Selasa, 05 Juni 2012

Keledai Pintar

 
Suatu hari, Timur Lenk menghadiahi Abu nawas seekor keledai. Abu Nawas
menerimanya dengan senang hati. Tetapi Timur Lenk berkata, “Ajari keledai
itu membaca. Dalam dua minggu, datanglah kembali ke mari, dan kita lihat
hasilnya. Aku ingin keledai itu menjadi pandai”, tuturnya.

Abu nawas berlalu, dan dua minggu kemudian ia kembali ke istana. Tanpa
banyak bicara, Timur Lenk menunjuk ke sebuah buku besar. Abu nawas menggiring
keledainya ke buku itu, dan membuka sampulnya.

Si keledai menatap buku itu, dan tak lama mulai membalik halamannya dengan
lidahnya. Terus menerus, dibaliknya setiap halaman sampai ke halaman akhir.
Setelah itu, si keledai menatap Abu Nawas “Demikianlah,” kata Abu nawas ,
“Keledaiku sudah bisa membaca.”

Timur Lenk mulai menginterogasi, “Bagaimana caramu mengajari dia membaca?”

Abu nawas berkisah, “Sesampainya di rumah, aku siapkan lembaran-lembaran
besar mirip buku, dan aku sisipkan biji-biji gandum di dalamnya. Keledai
itu harus belajar membalik-balik halaman untuk bisa makan biji-biji gandum
itu, sampai ia terlatih betul untuk membalik-balik halaman buku dengan
benar.”

“Tapi,” tukas Timur Lenk tidak puas, “Bukankah ia tidak mengerti apa yang
dibacanya ?”

Abu Nawas menjawab, “Memang demikianlah cara keledai membaca: hanya
membalik-balik halaman tanpa mengerti isinya. Kalau kita membuka-buka buku
tanpa mengerti isinya, kita disebut setolol keledai, bukan?”

Sumber: Tidak Diketahui

Tidak ada komentar:

Posting Komentar