Jumat, 20 Desember 2013

Pembelajaran Tentang Marah


Alkisah, seekor ular memasuki gudang tempat kerja tukang kayu di sore hari. Kebiasaan si tukang kayu, membiarkan sebagian peralatan kerjanya masih berserakan dan tidak merapikannya. Nah ketika ular itu berjalan kesana kemari di dalam gudang, tanpa sengaja ia merayap di atas gergaji. Tajamnya mata gergaji, menyebabkan perut ular terluka. Tapi ular beranggapan gergaji itu menyerangnya. Ia pun membalas dengan mematuk gergaji itu berkali-kali. Serangan itu menyebabkan luka parah di bagian mulutnya.

Marah & putus asa, ular berusaha mengerahkan kemampuan terakhirnya untuk mengalahkan musuhnya. Ia membelit kuat gergaji itu. Maka tubuhnya terluka amat parah dan akhirnya ia pun mati..

Kadangkala, di saat kita marah, kita ingin melukai orang lain. Tapi sesungguhnya tanpa disadari, yang dilukai adalah diri kita sendiri. Mengapa? Karena perkataan dan perbuatan di saat marah adalah perkataan dan perbuatan yang biasanya akan kita sesali di kemudian hari..

Mari, kita sama-sama belajar untuk tidak marah (atau setidaknya mampu meredakan marah) terhadap situasi buruk yang mungkin kita alami.


www.andriewongso.com

Sabtu, 14 Desember 2013

Terbukti Belajar Tak Ada Batasnya...

Keinginan kuat Tarnedi, 54 tahun, untuk belajar bahasa Inggris memang tak terhindarkan. Meski profesinya seorang sopir taksi, ia merasa menguasai bahasa Inggris itu penting. Karena itu ia berusaha belajar bahasa Inggris dengan berbagai cara.

Salah satunya adalah dengan meminta penumpang taksinya untuk berbicara dengannya menggunakan bahasa Inggris jika memungkinkan. Permintaan itu ia kemukakan dalam bentuk “pengumuman” yang ia tempel di belakang tempat duduknya: “TO ALL PASSANGER PLEASE TALK IN ENGLISH BECAUSE I WANT TO IMPROVE MY ENGLISH. IF YOU DON'T KNOW HOW TO SPEAK ENGLISH IT DOESN'T MATTER. THANK YOU. BEST REGARDS, TARNEDI.”

Rupanya caranya itu menarik perhatian banyak orang sampai suatu kali ada yang merekamnya dan videonya di-upload ke Youtube. Setelah itu simpati bermunculkan dari berbagai pihak. Mereka yang kebetulan menumpang taksinya bahkan memberikan bentuk simpati lain. Seperti ditulis Detik.com, pernah suatu kali ada penumpang yang dengan sukarela memberinya uang Rp500 ribu untuk membeli buku-buku bahasa Inggris.

Tarnedi menunjukkan bahwa belajar tak melulu hak anak muda. Bagi orang seusianya pun dan dalam kesibukannya yang hampir tak ada jeda, masih saja ada peluang untuk belajar. Bahkan ia menunjukkan cara belajar bahasa Inggris yang kreatif.

Berikut videonya:
http://www.youtube.com/watch?v=aC7JkcKjpWY&feature=player_embedded
 

Rabu, 11 Desember 2013

Cambuk Sukses

Alkisah, ada seorang perempuan muda yang bekerja di salah satu salon kecantikan papan atas di Kota New York. Salon ini sering dikunjungi oleh kalangan atas dan selebritis. Suatu hari dia terkagum-kagum melihat pakaian seorang pelanggan kaya yang sedang berkunjung ke salon tempatnya bekerja. Rasa ingin tahunya langsung muncul, dan lalu bertanya dengan pertanyaan spontan, “Ibu, pakaiannya indah sekali. Di mana Ibu membelinya?”

Pelanggan kaya itu menatap dirinya dengan sikap dingin dan tatapan tajam. Dan dengan ketus, dia menjawab, “Untuk apa kamu mau tahu di mana saya membelinya? Kalau saya katakan, toh kamu tidak akan sanggup membelinya.”

Mendengar kata-kata hinaan itu, si pekerja salon melangkah pergi dengan wajah merah padam. Perasaannya terluka, tapi batinnya berbicara, “Aku bersumpah! Suatu hari nanti aku akan menjadi orang kaya. Aku akan punya barang-barang mewah seperti wanita kaya itu. Dan tidak akan ada lagi hinaan dan orang yang berkata seperti itu pada saya.”

Waktu terus berjalan, tahun demi tahun pun berlalu. Situasi telah berubah. Di berbagai surat kabar mulai terpampang foto-foto si pekerja salon tadi bersama orang-orang top dunia, seperti Pangeran Charles, Putri Grace dari Monaco, Rose Kennedy, dan lainnya.

Pekerja salon itu adalah Estee Lauder. Dalam hidupnya, dia telah sukses menjadi salah satu wanita terkaya, dan pionir dalam industri kecantikan dunia. Perusahaan yang dibangun bersama suaminya Joseph Lauder merupakan induk dari berbagai merek kosmetik dan fashion bergengsi yang terkenal di seluruh dunia. Produk-produknya dijual di lebih dari 130 negara di lima benua.

Mengenai kisah suksesnya, dalam wawancaranya diberbagai media, ia berulang kali mengatakan, “Aku bisa berhasil seperti hari ini, tidak hanya dengan berdoa atau berharap, tapi terutama dengan bekerja keras dan semangat pantang menyerah untuk merubah nasib”

Belajar dari kisah tadi, menegaskan betapa sebuah hinaan atau cercaan ternyata memberikan manfaat besar dan  Estee Lauder telah membuktikannya. Dia mampu mengubah rasa marah terhadap wanita yang menghinanya menjadi motivasi besar untuk meraih sukses yang luar biasa.

Memang, saat kita berada di bawah, miskin dan tak berpunya, mungkin banyak orang yang meremehkan bahkan menghina kita. Itu adalah hal biasa. Tidak perlu marah dan sakit hati. Yang penting kita tidak meremehkan diri sendiri atau tidak percaya diri. Jadikan hinaan sebagai motivasi untuk bangkit dan membuktikan bahwa kita bisa sukses. Selamat berjuang!


www.andriewongso.com

Selasa, 03 Desember 2013

PENEMUAN TERBARU TENTANG KA'BAH OLEH PENELITI AMERIKA

Penemuan Terbaru Sangat Mengejutkan di Ka`bah baru-baru ini
Berikut ini penemuan terbaru yang sangat mengejutkan :
Prof Lawrence E Yoseph : SUNGGUH KITA BERHUTANG BESAR KEPADA ORANG ISLAM
Encyclopedia Americana menulis : "...Sekiranya orang2 Islam berhenti melaksanakan thawaf ataupun shalat di muka bumi ini, niscaya akan terhentilah perputaran bumi kita ini, karena rotasi dari super konduktor yg berpusat di Hajar Aswad, tdk lg memencarkan gelombang elektromagnetik.
Menurut hasil penelitian dari 15 Universitas : menunjukkan Hajar Aswad adalah batu meteor yang mempunyai kadar logam yang sangat tinggi, yaitu 23.000 kali dari baja yg ada. Beberapa astronot yg mengangkasa melihat suatu sinar yg teramat terang mememancar dari bumi, dan setetlah diteliti ternyata bersumber dari Bait Allah atau Ka'bah.
Super konduktor itu adalah Hajar Aswad, yg berfungsi bagai mikrofon yg sdg siaran dan jaraknya mencapai ribuan mil jangkauan siarannya.
Prof Lawrence E Yoseph - Fl Whiple menulis : "...Sungguh kita berhutang besar kpd orang Islam, shalat, tawaf dan tepat waktu menjaga super konduktor itu..."Subhanallah, Alhamdulillah, Laa Illaha illallah, Allahu Akbar.
Betapa bergetar hati kita melihat dahsyatnya gerakan thawaf haji & Umroh. Tulisan ini bisa menjawab fitnah & tuduhan jahiliyah yang tak didasari ilmu pengetahuan ; yaitu mengapa kaum Muslimin shalat ke arah kiblat dan bahwa umat Islam di anggap menyembah Hajar Aswad. Wallahu a'lam, hanya Allah Yang Maha Tahu.

AllahuAkbar !


http://neuneuknews.blogspot.com/2013/10/penemuan-terbaru-tentang-kabah-oleh.html

Kamis, 31 Oktober 2013

Pahlawan Bagi Tuna Wisma Kelaparan


Jorge Munoz tiba di Amerika Serikat (AS) pada awal tahun 1980-an sebagai pekerja ilegal. Pria kelahiran Kolombia 23 Maret 1964 ini memutuskan pergi ke AS setelah ayahnya meninggal karena suatu kecelakaan. Untuk mengubah nasib ia pergi ke AS bersama ibu dan adiknya. Tiba di AS ia bekerja sebagai pekerja ilegal. Baru pada tahun 1987 ia mendapatkan kewarganegaraan AS bersama ibu dan adiknya. Saat itu ia sudah memiliki pekerjaan tetap dan lumayan bisa hidup layak, yaitu sebagai sopir truk.

Suatu kali ia meninggalkan bar dan melihat para pekerja ilegal lain yang tidur di bawah jembatan. Di lain kali ia menemukan banyak dari mereka masuk ruang gawat darurat. Ketika itulah hatinya terketuk. Banyak imigran gelap seperti dirinya dulu yang menderita dan membutuhkan bantuan.

Keinginannya membantu mereka timbul ketika ia mendengar bahwa banyak sisa makanan yang dibuang dari tempatnya bekerja. Kemudian ia berinisiatif mengumpulkannya dan membagikannya ke tuna wisma. Kegiatan itu ia lakukan tiga malam dalam seminggu. Setelah itu ibunya mulai memasak lebih di rumah dan Munoz membagikannya ke tuna wisma.

Sebagian gajinya juga ia sisihkan untuk memasak makanan lebih banyak. Masakan itu ia bagikan pada kaum tuna wisma di sekitar Roosevelt Avenue dan 73rd Street, New York. Ia membagikannya sekitar jam 21.30 malam. Kegiatan itu ternyata tak pernah berhenti. Walhasil setiap hari ia membagikan makanan pada kaum tuna wisma. Jumlah yang dibagikan pun terus bertambah. Awalnya sekitar 35 bungkus makanan semalam. Kemudian menjadi 60 bungkus. Belakangan malah sampai 140 bungkus semalam dan dilakukan tiap malam. Menurut perkiraannya ia sudah memberikan sekitar 70.000 porsi makanan pada mereka. Ia tak memilih-milih tuna wisma dari negara atau suku apa. Yang penting, siapa yang tampak kelaparan ia kasih.

“Saya hanya membantu mereka yang butuh makan. Mereka cukup berbaris,” kata Munoz. Ia memang sangat terenyuh saat melihat mereka yang kelaparan. “Ketika saya melihat mereka berbaris di jalanan, saya seperti melihat diri sendiri sekitar 20 tahun lalu,” katanya. Berkat kiprahnya itu pada tahun 2010 Presiden Barack Obama menganugerahinya Presidential Citizens Medal. Selain penghargaan dari Presiden Obama, Nunoz juga mendapat pengharaan sebagai CNN Heroes tahun 2012.

Cikal Bakal Rupiah

Mata uang Republik Indonesia adalah Rupiah. Namun pada awalnya mata uang Indonesia adalah Oeang Republik Indonesia (ORI) yang mulai resmi beredar tepat pada 30 Oktober 1946.

Uang ORI pertama dalam bentuk nominal satu sen dan memiliki gambar muka keris terhunus dan gambar belakang teks undang-undang. ORI ditandatangani oleh Menteri Keuangan saat itu, AA Maramis. Karena ORI sudah resmi digunakan maka mata uang Jepang dan  uang Javansche Bank yang sebelumnya digunakan dinyatakan tidak berlaku.

