Jumat, 03 Januari 2014

The Power of Today - Kekuatan Hari Ini

Rendy dan Tomi adalah dua sahabat sejak duduk di bangku SMA. Setiap akhir tahun, secara rutin mereka bertemu melepas rindu dan bertukar kabar. 

“Sudah mau ganti tahun lagi, ya, Tom? Wah, setahun ini aku banyak nyeselnya, deh,” kata Rendy sambil menerawang ke belakang.  “Semangat belajarku amburadul sehingga nilai ujianku terlalu pas-pasan. Rasanya malu sama diri sendiri. Lanjutannya, aku jadi sering berantem dengan pacar gara-gara urusan sepele, dan akhirnya malah putus. Padahal aku masih sayang sama dia. Dan lebih celaka lagi, waktu aku pulang ke rumah ortu, karena emosi yang labil, eh, malah bikin masalah yang membuat ortuku marah besar. Tahun ini benar-benar sial buatku. Aku kecewa dan menyesal dengan diriku sendiri.  Lalu bagaimana dengan kabarmu sobat?”

Tomi yang mendengar dengan tekun keluhan sahabatnya menyahut, “Udahlah, Ren…. Yang udah terjadi kan tidak bisa diulang lagi, ngapain disesalkan? Yang udah terjadi disesali juga tidak ada guna. Yang penting tahu di mana salahnya. Perbaikilah. Janji saja pada diri sendiri untuk enggak ngulang lagi. Beres, kan?” dengan lagak bijaksana Tomi berusaha menasihati sabahatnya itu.

Tomi melanjutkan, “Menurut aku, masa lalu biarlah berlalu. Sebenarnya yang perlu kita khawatirkan adalah masa depan kita. Setuju gak? Jujur, Aku sih cemas dan khawatir, setelah lulus mau ngapain, kita mau ke mana? Nyari kerja kan gak gampang. Udah masukin lamaran ke banyak perusahaan aja, belum tentu dapat panggilan.  Ayah dan ibuku mengharapkan aku pulang untuk membantu kerja di ladang. Aku gak tau harus bagaimana menjawabnya. Menolak salah, tidak menolak juga salah. Mana doi nanyain mulu keseriusan aku sama dia. Entah bagaimana kelanjutan hubungan kami juga belum jelas lah”.

Dalam diam mereka berdua bersitatap dan tiba-tiba tertawa bersama. “Hahaha…. pertemuan kita kali ini sungguh tidak biasa, ya?  Aku sibuk  dengan kecewa pada diriku sendiri dan menyesali masa lalu, sedangkan kamu begitu  khawatir akan masa depan yang tidak menentu. Kita seperti tidak hidup di dunia nyata, ya?” kata Rendy.

“Iya, bener. Sepertinya ada yang salah, nih, dengan  cara berpikir kita,” lanjut Tomi.


Memang benar, menyesali terus-menerus apa yang telah terjadi hari kemarin adalah kebodohan. Karena hari kemarin tidak mungkin kembali lagi. Sedangkan mencemaskan dan mengkhawatirkan masa depan yang belum tentu terjadi itu adalah penderitaan. Hanya hari ini yang menjanjikan kesempatan kesuksesan dan perubahan.

Maka, mari, hari ini dengan penuh syukur, optimis, kerja cerdas, kerja keras, dan siap belajar tanpa berhenti, niscaya potensi kita akan berkembang pesat dan kitapun bisa menciptakan sukses yang gemilang.

www.andriewongso.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar