siapa saja. Apa kiatnya?

Namanya kurang familiar dengan nama orang Indonesia, kecuali nama tengahnya, Suhardono. Rene Suhardono Canoneo, itulah sosok yang belakangan cukup banyak mengisi dunia karier dan kehidupan di berbagai media. Bahkan, beberapa waktu lalu, ia sempat berbagi ruang seminar sebagai pengisi acara seminar “Innovation & Creativity”  yang mengundang tokoh besar Steve Wozniak, partner mendiang Steve Jobs dalam membesarkan Apple. Dari kesempatan sepanggung dengan Wozniak itu saja sudah jadi semacam “trademark” bahwa Rene (e yang pertama dibaca seperti menyebut e dari kata lengkap, e yang kedua dibaca seperti menyebut e dari kata ekonomi) memang namanya sedang “melambung” dan banyak dicari orang.

Namanya seolah telah jadi terjemahan bahasa Jawa, rene alias ke sini. Dengan begitu, ia sepertinya memang “ditakdirkan” menjadi orang yang selalu bisa “mengundang” orang lain, baik melalui kisah hidup, pencarian, hingga tips seputar karier—bertajuk UltimateU—yang ditulisnya di harian Kompas saban Sabtu. Tak ayal, mencari jadwal wawancara dengannya pun cukup sulit. Namun, semua itu tertebus dengan inspirasi kehidupan yang muncul dari wawancara singkatnya dengan Majalah LuarBiasa beberapa waktu lalu.

Bicara soal takdir, Rene mengaku bahwa dirinya pernah punya pengalaman sangat menakjubkan dengan “grand design” dari Sang Mahakuasa. “Ayah kandung saya orang Filipina, ayah yang membesarkan saya orang Yogya. Ayah kandung saya ini berpisah dengan ibu waktu saya masih sangat muda. Ini saya ketahui karena dulu saya di sekolah sempat belajar soal golongan darah. Namun itu saya simpan karena saya dibesarkan di keluarga penuh cinta kasih dan berkelimpahan,” sebutnya berkisah. “Kemudian muncul keinginan untuk mencari root saya, jati diri, bukan saya nggak hormati orangtua, justru saya ingin cari tahu saya dari mana sehingga dapat gambaran saya mau ke mana direction -nya. Akhirnya ketahuan ayah di Filipina. Waktu itu saya nekat ke sana hanya berbekal uang yang cukup untuk 6 hari dan Alhamdulillah di hari ke-5 saya bertemu dengan ayah kandung setelah sebelumnya mengalami 17 kebetulan yang jika dikaji dengan teori apa pun nggak mungkin tanpa ada grand design dari Tuhan. Itu misalnya mulai saya telat bangun sehingga nggak dapat jatah makanan dari hotel sehingga harus sarapan ke luar. Saat mau sarapan, makan kesenggol dan jatuh. Kebetulan itu mempertemukan dengan petugas semacam biro statistik di sana. Kemudian naik taksi, kebetulan lagi itu yang nyupirin famili ayah kandung saya.”

Di sinilah, muncul kesadaran, yakni bahwa tiap makhluk di dunia diciptakan dengan maksud tertentu yang telah ditentukan oleh Tuhan. “Tidak mungkin Tuhan menciptakan kita sembarangan saja.” Rene lantas menyebut, bahwa ia merasa bahwa dirinya diciptakan dengan suatu “tugas”. Dari sinilah pencarian demi pencarian dilakukannya. Semua itu mengantarnya untuk kemudian menjadi seorang career coach yang memiliki pandangan unik seputar karier. Dan, dari perjalanan panjang itulah, ia menemui bahwa proses perjalanan kehidupannya masih panjang dan terus mengalami berbagai pencarian. Rene juga mengaku, pengalaman itu kemudian menginspirasinya hingga kemudian membuatnya “berkenalan” lebih jauh dengan passion dan purpose dalam hidup. Dua hal inilah yang kemudian ditularkannya ke mana-mana, sebagai wujud pengabdiannya untuk menginspirasi orang.

Melalui proses itulah, ia kini dengan “gampang” menemui kebahagiaan. “Esensi bahagia nggak  usah dikejar, karena bahagia itu urusan kini dan sini; bukan nanti, tapi sekarang,” sebutnya ringan.

Bahagia Versi Rene


 
Sosok Rene sendiri memang terlihat selalu ceria. Bagi yang baru kali pertama mengenal, akan segera mudah mengakrabinya. “Syarat pertama untuk wawancara dengan saya jangan panggil saya dengan 'Pak', Rene saja. Lebih senang begitu,” ungkapnya sebelum memulai perbincangan dengan tim redaksi Majalah LuarBiasa, sehingga keakraban pun segera terjalin.

Bisa dibilang, Rene mengubah “sekadar” wawancara menjadi “kebahagiaan” dengan versinya. Kadang, guyonan ringan pun terlontar dari kisahnya. Sebuah kisah dituturkannya, untuk menggambarkan betapa bahagia itu mudah didapat di mana saja. Disebutnya, ada seorang sangat kaya bertemu dengan gelandangan yang sedang rileks, sembari bersiul dan menikmati hidupnya. Terbiasa bekerja keras, maka si kaya menyapa si gelandangan dan menyuruhnya agar mengubah nasib dengan bersekolah yang tinggi, kemudian bekerja, mengejar jabatan, membangun usahanya sendiri, hingga akhirnya nanti akan bisa bersantai setelah mendapatkan semuanya. Dengan santai, si gelandangan menjawab, jika semua itu ujungnya hanya untuk bersantai, dia sendiri saat ini merasa sudah santai, rileks, dan mendapatkan kebahagiaan dengan caranya.

Melalui kisah tersebut, Rene hendak bertanya sekaligus memperkuat “analisis”-nya, yakni bahwa untuk mendapatkan kebahagiaan sebenarnya sangat sederhana. “Tak usah dicari ke mana-mana, karena sejatinya bahagia itu sudah ada dalam diri. Tinggal, bagaimana keputusan kita sendiri untuk memaknai bahagia seperti apa,” tegasnya. “Bagi saya kenikmatan tertinggi adalah ketika kita tahu siapa kita. Kapan bisa discover ourself, kapan menemukan diri sendiri, bagaimana bisa menemukan clarity akan ke mana, bukan tujuannya, tapi clarity-nya. Tapi memang harus diakui, lebih mudah mengenali orang pakai Mercedes yang lebih mewah dari Avanza. Orang tinggal di Kebayoran Baru lebih keren dari di Jiung (Kemayoran), dan seterusnya. Jadi yang mudah sering kali menutupi yang esensi. Karena itu, jangan hanya kita berserah dengan yang mudah, tapi harus mencari  what really matters dalam hidup, maka kita akan banyak menemukan kebahagiaan.”

Begitulah, Rene dengan gampang “menyindir” stigma lingkungan yang kadang menjerumuskan pada kebahagiaan semu. Pangkat, jabatan, kekayaan, menurutnya memang tak salah untuk dikejar. Namun sebenarnya, ada yang jauh lebih penting untuk diwujudkan, yakni menyelami diri sendiri. “Dalam konsep ini bukan menjadi  becoming the best, tapi menjadi yourself best. Menjadi diri kita sebaik-baiknya. Bagi saya, sukses sebenarnya kalau seseorang itu serve the need of the world. Sukses itu adalah ketika dia menjadi dirinya yang terbaik dan dia melayani kebutuhan dunia (tanpa itu, artinya moral ground masih belum ada; dalam melakukan apa pun, tidak peduli sesukses apa pun, Anda dibilang orang lain).”

sumber : www.andriewongso.com

Local Wisdom Go Global

Hingga usianya melebihi 40 tahun, Martha Tilaar belum juga dikaruniai anak. Berbagai usaha sudah dilakukan, namun tak juga membuahkan hasil. Bahkan, penderitaannya menjadi-jadi saat dokter kandungan memberikan ultimatum menyakitkan. “Pada usia pernikahan ke-16, yaitu di usia ke-42, saya divonis bahwa kemungkinan besar saya tidak akan memperoleh anak seumur hidup. Hati saya sedih dan hancur. Perempuan mana yang mau menerima vonis tersebut,” katanya. Vonis itu tak sembarangan karena dikemukakan oleh empat orang ahli kandungan yang bergelar profesor.

Pulang ke rumah dengan kesedihan yang mendalam, ia kemukakan unek-uneknya pada suami tercinta, Prof. Dr. Henry Alexis Rudolf Tilaar. “Prof (saat itu suaminya sudah profesor), silakan prof cari istri lagi,” katanya. Mungkin karena ia kasihan pada sang suami yang tentunya memiliki keinginan punya anak, sedangkan itu tak mungkin didapat dari rahimnya.

Tak dinyana, Prof Henry Tilaar, mengaku sudah punya istri baru. Bahkan kemudian mengajaknya berkenalan. Dengan santai Henry mengajak Martha ke perpustakaan pribadi di rumah. “Inilah istri saya yang baru, yaitu buku-buku,” ujar Martha Tilaar menirukan ucapan sang suami dalam pidato pengukuhan gelar Perekayasa Utama Kehormatan (PUK) dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) pada 13 September 2012. Buku-buku itulah yang justru menginspirasinya kemudian. Martha kemudian melupakan vonis menyakitkan itu. Ia lalu berkutat dengan buku-buku kecantikan. Ia pergi ke museum untuk mencari buku-buku kuno yang menjabarkan khasiat-khasiat ramuan warisan nenek moyang. Selain itu, ia juga mendapat bimbingan langsung dari neneknya yang ahli dalam ramuan tradisional.

“Eyang Putri saya terkenal ahli dalam hal jamu, beliau yang kemudian merawat saya agar bisa mendapat keturunan,” katanya. Neneknya merawat Martha secara intensif. Selain memberi jamu-jamuan juga mengurutnya. “Beliau mengurut, memberi parem, dan meramu jamu penyubur untuk saya minum,” tuturnya.

Akhirnya, upaya keras sang nenek dan keyakinan yang terus tumbuh di dalam hati Martha Tilaar, membuahkan hasil. Saat usianya 42 tahun, ia dinyatakan hamil. Namun karena ia mulai mengandung di usia yang terbilang tua untuk kehamilan pertama, ada sejumlah ahli kandungan yang mengkhawatirkan bayinya kelak akan lahir dengan sejumlah kekurangan. “Nyatanya, ketika anak saya lahir di usia saya yang ke-43, anak saya lahir sangat cantik,” katanya. Itu adalah momen paling membahagiakan dalam hidupnya.

“Pengalaman ini semakin memacu tekad saya untuk menggunakan bahan-bahan alam Indonesia sebagai bahan baku dalam produk kesehatan dan kosmetik alami,” ujarnya. Ia lalu memproduksi jamu penyubur warisan sang nenek yang kemudian diberi nama Wulandari, sesuai nama anak pertamanya. Banyak orang yang merasa tertolong dengan ramuan ini. Tak hanya perempuan Indonesia, tetapi banyak juga perempuan asing. Mereka menjadi subur dan punya anak setelah meminum jamu Wulandari. Dari sinilah bisnis jamu Martha Tilaar dimulai. “Saya memulai usaha ini dengan sesuatu (modal) yang besar, yaitu tekad. Tekad saya adalah mengangkat kearifan lokal bangsa Indonesia menjadi mendunia, khususnya dalam bidang kesehatan dan kosmetika alami. Local Wisdom Go Global!” katanya.

Foto: Dok. BPPT
sumber : www.andriewongso.com

Sikap Pemimpin Mengatasi Kegagalan

Abdul Kalam adalah seorang ilmuwan dan insinyur terkemuka India yang pernah menjabat sebagai presiden India yang ke-11 periode 2002-2007. Ketika masih sangat aktif menjadi ilmuwan, dia punya kesempatan belajar bagaimana memimpin yang baik dan turut membekalinya menjadi seorang pemimpin tertinggi di negerinya. Beginilah pengalamannya.

Pada tahun 1973, saya menjadi direkur proyek program kendaraan peluncur satelit India, yang umumnya disebut SLV-3. Tujuan kami saat itu adalah menempatkan satelit India “Rohini” ke orbitnya pada tahun 1980. Saya diberikan dana dan sumber dayanya—tapi juga ada targetnya yang sangat jelas, yaitu pada tahun 1980, kami harus bisa meluncurkan satelit ke luar angkasa. Ribuan orang bekerja bersama dalam tim ilmiah dan teknis demi tujuan itu.
 
Pada tahun 1979, sepertinya waktu itu bulan Agustus, kami pikir kami sudah siap. Sebagai direktur proyek, saya pergi ke pusat kontrol dan pengendalian peluncuran. Empat menit sebelum satelit diluncurkan, komputer mulai mengecek daftar tahapan persiapan peluncuran. Satu menit kemudian, program peluncuran tiba-tiba tidak aktif; tampilannya menunjukkan bahwa sebagian komponen pengendali tidak berfungsi. Para tenaga ahli saya—ada sekitar empat atau lima orang—berkata agar saya tidak perlu khawatir karena mereka sudah melakukan perhitungan secara cermat dan masih ada bahan bakar cadangan yang cukup. Maka, saya abaikan tampilan di komputer itu, memindahkan ke mode manual, dan meluncurkan roket. Pada tahap awal, semuanya berjalan lancar. Masuk ke tahap kedua, alih-alih satelit meluncur ke orbit, seluruh sistem roket jatuh ke Teluk Bengal. Proyek itu gagal total.
 
Hari itu, Ketua Organisasi Penelitian Luar Angkasa India (the Indian Space Research Organization), Prof. Satish Dhawan, menggelar konferensi pers. Peluncuran berlangsung pada jam 7 pagi, dan konferensi pers yang dihadiri para wartawan dari seluruh dunia, diadakan pada pukul 7.45 di tempat peluncuran satelit milik ISRO di Sriharikota (yang terletak di Andhra Pradesh di sebelah selatan India). Prof. Dhawan, pemimpin organisasi, memimpin konferensi pers itu seorang diri. Dia mengambil tanggung jawab atas kegagalan itu—dia menyatakan bahwa tim sudah bekerja sangat keras, tapi ternyata proyek ini masih membutuhkan dukungan teknologi yang lebih canggih lagi. Dia meyakinkan media bahwa di tahun berikutnya, tim akan benar-benar sukses. Kalau dipikir-pikir lagi, sayalah direktur proyek ini dan semua ini sebenarnya adalah kegagalan saya. Tapi Prof. Dhawan malah bersedia mengambil alih tanggung jawab atas kegagalan sebagai ketua organisasi.


Pada tahun berikutnya, tepatnya Juli 1980, kami mencoba kembali meluncurkan satelit—dan kali ini kami berhasil. Seluruh negeri bersorak gembira. Sekali lagi, digelarlah konferensi pers. Tapi kali ini Prof. Dhawan memanggil saya dan berkata, “Kau yang memimpin konferensi pers hari ini.”
 
Saat itu saya mendapat sebuah pelajaran yang sangat penting. Ketika terjadi kegagalan, pemimpin organisasi yang bertanggung jawab atas kegagalan itu. Tapi begitu sukses berhasil dicapai, dia memberikan itu pada timnya. Pelajaran manajemen terbaik yang saya pelajari bukan berasal dari buku teks, tapi malah melalui pengalaman.

Keluarga adalah Hal Terpenting

Bill Havens, seorang pendayung hebat kelas dunia, dalam masa karantinanya menjelang kejuaraan dunia mendayung, menerima berita bahwa istrinya akan segera melahirkan. Setelah mendengar kabar tersebut, ia memilih untuk pulang dan tidak mengikuti kejuaraan dunia. Ia memutuskan untuk menunggui istrinya yang akan melahirkan.

Belasan tahun kemudian, tepatnya tahun 1952. Bill menerima telegram dari putranya, Frank yang pada saat itu baru saja memenangkan medali emas kano 10.000 meter pada Olimpiade di Finlandia.

Telegram itu isinya, "Ayah, terima kasih karena telah menunggu kelahiran saya. Saya akan pulang membawa medali emas yang seharusnya ayah menangkan beberapa tahun yang lalu. Anakmu tersayang, Frank."

Frank HavensDari kisah di atas kita bisa belajar tentang makna besar di balik kata "keluarga". Pada akhirnya kita akan sampai pada suatu titik, di mana pada dasarnya apa pun yang kita lakukan, semua jerih payah kita dalam pekerjaan itu untuk keluarga yang kita cintai. Kebersamaan di antara keluarga adalah hal yang penting.

• Jika kita penjual: Keluarga adalah konsumen utama kita.
• Jika kita karyawan: Keluarga adalah bos kita yang sesungguhnya.
• Jika kita investor: Investasi yang paling berharga adalah nilai-nilai yang ditanam dalam keluarga kita.

Pastikan ketika kita di posisi puncak kesuksesan, kita mengibarkan bendera kemenangan dengan pelukan keluarga di sekitar kita.

Selamat berkumpul dalam kehangatan keluarga yang selalu mencintai kita.


sumber : www.andriewongso.com

Hal Mustahil Perlu Waktu Sedikit Lebih Lama

Art Berg adalah atlet berbakat yang memiliki masa depan cerah. Ia punya perusahaan konstruksi dan seorang tunangan yang baik dan cantik. Pada Desember 1983, dalam perjalanan menuju rumah tunangannya di Utah untuk menuntaskan acara pernikahan mereka, karena perjalanan panjang, ia lelah dan mengantuk hingga mobilnya menabrak tiang pembatas jalan dan terjun ke jurang. Ia terlempar dari mobil dan jatuh ke tanah dengan leher patah. Akibatnya ia lumpuh dari dada ke bawah dan tidak bisa menggerakkan tangan dan kakinya. Dokter berkata ia tidak akan pulih dari kelumpuhan. Teman-temannya menasihatinya agar ia melupakan pernikahannya.

Art Berg takut dan putus asa. Namun ibunya datang dan berbisik, "Nak, hal sulit membutuhkan waktu. Hal mustahil perlu waktu sedikit lebih lama." Karena kata-kata itu, harapannya muncul kembali. Ia berlatih keras hingga akhirnya bisa mandiri. Singkat cerita, sebelas tahun kemudian ia kembali memimpin perusahaannya sendiri, bisa menyetir dan berolahraga, serta menikah dengan tunangannya dan punya dua anak. Belakangan ia menjadi pembicara profesional dan penulis buku yang mendorong dan memotivasi banyak orang.
 
Art Berg meninggal dunia pada Februari 2002. Namun kisah perjuangannya telah menginspirasi begitu banyak orang. 
 
Kadang-kadang sesuatu tidak berjalan seperti yang kita harapkan. Jika kita saat ini mengalami hal itu, jangan putus asa! Hal sulit membutuhkan waktu. Hal mustahil perlu waktu sedikit lebih lama. Orang yang bertahan sampai akhir,  serta memiliki semangat berjuang yang tinggi, maka dia akan jadi PEMENANG.

Keberhasilan dicapai bukan berasal dari hasil akhir namun dari proses yang menyertainya.
Semoga Tuhan menuntun kita dalam setiap proses untuk mencapai keberhasilan.


sumber : www.andriewongso.com

Minggu, 18 November 2012

Sikap Pemimpin Mengatasi Kegagalan

Abdul Kalam adalah seorang ilmuwan dan insinyur terkemuka India yang pernah menjabat sebagai presiden India yang ke-11 periode 2002-2007. Ketika masih sangat aktif menjadi ilmuwan, dia punya kesempatan belajar bagaimana memimpin yang baik dan turut membekalinya menjadi seorang pemimpin tertinggi di negerinya. Beginilah pengalamannya.

Pada tahun 1973, saya menjadi direkur proyek program kendaraan peluncur satelit India, yang umumnya disebut SLV-3. Tujuan kami saat itu adalah menempatkan satelit India “Rohini” ke orbitnya pada tahun 1980. Saya diberikan dana dan sumber dayanya—tapi juga ada targetnya yang sangat jelas, yaitu pada tahun 1980, kami harus bisa meluncurkan satelit ke luar angkasa. Ribuan orang bekerja bersama dalam tim ilmiah dan teknis demi tujuan itu.

Pada tahun 1979, sepertinya waktu itu bulan Agustus, kami pikir kami sudah siap. Sebagai direktur proyek, saya pergi ke pusat kontrol dan pengendalian peluncuran. Empat menit sebelum satelit diluncurkan, komputer mulai mengecek daftar tahapan persiapan peluncuran. Satu menit kemudian, program peluncuran tiba-tiba tidak aktif; tampilannya menunjukkan bahwa sebagian komponen pengendali tidak berfungsi. Para tenaga ahli saya—ada sekitar empat atau lima orang—berkata agar saya tidak perlu khawatir karena mereka sudah melakukan perhitungan secara cermat dan masih ada bahan bakar cadangan yang cukup. Maka, saya abaikan tampilan di komputer itu, memindahkan ke mode manual, dan meluncurkan roket. Pada tahap awal, semuanya berjalan lancar. Masuk ke tahap kedua, alih-alih satelit meluncur ke orbit, seluruh sistem roket jatuh ke Teluk Bengal. Proyek itu gagal total.

Hari itu, Ketua Organisasi Penelitian Luar Angkasa India (the Indian Space Research Organization), Prof. Satish Dhawan, menggelar konferensi pers. Peluncuran berlangsung pada jam 7 pagi, dan konferensi pers yang dihadiri para wartawan dari seluruh dunia, diadakan pada pukul 7.45 di tempat peluncuran satelit milik ISRO di Sriharikota (yang terletak di Andhra Pradesh di sebelah selatan India). Prof. Dhawan, pemimpin organisasi, memimpin konferensi pers itu seorang diri. Dia mengambil tanggung jawab atas kegagalan itu—dia menyatakan bahwa tim sudah bekerja sangat keras, tapi ternyata proyek ini masih membutuhkan dukungan teknologi yang lebih canggih lagi. Dia meyakinkan media bahwa di tahun berikutnya, tim akan benar-benar sukses. Kalau dipikir-pikir lagi, sayalah direktur proyek ini dan semua ini sebenarnya adalah kegagalan saya. Tapi Prof. Dhawan malah bersedia mengambil alih tanggung jawab atas kegagalan sebagai ketua organisasi.


Pada tahun berikutnya, tepatnya Juli 1980, kami mencoba kembali meluncurkan satelit—dan kali ini kami berhasil. Seluruh negeri bersorak gembira. Sekali lagi, digelarlah konferensi pers. Tapi kali ini Prof. Dhawan memanggil saya dan berkata, “Kau yang memimpin konferensi pers hari ini.”

Saat itu saya mendapat sebuah pelajaran yang sangat penting. Ketika terjadi kegagalan, pemimpin organisasi yang bertanggung jawab atas kegagalan itu. Tapi begitu sukses berhasil dicapai, dia memberikan itu pada timnya. Pelajaran manajemen terbaik yang saya pelajari bukan berasal dari buku teks, tapi malah melalui pengalaman.

sumber : www.andriewongso.com

Air Minum di Hutan

Alkisah, seorang pria tersesat di hutan yang sangat gersang. Ia sempoyongan karena hampir mati kehausan. Tak disangka, ia bertemu dengan sebuah rumah kosong. Di depan rumah tua tanpa jendela dan hampir roboh itu, terdapat sebuah pompa air. Segera ia menuju pompa itu dan mulai memompa sekuat tenaga. Tapi, tidak ada air yang keluar.

Lalu ia melihat ada kendi kecil di sebelah pompa itu dengan mulutnya tertutup gabus dan tertempel kertas dengan tulisan, ”Sahabat, pompa ini harus dipancing dengan air dulu.. Setelah mendapatkan airnya, mohon jangan lupa mengisi kendi ini lagi sebelum pergi.” Pria itu mencabut gabusnya dan ternyata kendi itu berisi penuh air.

“Apakah air ini harus dipergunakan untuk memancing pompa? Bukankah lebih aman saya minum airnya dulu? Daripada nanti mati kehausan, kalau ternyata pompanya tidak berfungsi. Untuk apa menuangkan air sebanyak ini ke pompa karatan hanya karena instruksi di atas kertas kumal yang belum tentu benar?” Begitu pikirnya.

Untung suara hatinya mengatakan bahwa ia harus mencoba mengikuti nasihat yang tertera di kertas itu, sekali pun berisiko. Lantas, ia menuangkan seluruh isi kendi itu ke dalam pompa yang karatan tersebut dan dengan sekuat tenaga memompanya.

Benar!! Air keluar dengan melimpah. Pria itu minum sepuasnya.

Setelah istirahat memulihkan tenaga dan sebelum meninggalkan tempat itu, ia mengisi kendi itu sampai penuh, menutupkan kembali gabusnya dan menambahkan beberapa kata di bawah instruksi pesan itu: “Saya telah melakukannya dan berhasil. Engkau harus berkorban terlebih dahulu sebelum bisa menerima kembali secara melimpah. PERCAYALAH!! Inilah kebenaran hukum alam.”

Kawan semua,

Hidup ini, tidak selalu harus menerima, baru memberi.  Tetapi ada kalanya, bahkan seringkali, kita harus memberi dulu, baru menerima. Bukan seperti kata-kata dalam bahasa Inggris yang populer dan sering kita dengar: “Take and Give” (mendapatkan dan memberi) tetapi seharusnya “give and take” (memberi dan mendapatkan).

Dalam kehidupan ini, sebenarnya sumber kebahagiaan  adalah memberi (baik memberi layanan, pertolongan, perjuangan, atau pengorbanan). Barulah kita akan menikmati apa-apa yang pantas kita dapatkan.

Mari, miliki inisiatif untuk memberi dan memberi terlebih dahulu. Maka anugerah terindah pasti disuguhkan kepada kita.


sumber : www.andriewongso.com

Kamis, 15 November 2012

kisah teladan kejujuran syekh abdul qadir al jaelani



kisah teladan ini menceritakan kejujuran dan ketaatan syekh abdul qadir al jaelani q.s pada ibunya sampai dia tidak mau melanggar amanat ibunya kepada beliau dalam keadaan apapun.dan cerita ini di ambil dari kitab manakibnya tuan syekh abdul qadir al jaelani.q.s

kisah ini berawal ketika syekh abdul qadir al jaelani masih muda ketika itu beliau sedang menggembalakan unta di gurun dan atas kekuasaan alloh unta yang sedang di gembalakannya bicara kepada beliau,"hai abdul qadir engkau di ciptakan alloh bukan untuk menjadi seorang penggembala" dan abdul qadir al jaelani pun merasa heran dengan kejadian itu lalu dia pun memberitahukan kepada ibunya kejadian yang dialaminya itu

singkatnya abdul qadir al jaelani pun meminta ijin kepada ibunya untuk menuntut ilmu agama ke bagdad.mendengar niat anaknya begitu ibunya pun merasa senang dan mengijinkannya untuk menimba ilmu agama kepada ulama-ulama besar di bagdad.dan ibunya pun berpesan pada anaknya,"wahai abdul qadir ibu meminta kepada kamu untuk berlaku jujur dalam tindakan dan ucapan selama kamu menimba ilmu disana,dan ibu memberikan bekal kepada kamu warisan dari ayahmu uang sebanyak 200dinar untuk bekal kamu selama kamu disana.

apabila nanti ada rombongan pengusaha yang akan pergi kesana alangkah baiknya kamu ikut rombongan itu.dan abdul qadir pun pergi dengan ridha ibunya.ditengah perjalan ada sekelompok gerombolan perampok yang menghadang rombongan syekh abdul qadir dan para pengusaha.kelompok gerombolan ini terkenal bengis dan sadis.dan satu persatu harta yang dibawa para rombongan pun di rampas.

dan pada saat salah satu anggota perampok mendekati abdul qadir ,ia pun bertanya kepada abdul qadir,"hai anak muda harta apa yang kamu miliki dan abdul qadir pun menjawab aku punya uang 200dinar,yang di simpan di bawah ketiaknya,dilalah anehnya orang yang bertanya tadi malah tertawa dan tidak percaya bahwa tampang seperti ini memiliki harta 200 dinar dan berkata jujur.

dan beliau pun di suruh pergi,dan bertemu lagi dengan anggota rampok yang lain dan ditanya lagi seperti pertanyaan tadi. dan orang ini pun tidak mempercayainya.dan pada akhirnya kepala rampoknya mendengar bahwa ada anak muda yang mengaku memiliki harta 200dinar tapi tidak ada yang percaya.dan disuruhlah abdul qadir untuk menghadap kepada kepala rampok.dan kepala rampok tadi menanyakan pertanyaan sama dengan anak buahnya.dan abdul qadir pun menjawab dengan jawaban yang sama dan membuktikan bahwa dia memang memiliki uang 200dinar.

ketika melihat kebenaran dan kejujuran dengan anak muda ini (syekh abdul qadir al jaelani q.s.)sedikit kaget dan tercengang lalu dia pun bertanya kepada beliau mengapa engkau mau berkata jujur padahal dalam situasi serba susah begini.dan abdul qadir pun menjawab " saya tidak ingin melanggar janji saya pada ibu saya dan saya tidak ingin membuat ibu saya merasa kecewa" dan kepala rampok tersebut menanyakan kembali memang kamu telah berjanji apa pada ibu kamu padahal ibumu tidak akan mengetahuinya.lalu abdul qadir pun menjawab" ibu saya mewasiatkan kepada saya untuk berlaku jujur dalam bertingkah laku dan berbicara walau dalam keadaan apapun"

mendengar penjelasan abdul qadir si kepala rampok pun merasa terharu dan menangis di hadapan beliau karena merasa malu pada sikap abdul qadir (yang pada waktu itu masih muda) yang  tidak berani melanggar janji pada ibunya ,sedangkan dia dan anak buahnya sudah sering dan banyak melanggar aturan alloh, dan bagaimana alloh sangat membencinya .

karena ketauladan beliau dan kejujurannya maka kepala rampok pun bertaubat di hadapan syekh abdul qadir dan berjanji tidak akan melakukan perbuatan yang di larang alloh dan merugikan banyak orang.dan hasil rampokannya pun dikembalikan kepada pemiliknya. 

sumber : http://petualang-web.blogspot.com

Khalifah Umar Dan Gadis Jujur (Kisah teladan)


Bissmillahirrohmaan irrohiim



Khalifah Umar bin Khattab sering melakukan ronda malam sendirian. Sepanjang malam ia memeriksa keadaan rakyatnya langsung dari dekat. Ketika melewati sebuah gubuk, Khalifah Umar merasa curiga melihat lampu yang masih menyala.



Di dalamnya terdengar suara orang berbisik-bisik.

Khalifah Umar menghentikan langkahnya. Ia penasaran ingin tahu apa yang sedang mereka bicarakan. Dari balik bilik Kalifah umar mengintipnya. Tampaklah seorang ibu dan anak perempuannya sedang sibuk mewadahi susu.



"Bu, kita hanya mendapat beberapa kaleng hari ini," kata anak perempuan itu.



"Mungkin karena musim kemarau, air susu kambing kita jadi sedikit."

"Benar anakku," kata ibunya.



"Tapi jika padang rumput mulai menghijau lagi pasti kambing-kambing kita akan gemuk. Kita bisa memerah susu sangat banyak," harap anaknya.



"Hmmm....., sejak ayahmu meninggal penghasilan kita sangat menurun. Bahkan dari hari ke hari rasanya semakin berat saja. Aku khawatir kita akan kelaparan," kata ibunya.



Anak perempuan itu terdiam. Tangannya sibuk membereskan kaleng-kaleng yang sudah terisi susu.



"Nak," bisik ibunya seraya mendekat. "Kita campur saja susu itu dengan air. Supaya penghasilan kita cepat bertambah."



Anak perempuan itu tercengang. Ditatapnya wajah ibu yang keriput. Ah, wajah itu begitu lelah dan letih menghadapi tekanan hidup yang amat berat. Ada rasa sayang yang begitu besar di hatinya. Namun, ia segera menolak keinginan ibunya.



"Tidak, bu!" katanya cepat.



"Khalifah melarang keras semua penjual susu mencampur susu dengan air." Ia teringat sanksi yang akan dijatuhkan kepada siapa saja yang berbuat curang kepada pembeli.



"Ah! Kenapa kau dengarkan Khalifah itu? Setiap hari kita selalu miskin dan tidak akan berubah kalau tidak melakukan sesuatu," gerutu ibunya kesal.



"Ibu, hanya karena kita ingin mendapat keuntungan yang besar, lalu kita berlaku curang pada pembeli?"



"Tapi, tidak akan ada yang tahu kita mencampur susu dengan air! Tengah malam begini tak ada yang berani keluar. Khalifah Umar pun tidak akan tahu perbuatan kita," kata ibunya tetap memaksa.



"Ayolah, Nak, mumpung tengah malam. Tak ada yang melihat kita!"



"Bu, meskipun tidak ada seorang pun yang melihat dan mengetahui kita mencampur susu dengan air, tapi Allah tetap melihat. Allah pasti mengetahui segala perbuatan kita serapi apa pun kita menyembunyikannya, "tegas anak itu. Ibunya hanya menarik nafas panjang.



Sungguh kecewa hatinya mendengar anaknya tak mau menuruti suruhannya. Namun, jauh di lubuk hatinya ia begitu kagum akan kejujuran anaknya.



"Aku tidak mau melakukan ketidak jujuran pada waktu ramai maupun sunyi. Aku yakin Allah tetap selalu mengawasi apa yang kita lakukan setiap saat,"kata anak itu.



Tanpa berkata apa-apa, ibunya pergi ke kamar. Sedangkan anak perempuannya menyelesaikan pekerjaannya hingga beres.

Di luar bilik, Khalifah Umar tersenyum kagum akan kejujuran anak perempuan itu.



" Sudah sepantasnya ia mendapatkan hadiah!" gumam khalifah Umar. Khalifah Umar beranjak meniggalkan gubuk itu.Kemudian ia cepat-cepat pulang ke rumahnya.



Keesokan paginya, khalifah Umar memanggil putranya, Ashim bin Umar. Di ceritakannya tentang gadis jujur penjual susu itu.



" Anakku, menikahlah dengan gadis itu. Ayah menyukai kejujurannya, " kata khalifah Umar. " Di zaman sekarang, jarang sekali kita jumpai gadis jujur seperti dia. Ia bukan takut pada manusia. Tapi takut pada Allah yang Maha Melihat."



Ashim bin Umar menyetujuinya.



Beberapa hari kemudian Ashim melamar gadis itu. Betapa terkejut ibu dan anak perempuan itu dengan kedatangan putra khalifah. Mereka mengkhawatirkan akan di tangkap karena suatu kesalahan.



" Tuan, saya dan anak saya tidak pernah melakukan kecurangan dalam menjual susu. Tuan jangan tangkap kami....," sahut ibu tua ketakutan.

Putra khalifah hanya tersenyum. Lalu mengutarakan maksud kedatangannya hendak menyunting anak gadisnya.



"Bagaimana mungkin?



Tuan adalah seorang putra khalifah , tidak selayaknya menikahi gadis miskin seperti anakku?" tanya seorang ibu dengan perasaan ragu.



" Khalifah adalah orang yang tidak membedakan manusia. Sebab, hanya ketawakalanlah yang meninggikan derajad seseorang disisi Allah," kata Ashim sambil tersenyum.



" Ya. Aku lihat anakmu sangat jujur," kata Khalifah Umar.

Anak gadis itu saling berpandangan dengan ibunya.

Bagaimana khalifah tahu? Bukankah selama ini ia belum pernah mengenal mereka.



" Setiap malam aku suka berkeliling memeriksa rakyatku. Malam itu aku mendengar pembicaraan kalian...," jelas khalifah Umar.



Ibu itu bahagia sekali. Khalifah Umar ternyata sangat bijaksana. Menilai seseorang bukan dari kekayaan tapi dari kejujurannya.

Sesudah Ashim menikah dengan gadis itu, kehidupan mereka sangat bahagia. Keduanya membahagiakan orangtuanya dengan penuh kasih sayang. Bebrapa tahun kemudian mereka dikaruniai anak dan cucu yang kelak akan menjadi orang besar dan memimpin bangsa Arab.

Sumber Kisah kisah Teladan

Kisah Harimau dan Prajurit


Alkisah, di sebuah kerajaan, sang raja mempunyai kegemaran yang tidak lazim, yakni mengukur kekuatan prajuritnya dengan cara mengadu mereka di arena aduan dengan binatang buas. Banyak tentara yang mati sia-sia karena kesenangan yang mengerikan dari raja mereka. Tetapi, tidak ada seorang pun yang berani menentangnya. Karena, menentang perintah raja berarti mati! 

Suatu ketika, hari aduan kembali tiba. Telah disiapkan prajurit dan hewan buas. Dari kejauhan, terdengar suara raungan marah dan lapar seekor harimau, sehingga membuat siapa pun yang mendengar menjadi ciut nyalinya, apalagi prajurit yang akan diadu.

Setelah sang raja duduk di tempatnya, seorang prajurit pun melangkah memasuki arena aduan dengan kepasrahan sembari berdoa, siapa tahu keberuntungan memihaknya hingga tak perlu meregang nyawa. Tak berapa lama, pintu kandang harimau pun dibuka. Segera si harimau mengaum sambil melangkahkan kakinya masuk ke arena dengan sikap waspada.

Beberapa saat, aroma ketegangan pun menghiasi suasana. Si prajurit segera menyiapkan diri untuk mempertahankan diri dari serangan harimau. Namun, sebuah keanehan terjadi. Harimau yang terlihat ganas bukannya segera menyerang dan siap memakan mangsanya, tetapi dia malah berputar mengendus-endus mengitari si prajurit tanpa menunjukkan sikap bermusuhan sama sekali.

Anehnya lagi, harimau justru berusaha mendekat ke prajurit yang tadi sudah siap melawan harimau. Prajurit makin terheran dengan tindakan harimau yang lantas menjulurkan lidahnya dan menjilat kaki si prajurit tanpa bermaksud menyakiti sedikit pun. Arena aduan pun menjadi heboh.

Raja segera memerintahkan membawa si prajurit ke hadapannya. "Hai prajurit! Apa yang telah kamu lakukan kepada harimau kelaparan itu sehingga dia tidak melahapmu, malah seakan dia tunduk dan menghormatimu? Ilmu apa gerangan yang kamu pakai? Segera beritahu rajamu ini," perintah sang raja.

