Selasa, 27 Maret 2012

Nilai Dari Kita

Pada suatu ketika, di sebuah taman kecil ada seorang kakek. Di dekat kakek
tersebut terdapat beberapa anak yang sedang asyik bermain pasir, membentuk
lingkaran. Kakek itu lalu menghampiri mereka, dan berkata:


“Siapa diantara kalian yang mau uang Rp. 50.000!!” Semua anak itu terhenti
bermain dan serempak mengacungkan tangan sambil memasang muka manis penuh
senyum dan harap. Kakek lalu berkata, “Kakek akan memberikan uang ini,
setelah kalian semua melihat ini dulu.”



Kakek tersebut lalu meremas-remas uang itu hingga lusuh. Di remasnya terus
hingga beberapa saat. Ia lalu kembali bertanya “Siapa yang masih mau dengan
uang ini lusuh ini?” Anak-anak itu tetap bersemangat mengacungkan tangan..


“Tapi,, kalau kakek injak bagaimana? “. Lalu, kakek itu menjatuhkan uang
itu ke pasir dan menginjaknya dengan sepatu. Di pijak dan di tekannya
dengan keras uang itu hingga kotor. Beberapa saat, Ia lalu mengambil
kembali uang itu. Dan kakek kembali bertanya: “Siapa yang masih mau uang
ini?”


Tetap saja. Anak-anak itu mengacungkan jari mereka. Bahkan hingga
mengundang perhatian setiap orang. Kini hampir semua yang ada di taman itu
mengacungkan tangan.



***



Sahabat, cerita diatas sangatlah sederhana. Namun kita dapat belajar
sesuatu yang sangat berharga dari cerita itu. Apapun yang dilakukan oleh si
Kakek, semua anak akan tetap menginginkan uang itu, Kenapa? karena tindakan
kakek itu tak akan mengurangi nilai dari uang yang di hadiahkan. Uang itu
tetap berharga Rp. 50.000.


Sahabat, seringkali, dalam hidup ini, kita merasa lusuh, kotor, tertekan,
tidak berarti, terinjak, tak kuasa atas apa yang terjadi pada sekeliling
kita, atas segala keputusan yang telah kita ambil, kita merasa rapuh. Kita
juga kerap mengeluh atas semua ujian yang di berikan-Nya. Kita seringkali
merasa tak berguna, tak berharga di mata orang lain. Kita merasa di
sepelekan, di acuhkan dan tak dipedulikan oleh keluarga, teman, bahkan oleh
lingkungan kita.


Namun, percayalah, apapun yang terjadi, atau bakal terjadi, kita tak akan
pernah kehilangan nilai kita di mata Allah. Bagi-Nya, lusuh, kotor,
tertekan, ternoda, selalu ada saat untuk ampunan dan maaf. Kita tetap tak
ternilai di mata Allah.


Nilai dari diri kita, tidak timbul dari apa yang kita sandang, atau dari
apa yang kita dapat. Nilai diri kita, akan dinilai dari akhlak dan perangai
kita. Tingkah laku kita. seberapapun kita diinjak oleh ketidak adilan, kita
akan tetap diperebutkan, kalau kita tetap konsisten menjaga sikap kita.


Sahabat, akhlak ialah bunga kehidupan kita. Merupakan seberapa bernilainya
manusia. Dengan akhlak, rasa sayang dan senang akan selalu mengikuti kita,
dan merupakan modal hidup.


Orang yang tidak mempunyai akhlak, meskipun ia berharta, tidak ada
nilainya. Meskipun dia cantik, tapi jika sikapnya buruk dan tiada
berakhlak, maka kecantikannya tiada berguna baginya. Begitu pula dengan
orang yang berpangkat tinggi, tanpa akhlak, dia menjadi orang yang dibenci.



Sumber:
Sudarmono, Dr.(2010). Mutiara Kalbu Sebening Embun Pagi, 1001 Kisah Sumber
Inspirasi, Idea Press, Yogyakarta. pp. 6-7. ISBN 978-6028-686-402.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar