Selasa, 23 Oktober 2012

Beri Layanan Terbaik

Dikisahkan, ada sebuah toko bakpao yang sangat terkenal. Setiap hari di sana, terlihat antrean orang yang akan membeli bakpao. Bahkan banyak pelanggan dari luar kota pun sengaja datang, hanya sekadar untuk membeli bakpao yang terkenal karena kelezatannya itu. Walaupun harga bakpaonya terbilang mahal, tetapi orang-orang tetap saja mau antre untuk membeli.
Suatu hari, tampak seorang berpakaian lusuh seperti pengemis, ikut antre untuk membeli bakpao. Saat tiba gilirannya dilayani, tiba-tibasang pemilik toko mendekati dan menyapa dengan ramah. Kemudian ia melayani sendiri pembeli itu.
"Ada yang bisa saya bantu Pak? Anda ingin bakpao dengan cita rasa apa?" 
Sambil matanya menatap lapar, dengan tangannya orang itu menunjuk ke bakpao yang diinginkannya. Sang majikan dengan penuh senyum melayanisambil menyerahkan kantong berisi bakpao, laluberkata "Terima kasih, Pak atas pembelian bakpaonya. Lain kali datang lagi ya."
Si pengemis membayar dengan uang kumal sambil berkata, "Akhirnya saya bisa menikmati bakpao lezat yang saya inginkan." Lalu ia pun pergi meninggalkan toko. Setelah itu, dari kejauhan dan dengan tatapan takjub, sang majikan toko memperhatikan si pengemis berteduh sambil memakanbakpao dengan nikmatnya.
Malam harinya, saat para karyawan hendak pulang, salah seorang dari mereka dengan penasaran bertanya ke majikannya, "Tuan, kenapa seorang pengemis yang hanya membeli dua bakpao,mendapat pelayanan yang istimewa dari tuan sendiri?Padahal selama ini kan kami yang melayani semua pembeli?"

Dengan senyum bijak, si majikan menjawab, "Anakku, memangpelangan kita pada umumnya adalah orang orang mampu, tetapi hari ini kita kedatangan pembeli yang istimewa! Seorang pengemis! Tahukah kalian, butuh berapa lama dia harus mengumpulkan uang agar bisa membeli bakpao kita?Ingat, setiap pelanggan, termasuk pengemis tadi layak menerima layanan yang sama baiknya sepertikita melayani pelanggan lainnya. Apakah kalian mengerti?"
Seluruh karyawan pun merasa puas atas pengertian yang diuraikan oleh sang majikan. Dan mereka siap, untukmelayani setiap pelanggan sama baiknya seperti teladan yang telah ditunjukkan oleh majikan mereka.
Pembaca yang luar biasa,
Semangat melayani untuk memuaskan pelanggan seperti majikan dalam cerita di atas, patut kita simak dan teladani. Seperti teori marketing pada umumnya, intinya adalah kita mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen (customer‘s needs and wants). Bila kebutuhan dan keinginankonsumen mendapat kepuasan, selanjutnya akan lahir loyalitas konsumen pada produk atau jasa yang kita berikan.
 
Ingat, siapapun konsumen kita, layak kita layani dengan sebaik-baiknya. Mari, if you can do better, please do it! Jika Anda mampu melakukan dengan lebih baik, lakukanlah!