"Ampun baginda. Hamba juga tidak mengerti apa yang terjadi. Hamba hanya pasrah sembari bersiap menghadapi kemungkinan terburuk yang terjadi. Tetapi, setelah melihat harimau yang tiba-tiba mendekati tanpa terlihat ingin menyerang, hamba juga segera menghentikan niat hamba mempertahankan diri.

Saat itu, kemudian hamba teringat sebuah peristiwa. Dahulu sekali, hamba pernah menyelamatkan dan mengobati seekor harimau kecil yang sedang diburu dan terluka. Dan sangat mungkin, harimau kecil itu adalah harimau yang sama yang ada di arena tadi. Kebaikan masa lalu yang telah hamba perbuat dan tidak pernah hamba ingat, ternyata telah menyelamatkan hidup hamba hari ini."


Pembaca yang luar biasa,

Kisah di atas adalah gambaran nyata dari pepatah "kita menuai apa yang kita tanam." Dan, meski cerita tadi sulit dipercaya, tetapi peristiwa semacam itu bisa terjadi di kehidupan nyata. Semua hal tersebut berhubungan dengan hukum universal tentang sebab-akibat. Walaupun kita lupa pernah berbuat baik kepada orang lain, tapi hukum Tuhan tidak pernah lupa. Pada saatnya kelak, kita pasti akan menerima kebaikan-kebaikan yang sepadan, bahkan melebihi apa yang pernah kita lakukan.

Begitu juga sebaliknya. Kita boleh saja lupa pernah berbuat jahat pada orang lain. Namun, bila saatnya telah tiba, kita pasti akan menerima ganjaran yang setimpal dengan perbuatan kita. Hal tersebut sejalan dengan keyakinan dan ajaran yang harus kita praktikkan, yaitu menjauhkan diri dari berbuat kejahatan yang merugikan orang lain dan selalu berbuat baik dan membantu sesama makhluk.

Untuk itu, mari terus menanamkan benih kebaikan di setiap kesempatan yang ada, baik pada lingkungan terdekat kita maupun pada sesama. Niscaya, kita akan mampu menjalani hidup dengan penuh kedamaian, kebahagiaan, dan keharmonisan.


sumber : www.andriewongso.com

Kesempatan Kedua


Alkisah, di kesepian malam, tampak seorang pemuda berwajah tampan sedang memacu laju kendaraannya. Karena kantuk dan lelah yang mendera, tiba-tiba ia kehilangan kesadarannya dan gubraaak.....mobil yang dikendarainya melintasi trotoar dan berakhir dengan menabrak sebuah pohon besar.

Karena benturan yang keras di kepala, si pemuda sempat koma dan dirawat di rumah sakit. Saat kesadarannya mulai kembali, terdengar erangan perlahan. "Aduuuh...kepalaku sakit sekali. Kenapa badanku tidak bisa digerakkan. Oh..ada di mana ini?". Nanar, tampak bayangan bundanya sedang menangis, memegangi tangan dan memanggil-manggil namanya.

Lewat beberapa hari, setelah kesadarannya pulih kembali, ia baru tahu kalau mobil yang dikendarainya ringsek tidak karuan bentuknya dan melihat kondisi mobil, seharusnya si pengemudi pasti meninggal dunia. Ajaibnya, dia masih hidup (walaupun mengalami gegar otak lumayan parah, tulang paha yang patah menjadi enam, dan memar di sana-sini; hal ini membuatnya harus menjalani operasi dan proses terapi penyembuhan yang lama dan menyakitkan).

Saat pamannya datang menjenguk, si pemuda menggerutu tidak puas pada kehidupannya, "Dunia sungguh tidak adil! Sedari kecil aku sudah ditinggal oleh ayahku. Walaupun aku tidak pernah hidup berkekurangan tetapi teman-temanku jauh lebih enak hidupnya. Gara-gara Bunda membelikan mobil jelek, aku jadi celaka bahkan kini cacat pula wajah ini. Oh...sungguh sial hidupku.."

Pamannya yang kenal si pemuda sedari kecil menegur keras, "Anak muda. Wajahmu rupawan tetapi jiwamu ternyata tidak. Bundamu bekerja keras selama ini hingga hidupmu berkecukupan. Lihatlah sekelilingmu, begitu banyak orang yang tidak seberuntung kamu. Tidak perlu menyalahkan orang lain. Kecelakaan ini karena kesalahanmu sendiri! Pernahkan kamu pikirkan, seandainya kecelakaan itu merenggut nyawamu, bekal apa yang kamu bawa untuk mempertanggungjawabkan seluruh perbuatanmu di hadapan Sang Khalik? Tuhan begitu baik, memberi kesempatan kedua kepadamu untuk hidup lebih lama. Itu artinya, kamu harus hidup lebih baik! Apakah kamu mengerti?"

Si pemuda terpana sesaat dan lirih menjawab, "Terima kasih paman. Saya akan mengingat nasihat paman. Biarlah luka di wajah ini sebagai pengingat agar aku tahu diri dan mampu untuk bersyukur".



Setiap hari di setiap tarikan napas kita sesungguhnya adalah "kesempatan kedua" di dalam kehidupan kita. Kesempatan untuk selalu mengingat kebaikan yang telah kita terima dan mengingatkan kita untuk selalu berbuat bajik kepada sesama. Mari, manfaatkan setiap kesempatan yang ada dengan menjalankan ibadah dan amanah.


sumber : www.andriewongso.com

Pertanyaan Keenam


Suatu hari, di sebuah kota kecil, tampak seorang remaja tertarik melihat iklan lowongan pekerjaan sebagai pengantar barang di sebuah toko. Anak itu pun kemudian menemui pemilik toko untuk melamar pekerjaan tersebut.
 
“Kami memang membutuhkan orang untuk membantu mengirimkan barang-barang pesanan ke pelanggan,” kata pemilik toko.
 
“Mengenai pekerjaan ini, bolehkan saya mengajukan enam pertanyaan kepada bapak?” tanya remaja itu kepada pemilik toko.
 
“Silakan,” jawab pemilik toko.
 
“Pertama, berapa gaji bulanan yang akan saya terima? Kedua, jam berapa mulai bekerja dan sampai pukul berapa? Ketiga, berapa lama waktu yang diberikan untuk istirahat dan makan siang setiap harinya? Lalu keempat, berapa hari libur selama setahun? Dan kelima, berapa biaya pengobatan yang diberikan bila saya sakit?” tanya anak tersebut.
 
Setelah pemilik toko menjawab kelima pertanyaan tersebut dengan jelas. Si anak mengajukan pertanyaannya yang keenam, “Apakah ada sepeda yang bisa digunakan untuk tugas mengantar barang ke pelanggan?”
 
“Wah, kami tidak menyediakan sepeda untuk mengantarkan barang barang itu, tetapi…..” Belum selesai  pertanyaan dijawab, si anak  memotong ucapan pemilik toko.
 
“Oh, kalau begitu saya tidak jadi melamar pekerjaan ini.” Kemudian dia  bergegas pergi meninggalkan toko.
 
Dua jam kemudian, ada seorang remaja lain yang datang ke toko tersebut dengan maksud sama seperti remaja sebelumnya, yaitu mengisi lowongan pekerjaan di toko tersebut.
 
Setelah tahu jenis pekerjaan yang ditawarkan, si anak pun setuju untuk mulai bekerja d sana.
 
“Apakah kamu perlu tahu berapa gaji disini?” tanya pemilik toko dengan ramah.
 
“Tidak perlu,” jawab pelamar itu dengan sopan. “Saya lihat bapak adalah orang yang baik dan bijaksana, pasti akan memberi gaji yang layak kepada saya. Lagi pula, saya membutuhkan pekerjaan untuk mendapatkan uang untuk membantu ibu saya. Asal saya bisa mengisi lowongan pekerjaan di sini, saya sudah senang sekali.”
 
Melihat kesungguhan remaja ini, pemilik toko pun berkata, “Dua jam yang lalu ada orang seusiamu yang datang kemari untuk menanyakan beberapa hal mengenai pekerajaan ini. Semua pertanyaan sudah saya jawab. Saat saya  sedang menjawab pertanyaannya yang keenam, yaitu adakah sepeda yang disediakan untuk  pengantaran barang, saya jawab tidak ada. Dan pelamar kerja  tadi langsung pergi begitu saja...
 
Perlu kamu ketauhi, saya  memang tidak menyediakan sepeda, tetapi ada sebuah motor baru yang saya sediakan untuk mengantarkan barang. Bagaimana? Kamu siap bekerja keras kalau saya menerima kamu bekerja di sini?”
 
Dengan senyum lebar si anak menjawab, ”Terima kasih Pak, saya siap bekerja keras!”
 
 
Pembaca yang Luar Biasa!
 
Apa perbedaan dua remaja pencari pekerjaan tadi? Mereka mempunyai kesempatan yang sama dan pekerjaan yang sama pula. Akan tetapi, cara berpikir dan sikap mereka yang berbeda, membuat  pelamar pertama kehilangan kesempatan bekerja yang sudah ada di depan matanya. Sementara pelamar kedua dengan sikap yang lebih positif, akhirnya mendapatkan kesempatan bekerja dengan fasilitas yang memadai.
 
Dalam bekerja, yang kita butuhkan bukan sekadar menuntut apa yang akan kita terima, tetapi harus dimulai dengan apa yang mampu kita beri. Sebenarnya, bagi saya, kita bukan sekadar bekerja untuk atasan atau bos, tetapi lebih dari itu, kita bekerja untuk diri kita sendiri sesuai dengan tanggung jawab dan kepercayaan yang diberikan kepada kita.
 
Saya percaya, dengan sikap mental bekerja seperti itu, tentu integritas dan kemajuan karir kita akan terbangun secara mantap!
 
sumber : www.andriewongso.com

Selasa, 23 Oktober 2012

Beri Layanan Terbaik

Dikisahkan, ada sebuah toko bakpao yang sangat terkenal. Setiap hari di sana, terlihat antrean orang yang akan membeli bakpao. Bahkan banyak pelanggan dari luar kota pun sengaja datang, hanya sekadar untuk membeli bakpao yang terkenal karena kelezatannya itu. Walaupun harga bakpaonya terbilang mahal, tetapi orang-orang tetap saja mau antre untuk membeli.
Suatu hari, tampak seorang berpakaian lusuh seperti pengemis, ikut antre untuk membeli bakpao. Saat tiba gilirannya dilayani, tiba-tibasang pemilik toko mendekati dan menyapa dengan ramah. Kemudian ia melayani sendiri pembeli itu.
"Ada yang bisa saya bantu Pak? Anda ingin bakpao dengan cita rasa apa?" 
Sambil matanya menatap lapar, dengan tangannya orang itu menunjuk ke bakpao yang diinginkannya. Sang majikan dengan penuh senyum melayanisambil menyerahkan kantong berisi bakpao, laluberkata "Terima kasih, Pak atas pembelian bakpaonya. Lain kali datang lagi ya."
Si pengemis membayar dengan uang kumal sambil berkata, "Akhirnya saya bisa menikmati bakpao lezat yang saya inginkan." Lalu ia pun pergi meninggalkan toko. Setelah itu, dari kejauhan dan dengan tatapan takjub, sang majikan toko memperhatikan si pengemis berteduh sambil memakanbakpao dengan nikmatnya.
Malam harinya, saat para karyawan hendak pulang, salah seorang dari mereka dengan penasaran bertanya ke majikannya, "Tuan, kenapa seorang pengemis yang hanya membeli dua bakpao,mendapat pelayanan yang istimewa dari tuan sendiri?Padahal selama ini kan kami yang melayani semua pembeli?"

Dengan senyum bijak, si majikan menjawab, "Anakku, memangpelangan kita pada umumnya adalah orang orang mampu, tetapi hari ini kita kedatangan pembeli yang istimewa! Seorang pengemis! Tahukah kalian, butuh berapa lama dia harus mengumpulkan uang agar bisa membeli bakpao kita?Ingat, setiap pelanggan, termasuk pengemis tadi layak menerima layanan yang sama baiknya sepertikita melayani pelanggan lainnya. Apakah kalian mengerti?"
Seluruh karyawan pun merasa puas atas pengertian yang diuraikan oleh sang majikan. Dan mereka siap, untukmelayani setiap pelanggan sama baiknya seperti teladan yang telah ditunjukkan oleh majikan mereka.
Pembaca yang luar biasa,
Semangat melayani untuk memuaskan pelanggan seperti majikan dalam cerita di atas, patut kita simak dan teladani. Seperti teori marketing pada umumnya, intinya adalah kita mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen (customer‘s needs and wants). Bila kebutuhan dan keinginankonsumen mendapat kepuasan, selanjutnya akan lahir loyalitas konsumen pada produk atau jasa yang kita berikan.
 
Ingat, siapapun konsumen kita, layak kita layani dengan sebaik-baiknya. Mari, if you can do better, please do it! Jika Anda mampu melakukan dengan lebih baik, lakukanlah!