Meski ORI sudah resmi namun saat itu jumlahnya masih terbatas, juga tak bisa mencakup seluruh wilayah Indonesia. Di Sumatera pada masa itu masih beredar uang Jepang. Untuk mengatasi ini Gubernur Sumatera mengeluarkan mata uang sendiri, Uang Republik Indonesia Provinsi Sumatera (URIPS).

Sedangkan mata uang rupiah baru diresmikan pada 2 November 1949 sebagai pengganti mata uang sebelumnya. Sejak saat itu nama resmi mata uang Indonesia adalah rupiah. Ketika itu kurs rupiah adalah Rp3,80/US$1,00. Bandingkan dengan kurs rupiah hari ini (30 Oktober 2013) yang sebesar Rp11.100,00/US$1,00.

Jumat, 25 Oktober 2013

Kisah Si Tukang Gorengan


Alkisah ada seorang penjual gorengan yang selalu menyisakan buntut singkong goreng yang tak terjual. Dia selalu memberikan sisa gorengan tersebut pada seorang bocah yang sering main di tempatnya mangkal. Tanpa terasa, sudah lebih dari 20 tahun dia menjalani usahnya itu. Namun tidak ada perubahan yang berarti; usahanya tetap begitu-begitu saja.

Suatu hari, datang seorang pria membawa mobil mewah, lalu berhenti di depan gerobak gorengannya. Pria itu bertanya, "Ada gorengan buntut singkong, Pak?"

Si tukang gorengan lantas menjawab, "Nggak ada, Mas."

"Saya kangen sama buntut singkongnya, Pak. Dulu waktu kecil, ketika ayah saya baru meninggal, tidak ada yang membiayai hidup saya. Teman-teman saya mengejek saya karena tidak bisa beli jajanan. Tapi waktu itu, Bapak selalu memberi buntut singkong goreng kepada saya, setiap kali saya main di dekat gerobak Bapak," ujar pria muda itu.

Tukang gorengan terperangah. "Yang saya berikan dulu kan cuma buntut singkong.. Kenapa kamu masih ingat saya?"

"Bapak tidak sekadar memberi buntut singkong, tapi juga sudah memberikan kebahagiaan dan harapan buat saya. Saya mungkin tidak bisa membalas budi baik Bapak. Tapi, saya ingin memberangkatkan Bapak ke Tanah Suci. Semoga Bapak bahagia," lanjut pria itu.

Si tukang singkong goreng hampir tidak percaya. Hanya sebuah kebaikan/sedekah kecil tapi mendatangkan berkah yang begitu besar!

Pesan dari kisah ini: selalu bersyukur dan berbuat baik. Sekecil apa pun, asal ikhlas dan tulus, pasti akan membuahkan kebahagiaan dan keberkahan.

www.andriewongso.com

Kamis, 10 Oktober 2013

5 Hal Dilakukan Super Sukses Sebelum Jam 8 Pagi

Orang-orang sukses biasa bangun lebih pagi. Margaret Thatcher bangun jam 5 pagi setiap hari, Frank Lloyd Wrigth (legenda arsitek AS) jam 4, Robert Iger (CEO Walt Disney) jam 4.30. Apa rahasia sukses di pagi hari mereka?

Untuk jadi orang super sukses, biasakan melakukan lima hal berikut:

1. Olahraga. Olahraga pagi itu penting. Lakukan baik di gym atau bentuk olahraga lain. Olahraga pagi selain penting untuk persiapan kerja sepanjang hari juga memperkecil kemungkinan tertimbunnya flek pada jantung.

2. Petakan rencana kerja hari ini. Ini dilakukan untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki. Dengan membuat jadwal yang akan dikerjakan sepanjang hari ini semua pekerjaan akan bisa dilakukan dengan baik sesuai prioritas. Kebiasaan ini seperti sarapan. Jika sarapan pagi kita baik maka sepanjang hari akan baik. Jika persiapan kita baik maka pekerjaan kita pun akan baik.

3. Sarapan pagi yang sehat. Sudah banyak yang menganjurkan sebelum bekerja sebaiknya sarapan. Banyak yang melakukan sarapan pagi di kantor karena kesibukan atau terburu-buru karena bangun agak siang. Tetapi akan lebih baik jika itu dilakukan di rumah. Selain lebih sehat juga tetap menjaga kedekatan dengan keluarga.

4. Visualisasi. Bayangkan sukses apa yang akan diraih hari ini. Membuat visualisasi keberhasilan yang mau diraih hari ini akan membantu menjaga mood sepanjang hari. Meski hanya memvisualisasikannya barang semenit, itu akan berpengaruh.

5. Jadikan hari Anda padat. Setiap dari kita pasti punya daftar pekerjaan yang menakutkan. Kadang selalu ditunda untuk melakukannya sehingga akhirnya banyak waktu terbuang percuma dan membuat stres. Untuk mengatasinya coba masukkan pekerjaan terberat itu untuk dilakukan sepagi mungkin atau setidaknya menjelang makan siang. Hal ini penting karena di pagi hari kondisi tubuh lebih segar dan tenaga sedang penuh. Dengan demikian masalah berat itu akan lebih mudah diatasi.



______
Diolah dari Forbes.

Selasa, 08 Oktober 2013

Satu Kalimat, Dua Persepsi

Oleh: Sonny Wibisono

"The eye of a human being is a microscope, which makes the world seem bigger than it really is."
-- Kahlil Gibran

ADA seorang saudagar kaya raya. Satu hari, sang saudagar jatuh sakit. Umurnya memang sudah tak lagi muda. Hampir mendekati uzur. Ia sudah merasa waktunya di dunia ini sudah habis. Sebelum wafat, ia meninggalkan wasiat kepada kedua anaknya. Wasiat pertama, bila ada yang berutang, janganlah engkau tagih. Untuk wasiat kedua, bila keluar rumah, janganlah sampai engkau terkena sinar matahari.

Beberapa hari kemudian, sang saudagar wafat. Ia pun dikebumikan di pemakaman dekat rumah. Setelah sang saudagar wafat, kehidupan berjalan normal kembali seperti biasa. Semua pesan yang diamanahkan sang saudagar kepada anaknya, benar-benar dijalankan oleh kedua anaknya tersebut.

Setelah beberapa tahun kemudian, kedua anak tersebut sibuk dengan masing-masing urusannya. Mereka mencari nafkah dan tinggal di dua kota yang berbeda. Akhirnya, setelah lima tahun tak pernah berjumpa, mereka bertemu kembali di kediaman mereka dimana mereka pernah dibesarkan dahulu.

Ada perbedaan mendasar dari kedua anak tersebut. Anak pertama, ternyata hidupnya begitu miskin. Sedangkan anak kedua, terlihat sangat makmur. Kekayaan melimpah ruah.

Sang Ibu yang telah renta pun bertanya kepada kedua anaknya. Ketika ditanya mengapa bisa terjadi perbedaan yang begitu mencolok, keduanya menjawab karena melaksanakan amanah yang ayah wasiatkan kepada mereka.

Sang anak pertama menjelaskan, bahwa ia menjalankan wasiat yang diberikan ayahnya, 'Jangan menagih utang kepada orang yang berutang kepadaku, maka setiap orang yang berutang, tak pernah aku menagihnya, makanya aku bankrut.' Untuk wasiat kedua, anak pertama menjelaskan, 'Ayah berpesan supaya kalau aku pergi atau pulang ke tempat bekerja, aku tidak boleh terkena sinar matahari. Akibatnya aku harus naik angkutan, padahal sebenarnya bisa saja berjalan kaki untuk menghemat. Tetapi dengan naik angkutan, pengeluaranku bertambah banyak.'

Anak kedua ditanyakan hal yang sama. Mengapa ia bisa begitu kaya raya dan hidupnya makmur. Katanya, 'Ayah berpesan, aku tak boleh menagih orang yang berutang padaku, makanya aku tak pernah lagi memberi utang kepada para pelanggan.' Sedangkan untuk wasiat kedua, anak kedua menjelaskan, 'Ayah berpesan, jangan terkena sinar matahari jika keluar rumah, maka aku berangkat lebih pagi sebelum matahari terbit, dan aku akan pulang ke rumah setelah matahari terbenam. Jadi aku dapat membuka tokoku lebih cepat dari toko yang lain dan lebih lama menutup tokoku sampai matahari telah terbenam.'

Kisah di atas memperlihatkan bagaimana sebuah kalimat ditanggapi dengan persepsi yang berbeda. Jika kita memaknainya dengan sudut pandang positif, maka segala hambatan dapat diatasi dengan baik. Tetapi bila kita bisa memandangnya dari sudut pandang yang negatif, maka hambatan yang dihadapi terasa begitu sukar untuk dilewati. []


www.sarikata.com

Jumat, 04 Oktober 2013

Kisah Nyata yg Mengharukan : Wanita itu Ibuku

Kejadian ini terjadi di sebuah kota kecil di Taiwan, tahun pastinya sudah lupa. Dan sempat dipublikasikan lewat media cetak dan elektronik. Ada seorang pemuda bernama A be (bukan nama sebenarnya). Seorang anak yang cerdas, rajin dan cukup cool. Setidaknya itu pendapat kaum hawa yang mengenal dia. Baru beberapa tahun lulus dari kuliah dan bekerja di sebuah perusahaan swasta, dia sudah dipromosikan ke posisi manager. Gajinya pun lumayan.Tempat tinggalnya tidak terlalu jauh dari kantor.

Tipe orangnya yang humoris dan gaya hidupnya yang sederhana membuat banyak teman-teman kantor senang bergaul dengan dia, terutama dari kalangan perempuan single. Bahkan putri owner perusahaan tempat ia bekerja juga menaruh perhatian khusus pada A be.

Di rumahnya ada seorang wanita tua yang tampangnya seram sekali. Sebagian kepalanya botak dan kulit kepala terlihat seperti borok yang baru mengering. Rambutnya hanya tinggal sedikit di bagian kiri dan belakang. Tergerai seadanya sebatas pundak. Mukanya juga cacat seperti luka bakar. Wanita tua ini terlihat seperti monster yang menakutkan. Ia jarang keluar rumah bahkan jarang keluar dari kamarnya kalau tidak ada keperluan penting.

Wanita tua ini tidak lain adalah Ibu kandung A Be. Walau demikian, sang Ibu selalu setia melakukan pekerjaan routine layaknya ibu rumah tangga lain yang sehat, seperti membereskan rumah, pekerjaan dapur, cuci-mencuci (pakai mesin cuci) dan lain-lain. Bahkan wanita tersebut juga selalu memberikan perhatian yang besar kepada anak satu-satunya A be. Namun A be adalah seorang pemuda normal layaknya anak muda lain. Kondisi Ibunya yang cacat menyeramkan itu membuatnya cukup sulit untuk mengakuinya.

Setiap kali ada teman atau kolega business yang bertanya siapa wanita cacat dirumahnya, A be selalu menjawab wanita itu adalah pembantu yang ikut Ibunya dulu sebelum meninggal. “Dia tidak punya saudara, jadi saya tampung, kasihan.” jawab A be. Hal ini sempat terdengar dan diketahui oleh sang Ibu. Tentu saja ibunya sedih sekali. Tetapi ia tetap diam dan menelan ludah pahit dalam hidupnya. Ia semakin jarang keluar dari kamarnya, takut anaknya sulit untuk menjelaskan pertanyaan mengenai dirinya.

Hari demi hari kemurungan sang Ibu kian parah. Suatu hari ia jatuh sakit cukup parah. Tidak kuat bangun dari ranjang. A be mulai kerepotan mengurusi rumah, menyapu, mengepel, cuci pakaian, menyiapkan segala keperluan sehari-hari yang biasanya di kerjakan oleh Ibunya. Ditambah harus menyiapkan obat-obatan buat sang Ibu sebelum dan setelah pulang kerja (di Taiwan sulit sekali cari pembantu, kalaupun ada mahal sekali). Hal ini membuat A be menjadi uring-uringan di rumah.

Pada saat ia mencari sesuatu dan mengacak-acak lemari ibunya, A be melihat sebuah box kecil. Di dalam box hanya ada sebuah foto dan potongan koran usang. Bukan berisi perhiasan seperti dugaan A be. Foto berukuran postcard itu tampak seorang wanita cantik. Potongan koran usang memberitakan tentang seorang wanita berjiwa pahlawan yang telah menyelamatkan anaknya dari musibah kebakaran. Dengan memeluk erat anaknya dalam dekapan, menutup dirinya dengan sprei kasur basah menerobos api yang sudah mengepung rumah.

Sang wanita menderita luka bakar cukup serius sedang anak dalam dekapannya tidak terluka sedikitpun. Walau sudah usang, A be cukup dewasa untuk mengetahui siapa wanita cantik di dalam foto dan siapa wanita pahlawan yang dimaksud dalam potongan koran itu. Dia adalah Ibu kandung A be. Wanita yang sekarang terbaring sakit tak berdaya.
Spontan air mata A be menetes keluar tanpa bisa dibendung. Dengan menggenggam foto dan koran usang tersebut, A be langsung bersujud disamping ranjang sang Ibu yang terbaring. Sambil menahan tangis ia meminta maaf dan memohon ampun atas dosa-dosanya selama ini. Sang ibupun ikut menangis, terharu dengan ketulusan hati anaknya. “Yang sudah-sudah nak, Ibu sudah maafkan. Jangan di ungkit lagi”. Setelah sembuh, A be bahkan berani membawa Ibunya belanja ke supermarket. Walau menjadi pusat perhatian banyak orang, A be tetap tidak perduli.

Biar bagaimanapun ibu kita tetaplah ibu kita….sampai ajal menjemput tak ada kata mantan ibu maupun mantan anak…

Kemudian peristiwa ini menarik perhatian kuli tinta (wartawan). Dan membawa kisah ini ke dalam media cetak dan elektronik. Semoga cerita ini bermanfaat…


Salam Diamond
Stefanus Sandy SE, MM
Diamond Director of Jeunesse Global.
Building a Better Future Together
Support by http://www.top888.biz/

Rabu, 02 Oktober 2013

Kebiasaan Segera Menyelesaikan Masalah


Saat menghadapi hal yang kurang menyenangkan, kadang kita perlu waktu untuk menerimanya. Sering pula kita menyesal berkepanjangan. Atau, tak jarang, malah kita repot untuk mencari-cari siapa yang bisa disalahkan.

Padahal, jika kita mau merenung sejenak, apa pun kondisi dan permasalahan yang timbul: kita sendiri yang menanggung dan merasakannya. Karena itu, kita pula yang harus segera menyelesaikannya! Terlepas dari apa pun asal mula masalah, akan jauh lebih bermanfaat jika kita segera mencari sumber masalah dan menuntaskannya.

Sebab, jika dibiarkan berlarut-larut, tantangan/masalah yang satu akan segera bertumpuk dengan tantangan/masalah lain. Maka: biasakan segera memecahkan persoalan, dan segera mencari langkah untuk menyelesaikannya.

Jangan lari dari masalah! Hadapi dengan jiwa yang tenang dan pikiran yang terang.  Saat kita berhasil menyelesaikan satu masalah, niscaya kita akan belajar satu lagi ilmu yang bermanfaat, sehingga esok hari kita akan mendapat banyak berkah.


www.andriewongso.com 


 

Anjing dan Sang Menteri

Alkisah, ada seorang raja yang memiliki 10 anjing ganas untuk menghukum karyawan istana yang bersalah sampai menterinya. Jika sang Raja menilai orangnya bersalah dan tidak berkenan atas kesalahan tersebut, mereka akan dilempar ke kandang anjing agar dicabik dan dimangsa oleh anjing-anjing ganas tersebut.

Suatu hari, seorang menteri membuat sebuah keputusan yang dianggap salah sehingga membuat Raja murka.  “Menteri! Atas kesalahan yang telah kamu perbuat, rajamu memerintahkan hukuman segera dijalankan. Besok, giliranmu masuk ke kandang anjing,” perintah Raja.

Si Menteri dengan wajah pucat berkata, “Paduka, hamba telah mengabdi kepada Paduka dan pekerjaan ini selama 15 tahun. Atas pengabdian hamba selama ini, hamba mohon waktu penundaan hukuman selama 30 hari saja. Setelah 30 hari, hamba akan menghadap dan siap menjalani hukuman.”  Sang Raja, setelah berpikir sejenak, akhirnya mengabulkan permintaan menterinya itu.

Dari sana, si menteri bergegas menuju kandang anjing dan meminta izin kepada penjaga untuk membantu mengurus anjing-anjingnya selama 30 hari. Walaupun merasa heran, tetapi karena menteri senior yang meminta, dia pun mengizinkannya. Sejak saat itu, si menteri membantu memelihara anjing-anjing, memberi makan, memandikan, membersihkan kandang, dan memberi perhatian dengan sebaik-baiknya. Setelah 30 hari, anjing-anjing itu pun menjadi jinak kepada si menteri.

Tibalah waktu eksekusi. Disaksikan Raja, dimasukkanlah menteri itu ke kandang anjing. Akan tetapi, betapa terkejutnya raja, saat melihat anjing-anjing ganasnya itu justru jinak padanya. Apa yang terjadi? Si menteri pun menjawab merendah, “Paduka, hamba telah ‘mengabdi’ pada anjing-anjing ini selama 30 hari dan mereka tidak melupakan jasaku. Tapi paduka… hamba telah mengabdi kepada kerajaan ini selama 15 tahun, dan paduka tega menjatuhkan hukuman ini pada saya. Mohon ampuni kesalahan saya.” Mendengar perkataan menterinya, baginda raja tersentak kesadarannya. Dengan rasa haru, akhirnya si menteri pun dibebaskan dari hukuman.

Dalam perjalanan kehidupan ini, sesungguhnya tidak terhitung jasa kebaikan yang telah kita terima. Baik dari orang yang tidak kita kenal, maupun terlebih dari orang-orang terdekat kita. Selayaknya kita bisa menghargai dan membalas kebaikan itu. Jangan hanya karena kejadian sesaat yang tidak mengenakkan, kita begitu mudah menghapus persahabatan atau persaudaraan yang telah terukir bertahun-tahun lamanya.

Mari, jadikan setiap kebaikan membuahkan kebaikan, sehingga setiap insan di muka bumi ini hidup dengan rasa aman, damai, dan membahagiakan.




www.andriewongso.com

Kamis, 26 September 2013

Anggrek dan Pohon di Hutan


Alkisah, di sebuah hutan, terdapat sebuah bunga anggrek yang tumbuhnya menempel pangkal batang sebuah pohon besar. Anggrek sangat nyaman bersama sang pohon karena selain bisa mendapat makanan yang cukup, ia juga terlindung dari teriknya sinar matahari dan derasnya air hujan yang mengguyur.

Namun, suatu kali, bencana besar datang. Angin bertiup kencang saat itu, disertai hujan sangat lebat. Tiba-tiba petir menyambar. ”Blaaarr!!” dengan kerasnya, tepat di di pohon besar tempat anggrek bernaung.

Batang yang tadinya besar dan kokoh, kini patah beberapa bagian. Pohon yang tadinya jadi rumah si anggrek, telah hancur, hampir berantakan.

Anggrek menangis sejadi-jadinya, ketakutan akan masa depannya. “Pohon… kamu selama ini yang melindungi aku dari panas dan hujan. Kenapa kamu jadi begini? Kamu juga baik mengizinkan aku mengambil sebagian makanan dari batangmu. Sekarang…Kamu sendiri hanya tersisa beberapa daun hijau di sebagian sisa batangmu. Siapa lagi yang akan melindungiku?”

Pohon yang tersisa, melihat anggrek terus menangis, menyapa sahabatnya itu. “Wahai anggrek. Jangan menangis. Aku pun mengalami kejadian yang sangat menyulitkan. Tapi, aku bersyukur bisa tetap hidup meski hanya dengan sedikit sisa daun di batangku ini. Aku yakin, dengan sisa ini, aku akan tetap bisa kembali tumbuh, meski tak sesempurna dulu lagi. Begitu juga kamu. Lihatlah, kilau mentari pagi yang kini langsung mengenaimu. Kamu tampak semakin indah, ditambah embun yang menempel di tubuhmu. Panas mentari dan hujan yang langsung mengenaimu, pasti akan membuatmu semakin subur, cantik dan berbunga lebih banyak. Tentunya akan makin banyak yang mengagumi keindahanmu.”

Anggrek tersentak dengan ucapan pohon sahabatnya itu. Ia kini sadar. Ujian semalam ternyata malah membuka hal lain yang tak pernah terpikirkan selama ini. Anggrek yang indah, ternyata jauh lebih indah saat terkena pancaran mentari langsung. Air yang mengenainya langsung, juga membuat anggrek tumbuh lebih subur.

Sahabat ,

Sama dengan kita yang sering terlena di zona nyaman, kadang tidak lagi merasa harus belajar dan memperbaiki diri. Makin nyaman seseorang, ia tak mau lagi beranjak pergi.

Padahal, di luar sana, kadang tersedia peluang yang jauh lebih indah, lebih menyenangkan, lebih menghasilkan, banyak yang masih bisa digali. Hal itulah yang kadang-kadang membuat seseorang menjadi berhenti, melambat, dan malah akhirnya kemudian terlibas oleh kemajuan zaman atau perubahan yang terjadi.

Peristiwa yang disebut musibah atau bencana sering diperlukan hadir untuk mengingatkan kita agar mawas diri dan mulai belajar lagi. Pada saat awal kejadian, sangat wajar kita mungkin “menangis” seperti sang anggrek. Namun perlu kita yakini, bahwa itu semua datang untuk membawa kita jadi lebih baik dan lebih baik lagi.

Mari, terus bersiap diri. Evaluasi setiap hari, lakukan pembelajaran tiada henti. Tidak takut ancaman dan cobaan yang bisa datang setiap saat. Sebab seringkali di sanalah pertumbuhan mental sedang terjadi untuk menyongsong sukses yang akan kita raih.

www.andriewongso.co

Selasa, 17 September 2013

Cara Mudah untuk Bahagia

Alkisah, ada seorang raja berkuasa yang ingin mencari kebahagiaan. Maka, dipanggillah orang pintar di kerajaan untuk mencarikan bahagia untuk raja. Setelah berpikir, beberapa hari kemudian, orang tersebut mendatangi raja sembari membawakan sebuah berlian sangat elok yang keindahannya mengundang decak kagum banyak orang.

“Baginda, terimalah batu permata terindah di dunia ini. Baginda akan jadi raja terhebat dengan permata satu-satunya di dunia ini. Baginda pasti akan bangga, dan itu pasti mendatangkan bahagia yang Baginda cari.” Baginda menerima berlian itu dengan senang hati. Beberapa hari, berlian itu dipakainya sebagai penghias mahkota. Sangat elok.

Namun, suatu ketika, saat raja mengaguminya, ia melihat sedikit cacat di berlian tersebut. Hatinya kecewa. Bahagia yang dirasakan, tiba-tiba lenyap begitu saja. Maka, segeralah dipanggil orang pintar lain untuk mencarikan bahagia. Orang pintar tersebut segera menunaikan perintah raja. Beberapa saat berlalu, hingga orang itu datang meminta sang raja untuk membuat pesta. Dalam pesta itu, banyak relasi dari berbagai penjuru negeri datang. Gelak tawa dan rasa suka karena banyak teman baru membuat sang raja bahagia. Ia senang, punya banyak keluarga baru yang membuatnya terus tertawa dan senang. Karena itu, raja meminta agar pesta bukan hanya sesaat, melainkan hingga beberapa waktu lamanya.

Namun, lama-kelamaan, karena terus berpesta, orang-orang pun mulai bosan. Mereka pun satu per satu meninggalkan arena pesta hingga akhirnya, pesta bubar dan membuat raja kembali bersedih. Rasa bahagia ternyata hanya dirasakan raja sebatas ketika pesta tiba. Begitulah, sang raja kemudian terus mencari bagaimana agar rasa bahagia dimilikinya. Berbagai orang pintar terus diundangnya.

Barangkali, hingga saat ini, Anda termasuk orang yang terus mencari-cari kebahagiaan. Kadang hilang, kadang pergi, kadang datang kembali, kadang lenyap tak berjejak lagi. Itulah ketika bahagia kita rasakan sebagai sebuah “benda”. Bahagia selalu diharapkan datang, padahal sejatinya ia selalu ada bersama kita.

Padahal sebenarnya, bahagia itu sederhana. Bahagia “hanya sebatas” pada apa yang kita pikirkan semata. Ibarat mendapat hadiah, kita pasti bahagia. Namun ketika tahu hadiah itu tak seperti yang kita harapkan, lantas segera berubah jadi kecewa. Padahal, kita sebenarnya tetap mendapat hadiah. Inilah “anomali” rasa bahagia yang kerap membuat banyak orang merasa, bahagia harus terus dicari. Itu jugalah, yang membuat “definisi” tiap orang terhadap nilai kebahagiaan tampak berbeda-beda, padahal sebenarnya esensinya senada.




www.andriewongso.com

Rabu, 11 September 2013

Universitas Airlangga Kukuhkan Doktor Termuda

  • Universitas Airlangga Kukuhkan Doktor Termuda  
TEMPO.CO, Surabaya - Mohammad Yusup Alamudi, 32 tahun, berhasil menggondol gelar doktor termuda di lingkungan kampus Universitas Airlangga. Dihadapan 10 penguji, Yusup mampu mempertahankan desertasinya dengan baik dan mendapat predikat cumlaude.
Yusup menyajikan desertasi berjudul »Mekanisme Proteksi dan Daya Hambat Vaksin Flu Burung H5N1-RG Unair Terhadap Virus Flu Burung Sub Clade 2.1.3”. Ia berhasil membuktikan produk vaksin yang beredar di Indonesia belum cukup aman digunakan.
Semua penguji mengaku baru mengetahui efektivitas temuan Yusup setelah dipaparkan panjang lebar. "Vaksin H5N1 harus perlu diteliti lagi, apalagi korban flu burung di Indonesia paling banyak. Penelitian ini pakai teknologi 2 dimensi," kata Yusup usai mengikuti ujian terbuka doktoral di aula Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Selasa, 10 September 2013.
Pria yang menderita polio sejak usia 2 tahun itu mengatakan, hasi risetnya merupakan langkah awal menuju perubahan paradigma yang lebih baik. Saat ini, pemerintah cenderung memakai penelitian 1 dimensi untuk produk vaksin impor.
Vaksin tersebut bukannya tidak aman, tapi vaksin yang beredar saat ini ditemukan ada komponen antigen dan antibodi yang lepas. Padahal vaksin untuk manusia wajib zero tolerance. Artinya, ada kelemahan hasil penelitian vaksin lewat teknologi 1 D karena masih memberi ruang untuk berpisah antar protein. Semua vaksin bisa diteliti menggunakan teknologi 2 D.
Sehari-hari Yusup adalah peneliti di Pusat Penelitian Flu Burung (AIRC) Unair yang fokus meneliti virus flu burung. Di bawah asuhan Direktur AIRC, Chairul Anwar Nidom, Yusup berjibaku menciptakan varian virus flu burung. Keterbatasan fisik tak menghalangi Yusup menyelesaikan program doktoralnya. "Alhamdulilah bisa menyandang doktor termuda di Unair. Semua atas bantuan berbagai pihak," katanya.
Ketua penguji, Teddy Ontoseno, mengatakan salut melihat perjuangan Yusup yang memiliki semangat meski dihadapkan dengan keterbatasan fisik. Selain berhasil menyandang doktor termuda di Unair, Teddy menegaskan riset Yusup bisa diterapkan dan tepat guna.
Unair menyarankan pemerintah mulai mengubah riset 1 D untuk semua macam vaksin. Sebab, riset 1 D masih memberi ruang kelemahan dari vaksin yang dihasilkan. "Apalagi kita masih impor vaksin sebanyak 60 persen. Ini bahaya, ternyata vaksin impor tidak menjamin aman," ucap Teddy.

DIANANTA P. SUMEDI
http://id.berita.yahoo.com/universitas-airlangga-kukuhkan-doktor-termuda-103703018.html

Jumat, 06 September 2013

Makna Cinta Sejati

Pagi itu klinik sangat sibuk. Sekitar jam 9:30, seorang kakek berusia 70-an datang untuk membuka jahitan pada luka di ibu-jarinya. Saya menyiapkan berkasnya dan memintanya menunggu, sebab semua dokter masih sibuk dan mungkin dia baru dapat ditangani setidaknya 1 jam lagi.

Sewaktu menunggu, pria tua itu nampak gelisah, sebentar-sebentar melirik ke jam tangannya. Saya merasa kasihan. Jadi ketika sedang luang, saya sempatkan untuk memeriksa lukanya. Nampaknya cukup baik, sudah kering dan tinggal membuka jahitan dan memasang perban baru. Pekerjaan yang tidak terlalu sulit, sehingga atas persetujuan dokter, saya putuskan untuk melakukannya sendiri.

Sambil menangani lukanya, saya bertanya apakah dia punya janji lain hingga tampak terburu-buru. Lelaki tua itu menjawab "tidak". Dia hendak ke rumah jompo untuk makan siang bersama istrinya, seperti yang dilakukannya sehari-hari.

Dia menceritakan bahwa istrinya sudah dirawat di sana sejak beberapa waktu dan istrinya mengidap penyakit Alzheimer. Lalu saya bertanya apakah istrinya akan marah kalau dia datang terlambat. Dia menjawab bahwa istrinya sudah tidak lagi dapat mengenalinya sejak 5 tahun terakhir. Saya sangat terkejut dan berkata,

“Bapak masih pergi ke sana setiap hari walaupun istri Bapak tidak kenal lagi?”

Dia tersenyum sambil tangannya menepuk tangan saya dan berkata, “Dia memang tidak lagi mengenali saya, tetapi saya masih mengenali dia, kan..?”

Saya terus menahan air mata sampai kakek itu pergi. Cinta sesungguhnya tidak bersifat fisik atau romantis. Cinta sejati adalah menerima apa adanya yang terjadi saat ini, yang sudah terjadi, yang akan terjadi, dan yang tidak akan pernah terjadi.

Bagi saya pengalaman ini juga menyampaikan satu pesan penting: "Orang yang paling berbahagia tidaklah harus memiliki segala sesuatu yang terbaik, melainkan dapat berbuat yang terbaik dengan apa yang mereka miliki."

www.andriewongso.com

Rabu, 04 September 2013

Biasa Menjadi Luar Biasa

Dalam bekerja, setiap orang seringkali melakukan tugas atau pekerjaan yang sama. Semakin sering melakukan suatu pekerjaan yang sama, semakin lancar kita mengerjakannya.

Berbeda dengan ketika kita pertama kali melakukannya. Entah itu pekerjaan mengetik, membuat proposal, membuat laporan, membuat analisa bisnis, memimpin rapat hingga pekerjaan menyetir, membersihkan ruangan, ataupun membuat kopi. Pertama kali melakukannya, mungkin kita merasa sulit, bingung, rumit, belum tahu harus bagaimana, atau agak lamban karena belum biasa. Tapi lama kelamaan, kita semakin cepat bekerja, pekerjaan juga terasa semakin ringan.

Akan tetapi setelah pekerjaan menjadi biasa, seringkali timbul perasaan “meremehkan”, timbul perasaan “malas” dan “bosan”. Inilah yang menjadi masalah karena kita tidak akan bisa mencapai hasil yang lebih. Segala sesuatu hanya menjadi hal yang biasa.

Membuat Hal Biasa Menjadi Luar Biasa

Ada seorang karyawan bernama Susi harus menyiapkan seluruh acara untuk kunjungan direksi dari kantor pusat luar negeri selama beberapa hari di Indonesia. Seperti biasa, dia memesan hotel, mengatur jadwal harian, mengatur meeting, mengatur jadwal pemakaian ruangan, membuat undangan meeting, menyiapkan seluruh peralatan yang dibutuhkan, memesan makanan, mengatur waktu santai dan waktu istirahat, mengatur siapa saja yang harus menemani para direksi, dan puluhan persiapan lainnya, termasuk besarnya biaya yang harus dialokasikan untuk setiap aktivitas.

Seperti biasa, Susi sangat sibuk. Tiap hari pulang malam, bahkan suatu hari ia bekerja hingga pukul sepuluh malam. Maklum, dia hanya bekerja sendirian. Suatu pagi atasannya memanggilnya dan bertanya, "Susi, kenapa kamu kerja sampai larut malam begitu? Kan kamu sudah biasa menangani acara seperti ini? Bekerja seperti biasa saja !"

"Memang saya sudah biasa menangani acara seperti ini. Acara yang lebih besar juga sering. Tapi saya tidak mau menganggap acara ini sesuatu yang biasa pak. Saya ingin menjadikan acara yang biasa dilakukan setiap enam bulan ini menjadi luar biasa bagi semua orang. Jadi saya harus bekerja lebih baik daripada sebelumnya," jawab Susi dengan tenang. Dia menyukai pekerjaannya. Dia mengerjakannya dengan senang.

"Wah. Bagus sekali pendapat kamu," kata atasannya agak heran. Dalam hatinya dia berkata, "Mengapa tidak semua orang berpandangan seperti ini—mengubah semua pekerjaan yang biasa-biasa saja bisa diubah menjadi luar biasa? Wow! Pantas saja, setiap acara yang ditanganinya pasti hasilnya luar biasa. Seandainya semua karyawan memiliki pandangan seperti ini, pasti hasilnya luar biasa!"

Bekerja dengan Senang

Kunci menjadikan segala sesuatu luar biasa adalah menyukai pekerjaan. Lakukan segala sesuatu dengan senang. Lakukan dengan segenap hati. Jika Anda melakukan pekerjaan dengan senang dan dengan segenap hati, maka tidak ada yang terasa berat.

Salah seorang staf kami, sebut saja namanya Ati, baru bekerja sekitar dua minggu. Suatu hari, saya ke kantor pagi-pagi dan meninggalkan beberapa lembar kerja yang perlu difotokopi dan diantar ke hotel tempat kami mengadakan training. Saya pun meninggalkan catatan kecil di meja.

Tak berapa lama, saya menerima SMS. Ternyata dari Ati. Waktu saya baca SMS-nya, ternyata dia salah kirim. Seharusnya SMS itu dikirim ke pacarnya, namun salah kirim ke saya. Bunyinya begini, “Mas, udah sampai mana? Aku baru sampai kantor nih. Tapi sebel deh, pagi2 udah dapat kerjaan. Disuruh fotokopi. Udah gitu, disuruh anter ke hotel lagi. SEBEELLL DEH!“

Saya sampai tertegun setelah membaca SMS tersebut. Terkejut. Serasa tidak percaya. Kira-kira semenit kemudian ada SMS lain darinya. Waktu saya buka, ternyata hanya berbunyi, “Maaf bu. Salah kirim“.

Saya semakin tertegun. Akhirnya saya telepon dia. Saya berkata, “Saya ingin berbicara masalah isi SMS dari Ati tadi.“

"Oh iya. Maaf bu. Tadi di angkutan kota ada copet sih, jadi saya sebel.“ Hah? Kok jadi masalah copet? Gubrak...!

Saya hanya bisa mengambil kesimpulan bahwa dia tidak menyukai pekerjaannya. Baru fotokopi dan antar ke hotel yang dekat saja sudah merasa berat, sudah menjadi beban baginya, sudah sebal. Bagaimana jika harus keluar kota? Ke hutan? Ke perkebunan kelapa sawit? Bertugas hingga jauh malam? Semua tugas dan pekerjaan akan menjadi beban dan terasa sangat berat.

Cara Mencintai Pekerjaan

1. Hargai pekerjaan yang Anda miliki. Tidak semua orang bisa mendapatkan pekerjaan itu dan bisa menikmatinya.
2. Cari sisi positif dalam mengerjakan apapun. Minimal, kita bisa memberi manfaat bagi keluarga, teman, dan orang lain.
3. Cari dan temukan hal-hal yang menyenangkan dalam mengerjakan segala sesuatu. Misal menambah pengalaman, menambah teman, mencoba tempat makan baru, memesan makanan kesukaan dekat kantor, bertemu dengan sahabat, bisa belajar sesuatu yang baru, mengejar prestasi, membeli hadiah kecil bagi diri sendiri jika pekerjaan sudah selesai, mencari ide kreatif, dan sebagainya.

Jika Anda tidak menyukai pekerjaan Anda dan merasa terjebak karena tidak bisa mendapatkan pekerjaan yang Anda sukai, maka ingatlah satu hal. “Jika Anda tidak bisa mendapatkan yang Anda suka, maka sukailah yang sudah anda dapatkan.“ Bersyukurlah Anda bisa bekerja. Banyak orang yang ingin bekerja tapi belum juga mendapatkan pekerjaan. Salah satu perusahaan yang saya tahu, baru saja menerima 32 karyawan baru dari 6000 pelamar.

Bersyukurlah untuk segala sesuatu yang sudah Anda dapatkan.. Just be thankful! Love your job! Salam Sukses Spektakuler dari Lisa Nuryanti!!!




Selasa, 03 September 2013

Ulat dan Pohon Mangga

 
 
Suatu kali, seekor ulat tampak kelaparan. Di depannya, tampak pohon mangga yang sedang menghijau dengan dedaunan segar. Ulat yang sedang kelaparan pun menghampiri pohon mangga tersebut, lalu segera memanjat untuk memakan dedaunan itu.

“Hei ulat, sedang apa kamu?” tegur pohon mangga.

Ulat, saking laparnya, lupa meminta izin kepada pohon mangga. “Maaf, aku ke sini hanya ingin memakan sedikit dari bagian daunmu. Aku sangat lapar,” jawab ulat memelas.

“Asal kamu tahu saja ya. Di sini tanahnya tandus. Daun-daun yang ada di batangku ini tidak banyak. Kalau kamu makan di sini, lalu daunku banyak yang mati, bagaimana aku akan hidup kelak?” tolak pohon mangga dengan halus. “Dan, kalau sampai daun-daunku ini habis, maka aku tak akan bisa berbunga . Aku hanya akan jadi pohon tua tanpa bisa berbuah. Pemilik pohon akan menebangku.”

Ulat mengangguk, tanda mengerti kegelisahan pohon mangga. “Baiklah kalau kamu takut. Aku akan pergi, meskipun sebenarnya aku sudah tak kuat lagi. Aku benar-benar lapar dan butuh makan,” jawab ulat dengan nada berat. Terseok-seok, ia pun hendak pergi mencari makanan lain.

Melihat itu, pohon mangga merasa tidak tega. Ia pun akhirnya memanggil ulat kembali. “Wahai ulat, kalau kamu pergi dengan keadaan itu, kamu bisa mati. Aku pun tidak tega. Maka, makanlah daunku. Tapi, pastikan jangan sampai membuat aku mati. Makan seperlumu saja.”

Ulat pun sangat berterima kasih kepada pohon mangga karena ia bisa kembali makan. “Terima kasih, pohon mangga yang baik. Aku tidak akan melupakan jasamu. Aku berdoa, semoga hujan segera turun, sehingga membuat tanah kembali subur dan daunmu lebih lebat lagi,” ucap ulat dengan tulus.

Rupanya, doa si ulat dikabulkan. Tidak beberapa lama, mendung tampak memayungi bumi. Matahari yang tadi sangat terik, pelan-pelan tertutupi awan yang siap menumpahkan hujan. Angin yang bertiup pun segera membawa hawa sejuk yang diiringi rintik hujan. Pohon mangga bersorak kegirangan. Ia kembali mendapat kesejukan sehingga tanah tandus di sekitarnya kini menyediakan air yang berlimpah untuk membuatnya subur kembali.


Beberapa waktu kemudian, tampak pohon mangga makin menghijau dan rimbun daunnya. Tetapi, hingga beberapa lama, pohon mangga itu rupanya belum berbuah juga.

Suatu kali, ulat yang sudah cukup lama hidup dengan memakan daun pohon mangga, berubah menjadi kepompong. Pada saatnya kemudian, ulat menjadi kupu-kupu indah.

“Wahai pohon mangga temanku yang baik, kali ini tiba giliranku membantumu. Aku akan terbang mencari saripati mangga lain untuk aku bawa kemari. Semoga bisa membuatmu berbuah lebat, seperti keinginanmu.”

Begitulah, mereka saling membantu. Serbuk saripati mangga yang dibawa kupu-kupu setiap kali terbang, menjadikan pohon mangga memiliki buah ranum dan manis. Sang pemilik pohon itu pun makin menyayangi pohon mangga. Ia rutin memberikan pupuk tanaman terbaik. Kini, pohon mangga yang dulu tumbuh seadanya dan bahkan nyaris mati, bisa tumbuh subur berkat kebaikannya membantu sang ulat.


Keindahan saling tolong-menolong, tergambar jelas dalam kisah di atas. Perbuatan baik memang pasti akan mendapat balasan kebaikan.

Demikian juga dalam kehidupan di dunia ini. Kita memang tidak pernah tahu, tidak pernah mengerti, mengenai timbal balik suatu kebaikan. Tapi, hampir selalu pasti, kebaikan itu akan membawa lebih banyak keberkahan. Kadang, datangnya pun tak kita duga-duga. Kadang di saat kesulitan, tiba-tiba ada saja yang membantu kita. Kadang, apa yang kita sebut sebagai “kebetulan” sebenarnya merupakan “buah” dari kebaikan yang dulu pernah kita lakukan.

Di sinilah, konteks keikhlasan dan ketulusan dalam membantu orang lain akan membawa keberkahan dan kebahagiaan. Mungkin tidak selalu “dibalas” secepat yang kita harapkan. Tetapi saat kita “melupakan”, bisa jadi berbagai kebaikan malah datang tanpa kita harapkan. Itulah Hukum Tuhan yang universal.

Karena itu, terus bawa dan tularkan kebaikan ke mana pun dan di mana pun kita berada. Mari berbagi dengan apa yang kita bisa. Baik tenaga, pikiran, waktu, atau materi. Semua itu akan menjadi “modal” sekaligus “tabungan” yang akan mengantarkan kita pada hidup penuh keberuntungan. Hidup penuh kelimpahan.


www.andriewongso.com

Kamis, 22 Agustus 2013

MATEMATIKA UNIK

MATEMATIKA UNIK

PERTAMA :
1 x 8 + 1 = 9
12 x 8 + 2 = 98
123 x 8 + 3 = 987
1234 x 8 + 4 = 9876
12345 x 8 + 5 = 98765
123456 x 8 + 6 = 987654
1234567 x 8 + 7 = 9876543
12345678 x 8 + 8 = 98765432
123456789 x 8 + 9 = 987654321

KEDUA :
1 x 9 + 2 = 11
12 x 9 + 3 = 111
123 x 9 + 4 = 1111
1234 x 9 + 5 = 11111
12345 x 9 + 6 = 111111
123456 x 9 + 7 = 1111111
1234567 x 9 + 8 = 11111111
12345678 x 9 + 9 = 111111111
123456789 x 9 + 10 = 1111111111

KETIGA :
9 x 9 + 7 = 88
98 x 9 + 6 = 888
987 x 9 + 5 = 8888
9876 x 9 + 4 = 88888
98765 x 9 + 3 = 888888
987654x 9 + 2 = 8888888
9876543 x 9 + 1 = 88888888
98765432 x 9 + 0 = 888888888
Hebatkan?

Coba lihat simetri ini :
KEEMPAT :
1 x 1 = 1
11 x 11 = 121
111 x 111 = 12321
1111 x 1111 = 1234321
11111 x 11111 = 123454321
111111 x 111111 = 12345654321
1111111 x 1111111 = 1234567654321
11111111 x 11111111 = 123456787654321
111111111 x 111111111 = 12345678987654321

Kurang hebat ?
Sekarang lihat ini :
Jika 101% dilihat dari sudut
pandang Matematika, apakah sama dengan 100%, atau ia LEBIH dari 100% ???? Siapa yg menyangka...

Bagaimana bila ingin mencapai
101%?
Kita sering membaca dn mendengar ttg bgaimana ingin mencapai 100%.
Mungkin sedikit formula
matematika yg srg kita temukan dibawah ini dapat membantu.

Jika
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
Disamakan sebagai 1 2 3 4 5 6 7
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
19 20 21 22 23 24 25 26

Maka, kata KERJA KERAS bernilai :
11 + 5 + 18 + 10 + 1 + 11 + 5 +
18 + 19 + 1 = 99%
H-A-R-D-W-O-R-K
8 + 1 + 18 + 4 + 23 + !5 + 18 +
11 = 99%
K-N-O-W-L-E-D-G-E
11 + 14 + 15 + 23 + 12 + 5 + 4 +
7 + 5 = 96%
A-T-T-I-T-U-D-E
1 + 20 + 20 + 9 + 20 + 21 + 4 + 5
= 100%
Sikap diri atau ATTITUDE adalah
perkara utama untuk mencapai
100% dalam hidup kita.

Tapi bagaimana dgn 101%?
LOVE OF GOD
12 + 15 + 22 + 5 + 15 + 6 + 7 +
15 + 4 = 101%
atau, SAYANG ALLAH
19 + 1 + 25 + 1 + 14 + 7 + 1 + 12
+ 12 + 1 + 8 = 101%

Artinya, Cinta & Kasih Sayank
ALLAH adalah melampaui Segalanya.
Get the feeling!
Salam 17845,
Pandji R Hadinoto, PKPI Nasionalis Pancasila
GeraKNusa Gerakan Kebudayaan Nusantara
www.jakarta45.wordpress.com

www.sarikata.com

Reaksi Abu Bakar Menelan Makanan Haram

Suatu hari Abu Bakar ash-Shiddiq menerima makanan dari hamba sahayanya.
Tanpa ragu, ia langsung mencicipinya. Si hamba sahaya pun heran dengan
peristiwa yang dinilai tak biasa ini.


”Kau selalu menanyakan asal makanan yang aku bawa. Tapi mengapa hari tak
kau berbuat demikian?” tanya hamba sahaya.


”Maaf, rasa laparku membuatku lupa menanyakan hal itu. Dari mana kamu
mendapatkan makanan ini?”


Hamba Sahaya lantas menjelaskan bahwa ia pernah berprofesi sebagai tukang
ramal. Sebagian orang yang diramal membayar kontan namun sebagian lain
berhutang. Mereka yang berhutang menjanjikan pelunasan saat mereka memiliki
uang. ”Aku sudah bertemu mereka hari ini. Dan merekalah yang memberi
makanan ini kepadaku.”


Abu Bakar sontak gelagapan. ”Kau hampir membunuhku,” teriaknya sambil
berusaha mengeluarkan makanan yang sedikit itu dari perutnya.


“Semoga Allah melimpahkan rahmat kepadamu. Kau telah bersusah payah karena
makanan yang sedikit,” kata orang yang menyaksikan reaksi Abu Bakar ini.


“Aku pasti memaksanya keluar meski nyawa menjadi risikonya,” sahut Abu
Bakar. ”Aku mendengar Nabi berkata, badan yang tumbuh subur dengan makanan
haram akan merasakan api neraka.”


Abu Bakar terkenal sangat hati-hati. Salah satu sahabat yang dijanjikan
surga (mubasysyirin bil jannah) ini tegas akan membuang semua harta berbau
haram, entah karena substansinya atau cara mendapatkannya.


(Mahbib Khoiron)

www.sarikata.com

Selasa, 20 Agustus 2013

Orang Jawa yang Mengharumkan Belanda

Dari wajahnya tampah keindonesiaannya. Begitupun dari namanya. Tetapi ia adalah perenang Belanda. Di Negeri Kincir Angin sudah jamak ditemukan wajah Indonesia dan nama Indonesia di sejumlah atlet negeri itu. Tetapi ketika menyebut nama Ranomi Kromowidjojo, ia terasa begitu Indonesia.

Perenang berdarah Jawa, Suriname, dan Belanda yang hari ini tepat berusia 23 tahun itu (kelahiran 20 Agustus 1990) beberapa waktu lalu membuat banyak orang Indonesia terhenyak karena wajah cantiknya sangat “mengindonesia”.  Apalagi ia mampu menjadi juara dunia dan membuat rekor-rekor baru.

Saat Olimpiade 2008 ia meraih medali emas untuk gaya bebas 4x400 m. Di Olimpiade 2012 ia meraih medali emas di nomor gaya bebas 50 m dan 100 m. Ia juga memegang rekor dunia untuk gaya bebas 4x50 m. Atas prestasinya itu Ranomi dinobatkan sebagai “Female European Swimmer of the Year 2012”. Dialah salah satu “Orang Jawa” yang mengharumkan Belanda.

www.andriewongso.com

Jumat, 16 Agustus 2013

Secangkir Kopi

Alkisah, sebuah liburan panjang diisi oleh sekumpulan sahabat untuk melakukan reuni. Sudah dua puluh tahun lebih mereka berpisah dan baru tahun itu mereka bisa berkumpul. Untuk itu, mereka sepakat untuk menemui gurunya ketika bersekolah dulu. Mereka hendak berterima kasih, bahwa dengan ajaran dari sang guru, mereka kini telah sukses dengan bidangnya masing-masing.

Maka, di sebuah sore yang hangat, mereka pun datang bersama-sama mengunjungi sang guru. Mereka saling bercanda, mengenang masa kenakalan ketika remaja. Kemudian satu sama lain mulai berkisah tentang perjuangan hidup yang mereka lalui. Ada yang sudah jadi bos besar di perusahaan multinasional. Ada pula yang menjadi pengusaha sukses di bidang transportasi. Ada pula yang mengaku sudah melanglang buana ke hampir semua benua untuk memenuhi impiannya.

Melihat percakapan seputar kesuksesan yang sudah hampir melampaui batas, sang guru pun meminta izin untuk ke belakang rumah. Rupanya, ia mengambil beberapa cangkir kopi dan satu teko berisi kopi panas yang siap diseduh. Uniknya, cangkir yang diberikan terdiri dari beragam bentuk dan terdiri pula dari beragam bahan. Ada yang dari keramik, kristal, kaca, melamin, dan ada pula yang hanya terbuat dari plastik biasa.

“Sudah, sudah.. Ngobrolnya berhenti dulu. Ini Bapak sudah siapkan kopi buat kalian,” sebut sang guru memecah keasyikan obrolan mereka.

Hampir serempak, mereka kemudian berebut cangkir terbaik yang bisa mereka dapat. Akhirnya, di meja yang tersisa hanya satu buah cangkir plastik yang paling jelek. Lantas, setelah semua mendapatkan cangkirnya, sang guru pun mulai menuangi cangkir itu dengan kopi panas dari teko yang telah disiapkannya.

“Mari, silakan diminum,” ajak sang guru, yang kemudian ikut mengisi kopi dan meminum dari cangkir terakhir yang paling jelek. “Bagaimana rasanya? Nikmat kan? Ini dari kopi hasil kebun keluarga saya sendiri.”

“Wah, enak sekali Pak.. Ini kopi paling sedap yang pernah saya minum,” timpal salah satu murid yang langsung diiyakan oleh teman yang lain.

“Nah, kopinya enak ya? Tapi, apakah kalian tadi memperhatikan. Kalian hampir saja berebut untuk memilih cangkir yang paling bagus hingga hanya menyisakan satu cangkir paling jelek ini?” tanya sang guru.

Murid-murid itu pun saling berpandangan. Mereka bertanya-tanya, apa maksud gurunya bertanya seperti itu. Maka sang guru pun kembali meneruskan ucapannya. “Tak salah memang untuk memilih apa saja yang terbaik. Malahan, itu sangat manusiawi. Tapi masalahnya, ketika kalian tidak mendapatkan cangkir yang bagus, perasaan kalian mulai terganggu. Kalian melihat cangkir yang dipegang orang lain dan mulai membandingkannya. Akibatnya, pikiran kalian terfokus pada cangkir. Padahal yang kalian nikmati bukanlah cangkir, melainkan kopinya. Dan, kalian sendiri mengaku bahwa kopi ini adalah kopi terenak. Jadi, tolong pikirkan baik-baik. Hidup kita seperti  kopi dalam cangkir tersebut. Sedangkan cangkirnya adalah pekerjaan, jabatan, dan harta benda yang kalian miliki.”

Sang guru pun kembali meneruskan wejangannya. “Karena itu, jangan pernah biarkan cangkir memengaruhi kopi yang kita nikmati. Cangkir bukanlah yang utama, sebab kualitas kopi itulah yang terpenting. Jangan berpikir bahwa kekayaan yang melimpah, karier yang bagus, dan pekerjaan mapan yang kalian banggakan tadi merupakan jaminan kebahagiaan. Namun sejatinya, kualitas hidup kita ditentukan oleh ‘apa yang ada di dalam’ bukan ‘apa yang kelihatan dari luar’. Apa gunanya kita memiliki segalanya, namun kita tidak pernah merasakan damai, sukacita, dan rasa bahagia dalam kehidupan kita? Itu sangat menyedihkan, karena itu sama seperti kita menikmati kopi basi yang disajikan di sebuah cangkir kristal yang mewah dan mahal. Jadi, kunci menikmati kopi bukanlah seberapa bagus cangkirnya, tetapi seberapa bagus kualitas kopinya.”

Semua murid itu pun tertunduk malu. Mereka merasakan inilah reuni yang membuat mereka kembali “membumi”. Mereka pun berjanji, akan menjadikan pembelajaran cangkir kopi tersebut untuk menjadikan sukses yang diraih memberi kemanfaatkan kepada lebih banyak orang, dan bukannya menjebak mereka dalam kesombongan.


Status, pangkat, kedudukan, jabatan, kekayaan, kesuksesan, keterkenalan, adalah sebuah predikat yang disandang. Tak salah jika kita mengejarnya. Tak salah pula bila kita ingin memilikinya. Namun, semua itu tak akan kita miliki selamanya. Semua hanya akan langgeng jika kita sebagai subjek—alias pemilik sejati kekayaan yang sebenarnya—memiliki kualitas dalam diri yang bersih, bernilai, bermartabat, dan penuh kebersahajaan.

Ibarat pepatah, manusia mati meninggalkan nama, maka nama seperti apa yang akan dikenang orang, itulah cerminan sejati apa yang sudah kita berikan pada sekeliling kita selama ini. “Nama” itulah “isi kopi” sesungguhnya yang harus kita jaga, rawat, dan sekaligus kita bagi untuk mendatangkan kemanfaatan pada lebih banyak orang.

Mari, kita jadikan “isi” dalam diri kita sebagai cerminan positif yang bisa selalu kita hadirkan untuk mendatangkan keberkahan, kebahagiaan, dan kesuksesan sejati.




www.andriewongso.com

Kamis, 01 Agustus 2013

Ke Jerman Agar Jadi Nomor Satu Dunia


Menyadari bahwa jika berharap meraih prestasi lebih baik saat menjadi pemain nasional bulutangkis China sulit dicapai karena begitu banyaknya pemain berbakat di sana, Xu Huaiwen memutuskan pergi ke Jerman dan menjadi pemain bulutangkis di sana.

Xu lahir di Guiyang, Guizhou, pada 2 Agustus 1975. Dengan bekal kemampuannya bermain bulutangkis dan penguasaan tiga bahasa, China, Jerman, dan Inggris, ia segera diterima di negara barunya itu. Jerman mungkin memang sulit menolak pemain berbakat ini. Xu sendiri sebelum hijrah ke Jerman adalah pemain nasional China selama dua setengah tahun. Ia memenangkan tiga kali medali perunggu di kejuaraan bulutangkis nasional China hingga tahun 1998. Terus-terusan mendapat perunggu, tahun 2000 ia mulai membela Jerman. Tahun 2003 sudah bisa bermain di ajang bulutangkis Eropa dengan bendera Jerman dan juara. Sejak itu ia menjadi andalan Jerman di berbagai kejuaraan dunia.

Ketika mengikuti BWF World Championship 2005 dan 2006, ia mempersembahkan dua medali perunggu. Sedangkan di European Championships 2006 dan 2008 ia berhasil menjadi juara setelah menundukkan Mia Audina (Belanda) dan Tune Rasmussen (Denmark).

Ia pensiun pada tahun 2009 untuk menjadi pelatih. Keinginannya berprestasi di cabang bulutangkis dunia sulit dibendung. Pindah kewarganegaraan mungkin dianggap pengkhianatan. Tapi ia menunjukkan bahwa dengan kepindahannya itu ia melejit di Eropa. Bahkan menjadi salah satu pemain tunggal putri yang sukses di dunia. Ranking terbaiknya diraih pada 22 Juni 2006 di mana ia menjadi pemain tunggal nomor satu dunia.

www.andriewongso.com

Rabu, 31 Juli 2013

Kisah Inspirasi : Petarung Dengan Satu Jurus

Chen adalah seorang remaja pria yang tinggal di Hawaii. Tidak seperti orang normal, ia hanya mempunyai tangan kiri. Tangan kanan nya tidak ada sejak lahir. Karena keadaannya yang cacat itu banyak remaja pria lain yang mengejek dan sering mengolok-oloknya, bahkan ada yang suka memukul dan mendorong kepalanya.


kisah kisah inspirasi
Suatu hari, saat pulang sekolah ia diejek dan digoda beberapa remaja pria, peristiwa itu menarik perhatian seorang tua yang kebetulan lewat. Pria tua itu kemudian mengusir semua remaja yang menghina Chen, ia merasa kasihan pada Chen, kemudian ia berkata “Aku akan mengajarimu Judo supaya tidak ada yang berani mengganggumu lagi”. Chen bingung juga karena ia hanya mempunyai satu tangan, bagaimana mungkin bisa mempelajari Judo. Pria tua itu akhirnya mampu meyakinkan Chen bahwa ia mempunyai jurus judo khusus untuk orang bertangan satu. Akhirnya Chen setuju untuk belajar Judo dari orang tua tersebut dan mulai keesokan harinya sepulang sekolah, ia pergi ke rumah orang tua tersebut untuk belajar Judo.
Orang tua tersebut mengajari Chen sebuah jurus yang ternyata sangat sulit dikuasai, sampai beberapa bulan pun Chen masih belum menguasainya dengan baik. Sampai akhirnya memasuki bulan ke enam barulah Chen mampu menguasainya dengan lumayan baik, Chen sangat gembira dan ia meminta kepada orang tua itu untuk mengajarinya jurus lainnya. Orang tua tersebut menggelengkan kepalanya dan berkata “Kamu sudah bisa menguasai jurus itu? Bagus, kalau begitu lakukan jurus tersebut dengan LEBIH CEPAT dan LEBIH BAIK“.

Chen terus belajar dengan tekun dan akhirnya ia bisa menguasai jurus itu dengan semakin baik, tapi ia bosan juga, pikirnya kok jurus itu-itu aja sih, kapan nih belajar jurus lainnya? Akhirnya ia berkata “Guru, saya sudah menguasai jurus itu dengan baik, ajarkan dong jurus yang lain”. Orang tua yang merupakan gurunya tersebut berkata “Kamu merasa sudah menguasai dengan baik? Baiklah kalau begitu 3 bulan lagi kamu ikut pertandingan”. Chen merasa ragu, bagaimana mungkin ia yang bertangan satu harus bertanding melawan musuh yang bertangan dua dalam suatu pertandingan? Tapi ia berpikir tidak ada salahnya dicoba, dalam pemikiran Chen dalam 3 bulan ini pasti gurunya mengajarkan jurus-jurus baru untuk menghadapi pertandingan.

Seminggu, dua minggu, sebulan berlatih, Chen makin heran, gurunya tidak mengajarkan jurus baru sama sekali, ia hanya disuruh belajar menguasai jurus tunggal itu dengan gerakan yang semakin cepat dan semakin baik. Akhirnya Chen tidak sabar dan protes “Guru, mengapa guru tidak mengajarkan jurus baru apapun kepada ku, masa aku harus bertanding dengan SATU TANGAN dan SATU JURUS saja”. Gurunya tetap tidak mengajarkan jurus baru apapun sampai 3 bulan waktu berlalu dan tiba saatnya bertanding.

Chen mengawali pertandingan penyisihan pertama dengan gugup, tapi karena latihannya sudah sangat matang, akhirnya ia bisa menang juga. Pertandingan kedua dan ketiga ia menangkan juga dengan jurus yang sama. Sampai tiba saatnya ia ke semi final. Chen sangat gugup, katanya “Guru, cepat ajarkan aku  jurus yang baru. Aku sudah menang 3 kali menggunakan 1 jurus yang sama, musuh pasti sudah bisa membaca jurusku, musuhku kali ini sang  juara bertahan, ia sangat hebat, cepat guru, ajarkan aku”. Sang guru dengan tenang berkata “Yakin saja, Kamu pasti menang”. Chen semakin gugup, sampai akhirnya tiba saat pertandingan. Sang lawan memang sangat hebat, berkali-kali ia dapat menghindari kuncian jurus Chen, tapi akhirnya sampai suatu saat ia sedikit lengah dan Chen dapat memanfaatkan kesempatan yang hanya sepersekian detik itu untuk memasukkan jurus satu-satunya yang ia miliki. Chen menang lagi!

Saat finalpun tiba. Chen mempunyai kepercayaan diri yang sudah membubung tinggi, lawannya malah sudah keder duluan, akhirnya ia bisa mengalahkan lawannya dengan mudah dan Chen menjadi juara!! Ya, hanya dengan SATU TANGAN dan SATU JURUS, ia bisa mengalahkan lawan-lawannya yang punya tangan normal dan beragam jurus.

Chen kemudian pulang ke rumah dan berpesta dengan keluarga dan teman-temannya. Kemudian ia menjumpai gurunya dan pergi berjalan-jalan dengan gurunya itu. Sambil berjalan mereka membahas kemenangan Chen. Chen merasa penasaran dan bertanya pada gurunya “Guru, bagaimana aku bisa menang melawan mereka yang normal dengan satu jurus saja? Rasanya sungguh tidak masuk akal”. Gurunya menjawab “Karena engkau mempunyai tekad baja, kemauan yang kuat, dan satu lagi, jurus yang kuajarkan itu adalah jurus yang sangat sulit diantisipasi dan sangat sulit menguasainya, satu-satunya cara untuk melepaskan diri dari kuncian itu adalah dengan MENGUNCI BALIK TANGAN KANAN MU“  —  (???)

Hikmah yang bisa diambil dari kisah inspirasi diatas :
  1. Sesuatu yang dipikir banyak orang sebagai kelemahan, dapat dimanfaatkan menjadi sebuah keunggulan yang nyata. 
  2. Dalam dunia nyata misalnya, tidak diperlukan banyak jurus/pekerjaan untuk menang/sukses. Kuasailah satu bidang sehingga anda benar-benar menjadi sangat ahli di bidang tersebut. Satu bidang yang anda kuasai dengan sangat baik sudah cukup untuk membuat anda hidup layak (menang). Kalau anda tidak bisa menang di suatu bidang yang umum maka buatlah KATEGORI/JURUS sendiri dimana anda lah yang menjadi NOMER SATU di kategori tersebut.
Kisah diambil dari http://pengharapan.com/judo-satu-tangan.html
Foto dari www.defeatdiabetes.org
http://www.kisahinspirasi.com/2012/08/petarung-dengan-satu-jurus.html

Secukupnya Tapi Mendalam..

Judul di atas adalah sikap Rasulullah ketika terjadi peristiwa yang ibarat danau, airnya telah dibuat beriak oleh satu peristiwa yang terjadi. Para sahabat di sekeliling beliau, siap memberikan respon dan reaksi, tapi respon dan reaksi yang paling baik datang dari Rasulullah. Tidak kurang, tidak lebih, secukupnya tapi mendalam, kena.

Satu hari, di Masjid Nabi, Rasulullah dan para sahabatnya sedang berkumpul dalam halaqah, majelis ilmu, membahas sesuatu. Masjid Nabi, lantainya masih pasir, tak ada ubin, apalagi sajadah. Dan mereka duduk, shalat, ruku’ dan sujud di atasnya.

Ketika kelompok manusia terbaik ini berkumpul dan mempelajari ilmu dan perintah Allah, tiba-tiba datang seorang lelaki Badui, lelaki desa nan udik ke dalam Masjid Nabi. Kita semua mengetahui kisahnya. Sebagian besar kaum Muslimin bahkan telah hapal ujung ceritanya. Tapi mari, sekali lagi kita belajar dari sudut pandang yang sedikit lain.

Lelaki Badui ini, tak datang untuk bergabung dalam halaqah nan mulia. Lelaki ini terus berjalan, menuju ujung ruangan, di pojok bangunan Masjid Nabi. Di sana, dia tengok kanan dan kiri. Mengangkat kainnya dan berjongkok di ujung ruangan untuk menuntaskan hajatnya. Lelaki Badui ini buang air kecil, buang air kecil!

Para sahabat yang berada di masjid dan sedang berhalaqah, seketika bergejolak. Mereka hendak berdiri, entah dengan niat melakukan apa di hati masing-masing. Para sahabat marah. Dan kemarahan mereka sangat wajah, ini Masjid Nabi, bukan tempat buang hajat. Para sahabat berhamburan, berdiri, segera berjalan menghampiri lelaki Badui yang sedang menuntaskan hajatnya tadi. Di wajah-wajah mereka, para sahabat mulia itu, nampak kemarahan yang siap meledak.

Tapi Rasulullah memanggil dan menenangkan semua sahabat yang sudah siap mengambil aksi. “Jangan, biarkan dia. Jangan menganggunya. Biarkan dia menyelesaikan kencingnya,” ujar Rasulullah saw.

Setelah lelaki Badui ini menyelesaikan urusannya, Rasulullah memanggilnya dengan nada lembut. Padahal, para sahabat, semuanya, sudah berada pada titik didih. Lelaki Badui ini datang dan berjalan pelan menghampiri  Rasulullah. Beliau menangkap atmosfer kemarahan yang mengepungnya. Tapi hanya Rasulullah yang ditujunya.

Dengan halus, ketika lelaki Badui ini berada di depan beliau, Rasulullah berkata, “Sesungguhnya, masjid ini dibangun bukan untuk itu (maksudnya untuk buang hajat). Masjid ini dibangun untuk shalat dan membaca al Qur’an.”

Hanya itu, tidak kurang, tidak berlebihan. Singkat, tapi tepat sasaran.

Lelaki Badui ini paham, dan lalu pergi meninggalkan Masjid Nabi. Tak lama waktu shalat tiba, dan Rasulullah memimpin para sahabat untuk menunaikan shalat. Dan yang menarik, lelaki Badui ini bergabung bersama untuk shalat jamaah. Dan Rasulullah pun memimpin shalat.

kisah inspirasi islami
Seperti biasa, Rasulullah melakukan shalat. Sampai ketika bangkit ruku’, Rasulullah mengucapkan , “Sami’Allahu liman Hamidah.” Allah mendengar orang yang memuji-Nya.

Para sahabat kemudian menjawab dengan ucapan, “Rabbana walakal Hamdu.” Tuhan kami, segala puji hanya untuk-Mu.

Di luar dugaan, lelaki Badui, ya betul, lelaki Badui yang tadi, menambahkan doanya lebih panjang dari para sahabat.  “Rabbana walakal Hamdu. Allahumarhamni wa Muhammadan, wala Tarham ma’ana ahadan.”  Tuhan kami, segala puji hanya untuk-Mu. Ya Allah, sayangilah aku dan Muhammad. Dan jangan sayangi orang-orang selain kami berdua.

Doa ini dibaca dengan lantang, sampai-sampai Rasulullah mendengarnya. Dan tentu saja, para sahabat yang ada juga mendengarnya. Memang lelaki Badui ini, yang seringkali disebut tidak berpendidikan dan memilik karakter unik, telah menyalahi rukun dari bacaan shalat. Tapi pelajarannya yang seringkali kita tidak perhatikan adalah, lihatlah isi doanya. Doa yang mencerminkan, bahwa Rasulullah telah menguasai hatinya. Doa yang memperlihatkan, bahwa dia juga menolak, sekurang-kurangnya tak mau dengan para sahabat yang ada.

Lelaki Badui ini, yang mohon maaf, sekali lagi kelompok ini sering  disebut sebagai kelompok masyarakat yang tidak berpendidikan, telah menempatkan Rasulullah di tempat yang sangat berpengaruh dalam hidupnya, dalam pikirannya, dalam doanya, dalam permintaannya kepada Allah. Sehingga dia berharap hanya Rasulullah dan dirinya saja yang dirahmati Allah. Dan tentu saja, ketika seseorang menempati posisi yang istimewa, maka istimewa pula letak nasihatnya.

Selepas shalat, Rasulullah berbalik badan. Lalu beliau memanggil lelaki Badui ini dan berkata singkat, “Engkau telah membatasi sesuatu yang sangat luas.” Ya, singkat, sesuai dengan kebutuhan bagi seorang lelaki Badui yang tentu saja tingkat pemahamannya tidak sama dengan sahabat-sahabat utama seperti Abubakar, Umar bin Khattab atau sahabat yang lain.

ditulis oleh ust. Herry Nurdi
gambar dan artikel dari http://penerang.com/2012/04/18/secukupnya-tapi-mendalam/
http://www.kisahinspirasi.com/2012/09/secukupnya-tapi-mendalam.html

Soal Ujian

Ini kisah tentang Riri,  salah seorang mahasiswi yang sedang menyelesaikan kuliah semester akhir di sebuah Universitas Negeri. Riri  mengambil jurusan disebuah fakultas yang cukup favorit, yaitu Fakultas Kedokteran. Sebuah fakultas – menurut keyakinannya – yang dapat membuat hidupnya lebih baik di masa mendatang. Bukan kehidupan yang hanya baik untuknya, tetapi juga buat keluarganya yang telah berusaha susah payah mengumpulkan uang, agar ia dapat meneruskan dan lulus dari kuliahnya dengan baik.

Kakaknya pun rela untuk tidak menikah tahun ini, karena ia harus menyisihkan sebagian gajinya untuk membiayai tugas akhir dan biaya-biaya laboratorium serta praktikum yang cukup tinggi untuk Riri.

Kini tiba saatnya Riri harus mengikuti ujian semester akhir, mata kuliah yang diberikan oleh dosennya cukup unik. Saat itu sang dosen ingin memberikan pertanyaan-pertanyaan ujian secara lisan.

“Agar aku bisa dekat dengan mahasiswa.” cerita Riri menirukan kata dosennya kepada mahasiswa beberapa waktu lalu.

Satu per satu pertanyaan pun dia lontarkan,  para mahasiswa berusaha menjawab pertanyaan itu semampu mungkin dalam kertas ujian mereka.

Ketakutan dan ketegangan Riri saat ujian terjawab saat itu, pasalnya 9 pertanyaan yang dilontarkan oleh sang dosen lumayan mudah untuk dijawab olehnya. Jawaban demi jawaban pun dengan lancar ia tulis di lembar jawaban.

Hingga sampailah pada pertanyaan ke-10.“Ini pertanyaan terakhir.” kata dosen itu.