Dua Pertanyaan Raja

Alkisah, di sebuah kerajaan, sang raja mempunyai kesibukan yang sangat padat. Suatu ketika, raja merasa resah dan tidak tenang. Penyebabnya, karena sang raja sangat ingin tahu, apakah dengan kegiatan rutin yang sudah sungguh-sungguh dikerjakannya demi rakyat, telah benar-benar membuat rakyatnya sejahtera dan bahagia?
Untuk mencari jawaban atas pertanyaan itu, para petinggi di kerajaan tersebut dimintai nasihat dan pendapat. Tetapi, jawaban yang diberikan sangat beragam dan tidak memuaskan raja. Maka sang raja pergi dari istana guna mengunjungi seorang bijak yang terkenal, yang bertempat tinggal di bawah kaki gunung.
Setibanya di sana, si orang bijak terlihat sedang mencangkul tanah, penuh perhatian dan konsentrasi. Raja menghampirinya dan berkata, "Saya rajamu, datang kemari ingin bertanya kepada Anda, orang bijak."
Setelah ditunggu beberapa saat dan tidak ada komentar, raja tiba-tiba mengambil sekop, membantu pekerjaan si orang tua sambil melanjutkan berkata, "Baiklah. Entah kamu mendengar atau tidak, aku, rajamu, tetap akan bertanya demi kelangsungan kehidupan kerajaan dan rakyatku. Pertanyaanku adalah apakah yang telah kulakukan selama ini bermanfaat untuk kesejahteraan rakyatku? Selain itu, kapan waktu yang tepat untuk melaksanakan hal-hal yang bermanfaat bagi rakyatku?" Namun, si orang tua tetap membisu.
Dalam kesunyian mereka bekerja, tiba-tiba tampak seorang pemuda berlari limbung ke arah mereka. Sekujur tubuhnya berlumur darah karena diserang oleh serigala yang berkeliaran di sekitar sana. Raja dan si orang tua segera berlari memberi pertolongan, membawanya masuk ke dalam rumah, menghentikan pendarahan, membersihkan luka, dan mengganti baju yang robek terkoyak.
Tak lama, raja pun kelelahan dan tertidur lelap setelah bekerja mencangkul tanah dan mengobati si pemuda yang terluka. Keesokan hari, saat terbangun, raja yang penasaran belum mendapat jawaban sekali lagi mengajukan pertanyaan, sebelum pergi dari sana. Dengan senyum bijak, si kakek menjawab, "Maafkan hamba yang tidak melayani baginda dengan baik. Sebenarnya apa yang baginda tanyakan telah terjawab semuanya. Yang dilakukan baginda dan bermanfat untuk rakyat adalah sikap dan perasaan baginda setiap kali berbuat sesuatu, apapun juga, dengan tulus dan dilandasi dengan belas kasih demi kesejahteraan rakyat dengan adil.
Kemudian, kapan itu harus dilaksanakan? Jawabannya adalah saat ini. Karena yang kemarin merupakan masa lalu, dan besok sekadar harapan. Dan terbukti, baginda tidak segan-segan membantu saya mencangkul tanah dan tidak canggung pula saat harus menolong pemuda yang sedang terluka parah. Membantu sesama, tanpa pamrih, serta dilakukan saat ini dengan landasan hati belas kasih adalah tugas kita sebagai manusia."
Raja sangat puas mendengar jawaban tersebut. "Terima kasih atas jawaban Anda. Saya berjanji akan memerintah dengan cinta kasih agar setiap saat selalu bermanfaat untuk kesejateraan rakyatku." Raja pun berpamitan untuk kembali ke istana.
Pembaca yang bijaksana, 
Sebagai manusia, siapapun kita hari ini, entah menjadi si kaya, si hebat, atau si pandai serta entah berkedudukan atau sedang menjabat sebagai apapun, jangan pernah lupa bahwa kita tercipta tidak sendiri. Kita semua diciptakan oleh Yang Mahakuasa dengan segala tanggung jawab yang menyertainya, termasuk untuk saling membantu dan saling memberi.
 
Karena itu, jika ada kesempatan berbuat baik, tidak perlu nanti, tidak harus menunggu besok, segera singsingkan lengan baju, berbuatlah yang terbaik bagi sekitar kita. Namun, jangan berbuat baik dengan perhitungan atau pandang bulu, apalagi sampai ada pamrih tertentu. Sebab, sebuah tindakan jika berlandaskan niat yang salah, akan menghasilkan hasil yang tidak bermanfaat, bagi diri sendiri, maupun orang lain.
Berbuat baiklah kepada sesama dengan penuh ketulusan yang mendalam dan tidak dibuat-buat. Dan, lakukan itu di setiap kesempatan yang ada, maka hidup akan terasa lebih indah. Sebab, laksana bibit yang kita tabur, sebuah kebaikan yang kita tanam kelak buahnya kita sendiri yang akan menuainya.
Ingat: jangan pernah meremehkan niat baik dan perbuatan baik sekecil apapun. Semoga kebaikan membantu sesama membuahkan kebahagiaan untuk kita bersama. 
 
 
sumber : www.andriewongso.com

Kamis, 04 Oktober 2012

Menggenggam Dunia dengan Filosofi Jawa

Karakter sukses juga bisa terbentuk dari lingkungan di mana kita berada. Salah satunya, seperti Moetaryanto Poerwoaminoto, yang hidupnya sarat dengan filosofi Jawa. Dalam sebuah ruangan yang tampak sederhana, terpajang beberapa pigura yang berisi sejumlah foto. Di sisi lain, bendera Indonesia dan Tunisia tampak hikmat berdiri disangga penopang kayu. Sementara pada bagian dinding, tertempel beberapa piagam dan plakat penghargaan. Jika tidak melihat secara detail, orang yang baru pertama datang berkunjung, pasti tak kan mengira jika sosok pemilik ruangan itu adalah pebisnis tangguh dan pelobi ulung.
Sembari berkisah, Moetaryanto Poerwoaminoto-yang biasa dipanggil Pak MP-menyebut dua dari beberapa piagam yang dipajang. "Saya mendapat penghargaanHonorary Order of the Australia (AO). Ini penghormatan dari pemerintah Federal Australia karena keterlibatan saya dalam menjembatani hubungan baik kita dengan pemerintah Australia. Selain itu, beberapa waktu lalu, saya juga mendapat penghargaan dari Sri Sultan Hamengkubuwono X sebagai Duta Yogyakarta bidang Hubungan Luar Negeri," terangnya.
Pak MP memang sarat predikat, nasional maupun internasional. Ia di antaranya juga dipercaya untuk membina hubungan baik Indonesia dengan Tunisia, melalui "posisi" yang diberikan sebagai konsul kehormatan untuk Tunisia di Indonesia. Ia juga pernah mendapat penghargaanSpecial Inspirational Leadership of the Year2004 dari Ernst&Young. Bukan hanya itu. Ayah dua anak dan kakek beberapa cucu ini juga aktif di Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Amerika. "Saya itu pada dasarnya punya kesenangan berkumpul. Dan, karena tahu kekurangan saya, dengan berkumpul secara tidak langsung saya belajar secara visual dan belajar dari orang banyak," terangnya. "Oleh karena saya orang bisnis, ya forum tempat berkumpul saya juga bisnis. Meski, ada juga dari bidang lainnya."
Moetar
Semua predikat itu tentu tak didapat dengan mudah. Apa sebenarnya yang menjadi kunci sukses Pak MP dalam menjalin hubungan baik di dunia internasional? Salah satu kuncinya terletak pada kejujuran. "Ayah saya waktu kecil dulu setiap kali kami kumpul keluarga, selalu berkisah tentang nilai-nilai kejujuran. Dan beliau juga menunjukkan dalam tindakan," sebutnya. "Selain itu, sebagai keturunan orang Jawa, saya tumbuh dengan nilai-nilai filosofi Jawa yang sangat kental."
Nilai-nilai itulah yang membuatnya berhasil di dunia pergaulan "kelas atas", termasuk membesarkan usahanya. Pendiri Coca Cola Indonesia dan Petrolog Group-perusahaan yang bergerak di bidang jasa pendukung peralatan berat untuk industri tambang dan migas-ini lantas menambahkan, setidaknya tiga filosofi Jawa yang kerap diaplikasikan dalam kesehariannya.
Prinsip pertama yang sering diaplikasikan hingga kini adalah andhap asor atau rendah hati. "Melalui prinsip ini, saya diajarkan untuk mengerti di mana kita harus berkedudukan, serta mengerti bagaimana kita harus berperan." Filosofi ini seolah memang melekat kuat dari cara Pak MP memperlakukan orang lain. Senyuman khas plus keramahan, tanpa meninggalkan guratan wajah tegas, membuat yang kali pertama kenal akan merasa segan, namun segera pula menjadi akrab.
Prinsip kedua yang juga sering dijalankan adalah ojo dumeh atau jangan semena-mena. "Sebenarnya prinsip ini juga berlaku untuk semua orang. Dengan filosofi ini, saya bisa melalui banyak fase dalam kehidupan ini," jelasnya. Kemudian, prinsip ketiga adalahngladeni atau melayani. "Filosofi ini sama sekali bukan berarti jadi pelayan. Tapi, kita bisa memberikan peran sesuai dengan kewajiban. Kalau kewajiban harus di tengah-tengah, ya, di tengah. Kalau ke masyarakat kita harus di bawah, ya kita harus merasa di bawah. Itu yang saya pikir jadi kunci filosofi yang saya anut sehingga mampu melintasi berbagai tantangan dan ujian dalam hidup dan bisnis saya."

sumber : www.andriewongso.com