Kamis, 29 Maret 2012

Kisah Seorang Ibu, Sebuah Profesi

Alkisah, beberapa tahun yang silam, seorang pemuda terpelajar dari Surabaya
sedang berpergian naik pesawat ke Jakarta. Disampingnya duduk seorang ibu
yang sudah setengah baya. Si pemuda menyapa, dan tak lama
mereka terlarut
dalam obrolan ringan. ”Ibu, ada acara apa pergi ke Jakarta ?” tanya si
pemuda. “Oh…saya mau ke Jakarta terus “connecting flight” ke Singapore
untuk menengok anak saya yang ke dua”, jawab ibu itu. ”Wouw… hebat sekali
putra ibu”, pemuda itu menyahut dan terdiam sejenak.

Pemuda itu merenung. Dengan keberanian yang didasari rasa ingin tahu pemuda
itu melanjutkan pertanyaannya.” Kalau saya tidak salah, anak yang di
Singapore tadi , putra yang kedua ya bu? Bagaimana dengan kakak adik-adik
nya?” ”Oh ya tentu”, si Ibu bercerita : ”Anak saya yang ketiga seorang
dokter di Malang, yang keempat berkerja di perkebunan di Lampung, yang
kelima menjadi arsitek di Jakarta, yang keenam menjadi kepala cabang bank
di Purwokerto, dan yang ke tujuh menjadi Dosen di sebuah perguruan tinggi
terkemuka Semarang.”

Pemuda tadi diam, hebat ibu ini, bisa mendidik anak-anaknya dengan sangat
baik, dari anak kedua sampai ke tujuh. ”Terus bagaimana dengan anak pertama
ibu ?” Sambil menghela napas panjang, ibu itu menjawab, ”Anak saya yang
pertama menjadi petani di Godean Jogja nak. Dia menggarap sawahnya sendiri
yang tidak terlalu lebar.” kata sang Ibu.

Pemuda itu segera menyahut, “Maaf ya Bu… mungkin ibu agak kecewa ya dengan
anak ibu yang pertama, karena adik-adiknya berpendidikan tinggi dan sukses
di pekerjaannya, sedang dia menjadi seorang petani?”

Apa jawab sang ibu..???

Apakah anda ingin tahu jawabannya..???

Dengan tersenyum ibu itu menjawab: ”Ooo …tidak, tidak begitu nak….Justru
saya SANGAT BANGGA dengan anak pertama saya, karena dialah yang membiayai
sekolah semua adik-adiknya dari hasil dia bertani.”

Pemuda itu terbengong….


Sumber: Tidak Diketahui

Tidak ada komentar:

Posting Komentar