“Coba tuliskan nama ibu tua yang setia membersihkan ruangan ini, bahkan seluruh ruangan di gedung Jurusan ini !” kata sang dosen sambil menggerakkan tangannya menunjuk keseluruh ruangan kuliah.

Sontak saja mahasiswa seisi ruangan pun tersenyum. Mungkin mereka menyangka ini hanya gurauan, jelas pertanyaan ini tidak ada hubungannya dengan mata kuliah yang sedang diujikan kali ini, pikir Riri dalam benaknya.

“Ini serius !” kata sang dosen yang sudah agak tua itu dengan tegas. “Kalau tidak tahu mending dikosongkan aja, jangan suka mengarang nama orang ! ”. lanjutnya mengingatkan.

Riri tahu persis siapa orang yang ditanyakan oleh dosennya itu. Dia adalah seorang ibu tua, orangnya agak pendek, rambut putih yang selalu digelung. Dan ia juga mungkin satu-satunya cleaning service di gedung jurusan kedokteran tempat Riri kuliah. Ibu tua itu selalu ramah serta amat sopan dengan mahasiswa-mahasiswi di sini. Ia senantiasa menundukkan kepalanya saat melewati kerumunan mahasiswa yang sedang nongkrong. Tapi satu hal yang membuat Riri merasa konyol, justru ia tidak hafal nama ibu tua tersebut !!! Dan dengan terpaksa ia memberi jawaban ‘kosong’ pada pertanyaan ke-10 ini. Ujian pun berakhir, satu per satu lembar jawaban pun dikumpulkan ke tangan dosen itu.

Sambil menyodorkan kertas jawaban, Riri mencoba memberanikan diri bertanya kepada dosennya kenapa ia memberi ‘pertanyaan aneh’ itu, serta seberapa pentingkah pertanyaan itu dalam ujian kali ini ?.

“Justru ini adalah pertanyaan terpenting dalam ujian kali ini” kata sang dosen.

Mendengar jawaban sang dosen, beberapa mahasiswa pun ikut memperhatikan ketika dosen itu berbicara. “Pertanyaan ini memiliki bobot tertinggi dari pada 9 pertanyaan yang lainnya, jika anda tidak mampu menjawabnya, sudah pasti nilai anda hanya C atau D,” ungkap sang dosen.

Semua berdecak, Riri pun bertanya kepadanya lagi, “Kenapa Pak ?” Jawab sang  dosen itu sambil tersenyum, “Hanya yang peduli pada orang-orang sekitarnya saja yang pantas jadi dokter.” Lalu sang sang dosen pergi  membawa tumpukan kertas jawaban ujian itu sambil meninggalkan para mahasiswa dengan wajah yang masih tertegun.
******
Peduli merupakan langkah awal untuk menjadi pemberi manfaat bagi orang lain serta penyelesai masalah di masyarakat. Dan peduli, sudah seharusnya menjadi milik semua orang, bukan hanya dokter. Jadi, soal ujian Riri nomor ke-10 di atas, kiranya juga menjadi soal ujian untuk kita semua. Maka seberapa pedulikah kita ? sehingga mampu menjawab persoalan-persoalan yang ada disekitar kita. Semoga cerita di atas menjadi hikmah untuk kita.

Wallahu’alaum bishowab
-->

Jendela Kereta Api

Hari itu, di kereta api terdapat seorang pemuda bersama ayahnya. Pemuda itu berusia 24 tahun, sudah cukup dewasa tentu.

Di dalam kereta, pemuda itu memandang keluar jendela kereta, lalu berkata pada Ayahnya.
"Ayah lihat, pohon-pohon itu sedang berlarian"

Sepasang anak muda duduk berdekatan. Keduanya melihat pemuda 24 tahun tadi dengan kasihan. Bagaimana tidak, untuk seukuran usianya, kelakuan pemuda itu tampak begitu kekanakan.

Namun seolah tak peduli, si pemuda tadi tiba-tiba berkata lagi dengan antusiasny,
"Ayah lihatlah, awan itu sepertinya sedang mengikut kita!"

Kedua pasangan muda itu tampak tak sabar, lalu berkata kepada sang Ayah dari pemuda itu.
"Kenapa ANda tidak membawa putra Anda itu ke seorang dokter yang bagus?

Sang Ayah hanya tersenyum, lalu berkata. "Sudah saya bawa, dan sebenarnya kami ini baru saja dari rumah sakit. Anak saya ini sebelumnya buta semenjak kecil, dan ia baru mendapatkan penglihatannya hari ini"

Sahabat, setiap manusia di planet ini memiliki ceritanya masing-masing. Jangan langsung kita men-judge seseorang sebelum kita mengenalnya benar. Karena kebenaran boleh jadi mengejutkan kita. Selalu berprasangka baik kepada setiap orang, karena itu yang diajarkan nabimu, dan itulah cara yang baik untuk hidup...

Apakah Anda punya kisah yang mirip dengan cerita diatas? mari dibagi...
Klik like/share jika Anda suka :)

cerita diterjemahkan dari islamicthinking.tumblr.com , gambar dari kuncitransformasi.blogspot.com
http://www.kisahinspirasi.com/2012/12/jendela-kereta-api.html

Selasa, 30 Juli 2013

Citra Diri

Alkisah dalam sebuah seminar di kampus, seorang perempuan muda tampil berdiri di atas panggung untuk sharing melalui tulisan. Namanya Huang Mei Lian, kelahiran Taiwan. Waktu kecil ia terkena lumpuh otak, karena lahir prematur, kekurangan oksigen dan pendarahan di otak, yang telah merampas keseimbangannya dalam bergerak, serta merampas kemampuannya untuk berbicara.

Namun, ia tidak terkalahkan oleh kesulitan yang dialaminya. Bahkan, dia sangat berani menempuh hidupnya yang penuh ketidakmungkinan. Dengan perjuangan keras, Huang Mei Lian berhasil mendapatkan gelar PhD atau  “Doktor bidang seni” dari sebuah universitas di California, AmerikanSerikat. Dia biasa menggunakan tangannya sebagai kuas, dan menggunakan warna-warni ceria dalam lukisannya, yang menyampaikan kepada kita semua, akan “keindahan dan kekuatan alam semesta”, serta makna “kehidupan yang penuh warna”.

Pada sesi Tanya Jawab, seorang mahasiswa mengangkat tangan, mengajukan pertanyaan. “Doktor Huang, Anda dari kecil telah menghadapi keadaan yang begitu sulit. Bagaimana cara Anda menerima diri sendiri? Apakah cacat fisik yang Anda miliki itu,  tidak pernah membuat Anda kesal atau menyesali diri?”

Para mahasiswa dan dosen yang hadir di seminar itu terkejut. Mereka khawatir pertanyaan itu akan menyinggung perasaan Huang Mei Lian, serta merasa was was, apakah dia bersedia menjawab pertanyaan tersebut.

“Bagaimana anggapan saya tentang diri saya?” Huang Mei Lian menulis dengan huruf besar dan tegas di papan tulis yang disediakan. Setelah selesai menulis pertanyaan itu, dia berhenti sejenak. Ia menoleh ke belakang, melihat ke arah mahasiswa yang mengajukan pertanyaan tersebut, kemudian tersenyum. Ia membalikkan badan lagi ke arah papan tulis, lalu mulai menuliskan dengan cekatan dan rapi:

- Saya, Huang Mei Lian, imut..
- Kaki saya sangat panjang dan sangat cantik..
- Papa dan mama saya sangat mencintai saya.
- Tuhan sangat mengasihi saya.
- Saya bisa melukis dan lukisan saya disukai banyak orang.
- Saya bisa menulis, yang membuat saya memiliki banyak teman
- Saya mempunyai seekor kucing yang lucu.


Ruangan tersebut hening, tidak ada seorang pun yang berkata-kata. Huang Mei Lian kembali menoleh dan melihat reaksi para pengikut seminar, dan kemudian kembali menghadap papan tulis untuk menambahkan tulisannya sebagai sebuah kesimpulan singkat.

“Saya hanya melihat dan bersyukur pada apa yang saya miliki. Saya tidak melihat dan tidak menyesali apa yang tidak saya miliki.”

Dengan spontan, tepuk tangan yang meriah kemudian bergema di gedung seminar tersebut. Mei Lian membungkukkan badannya di atas panggung. Senyum penuh kebanggaan yang manis dan ceria, terpampang jelas di wajahnya.

Pembaca yang bijaksana,

Sering kali manusia mengukur kebahagiaan dengan cara yang kurang tepat. Kita merasa pantas berbahagia pada saat kita mampu mendapat apa yang kita inginkan. Kadang kita lupa bersyukur dan berbahagia karena apa yang telah kita punya.  Dengan keterbatasan fisik, Huang Mei Lian tidak pernah menyesali yang tidak dipunyai dan selalu bersyukur serta fokus pada apa yang dimiliki. Sungguh sebuah inpirasi yang bijaksana.

Mari, kita selalu mensyukuri, apa pun keadaan kita hari ini. Seperti pepatah Tiongkok kuno mengatakan: "Kelahiranku di dunia ini pasti punya makna.”


www.andriewongso.com

Putri Indonesia yang Menaklukkan Hollywood


Siapa bintang Hollywood asal Indonesia? Saat ini yang tengah naik daun adalah Tania Gunadi. Perempuan kelahiran Bandung 29 Juli 1983 ini banyak terlibat dalam film-film serial televisi di sana. Keberhasilannya menginspirasi banyak orang karena datang dari Indonesia dengan modal nekat.

Awal kiprahnya boleh dibilang tak sengaja. Tahun 2000 ia mendapatkan lotere green card (paspor hijau) yang membawanya ke Amerika. Ia tinggal di Los Angeles di mana kakaknya sudah lebih dulu berada di sana. Sambil melanjutkan sekolah ia bekerja di Pizza Hut dengan tugas menyapu lantai, membersihkan dapur, dan membuat pizza. Bahasa Inggrisnya pun masih belum bagus.

Suatu kali temannya memberi info bahwa ada audisi di Disney Channel untuk iklan Disneyland. Menurut temannya, Tania hanya perlu “berteriak” dalam audisi itu. Karena terpengaruh temannya ia mencoba ikut. Ternyata ia diterima. Jadilah Tania berperan dalam iklan tersebut. Sejak itu tekadnya makin bulat untuk jadi artis Hollywood. Namun itu tak mudah. Pernah suatu ketika dalam satu audisi seorang produser menyebutkan ia tak punya bakat. Terlebih-lebih bahasa Inggrisnya yang belepotan. “Lebih baik kamu cari pekerjaan lain,” ujar Tania pada VOA Indonesia menirukan produser itu.

Meski begitu ia tak patah semangat. Bahasa Inggrisnya terus ia fasihkan dan aktingnya terus ia asah. Usaha itu akhirnya membuahkan hasil.  Tahun 2001 ia mendapatkan peran kecil di sebuah film televisi berjudul A Real Job. Tahun 2002 perannya makin meningkat dengan main di serial Even Stevens yang diputar di Disney Channel. Setelah itu ia berperan dalam serial Always Sunny in Philadelphia, Boston Public, The Inside, Aaron Stone, dan sebagainya. Kebanyakan hanya berperan untuk satu atau dua episode. Namun di Aaron Stone ia mendapat peran besar sebagai Emma dan main dalam 35 episode.

Tahun 2010 ia ambil bagian dalam serial Transformers: Prime. Serial ini diputar sejak November 2010 di Hub Network dan berakhir pada Juli 2013 ini. Namun karena film animasi ia hanya sebagai pengisi suara. Selain di serial televisi Tania juga menjadi bintang iklan otomotif dan perusahaan ritel di sana. Keberhasilan Tania membuktikan bahwa jika berbekal tekad kuat, Hollywood yang oleh kebanyakan orang dianggap tak mungkin ditembus, terbukti bisa ia taklukkan.


_____
Foto: Alloy.com
www.adnriewongso.com