Minggu, 03 Juni 2012

Mutiara yang Bernoda


Alkisah, di sebuah kota kecil tinggal seorang tua yang sangat beruntung. Suatu hari, dalam perjalanan pulang sehabis bekerja seharian penuh, tanpa disangka-sangka dia menemukan sebutir mutiara. Ukuran mutiara itu sangat besar dan juga sangat indah, membuat si pria tua bukan main girangnya.
Saking bahagianya begitu sampai di rumah sederhananya, yang pertama dilakukan si pria tua adalah mengamat-amati mutiara temuannya itu. Dalam hati dia mengucap syukur karena dirinyalah yang menemukan mutiara itu, bukan orang lain.
Namun setelah lama diamat-amati, dia mendapati bahwa ternyata mutiara ini tak sesempurna kelihatannya. Rona kebahagiaan di wajahnya pun segera sirna dan berganti dengan kekecewaan karena di bagian permukaan mutiara itu terdapat setitik noda hitam. Dia mencoba menghilangkan noda itu dengan menggosok-gosokkannya, tetap saja noda itu menempel. Dalam hati, ia bergumam, "Andaikan noda hitam itu tidak ada, mutiara ini pasti akan jadi yang tercantik dan paling sempurna di dunia!"
Semakin lama dipikirkan, semakin besar rasa kecewa di hatinya. Akhirnya, ia memutuskan untuk menghilangkan titik noda itu dengan cara menguliti lapisan di bagian permukaan mutiara. Tapi setelah menguliti lapisan pertama, noda hitam itu ternyata masih ada. Ia pun segera menguliti lapisan kedua dengan keyakinan bahwa titik noda itu akan hilang.Namun kenyataannya malah noda tersebut tetap tidak hilang.
Dengan tidak sabar, dia lalu menguliti mutiara itu selapis demi selapis, hingga lapisan yang terakhir. Saat itu nodanya telah hilang, tapi mutiaranya pun ikut hilang!

***
Begitulah dengan kehidupan nyata, kita suka mempermasalahkan hal yang kecil, yang tidak penting sehingga akhirnya merusak nilai yang besar.
Persahabatan indah yang terjalin puluhan tahun berubah menjadi permusuhan yang hebat hanya karena sepatah kata pedas yang tidak disengaja. Keluarga yang rukun dan harmonis pun jadi hancur hanya karena perdebatan-perdebatan kecil yang tak penting.
Yang remeh kerap dipermasalahkan. Yang lebih penting dan berharga terlupakan dan terabaikan. Seribu kebaikan sering tak berarti. Tapi setitik kekurangan diingat seumur hidup.
Mari belajar menerima kekurangan apa pun yang ada dalam kehidupan kita. Sebab bukankah tak ada yang sempurna di dunia ini?


sumber : www.andriewongso.com 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar