Kamis, 30 Januari 2014

4 Tahapan Orang Bekerja Menurut Salah Satu Orang Terkaya Indonesia

http://images.detik.com/content/2014/01/29/4/113030_20140128_103745s.jpg
Jakarta -Salah satu orang terkaya di Indonesia, Tahir, memiliki filosofi unik soal pekerjaan. Menurutnya, orang yang bekerja itu terdiri dari 4 tahapan.

Tahir yang baru saja memberikan hibah bantuan uang Rp 6 miliar ke pemprov DKI Jakarta untuk penanggulangan banjir ini menganggap kerja berdasarkan hobi adalah kelas manusia terendah. Itu adalah pemikiran yang terlalu kebarat-baratan.

"Pertama yang paling rendah adalah kerja sesuatu atas hobi. Itu sangat pemikiran barat, be yourself. Saya tidak setuju. Saya kerja sesuatu bukan karena hobi. Kalau begitu itu kelas terendah," kata suami dari Rosy ini saat berkunjung ke kantor detikcom di Jakarta, Selasa (28/1/2014).

Tahir yang juga pendiri Mayapada Group mengatakan kedua adalah tahapan orang yang bekerja karena tanggung jawab. Orang yang bekerja karena tanggung jawab berada satu tahap lebih tinggi dibanding yang berdasarkan hobi. Ini merupakan hal yang wajib.

"Naik satu tingkat di atas adalah kerja karena tanggung jawab. Kalau saya berani nikah, saya harus bisa menjadi suami bertanggung jawab. Kalau nggak, saya jangan naik ring (tinju/menikah)," lanjutnya.

Ketiga adalah bekerja karena ahli. Orang kaya dermawan ini mengatakan, kerja berdasarkan ahli merupakan hasil dari bekerja karena tanggung jawab.

"Misalkan saya kerja di mobil. Saya tidak senang tapi karena saya tanggung jawab saya kerja di situ, pelan-pelan saya menjadi ahlinya. Mungkin suatu hari saya bisa buka pabrik assembling dan lainnya," lanjut pria kelahiran 1952 ini.

Terakhir, yang terpenting menurut Tahir adalah bekerja yang memiliki visi. Seolah percuma bagi Tahir jika bekerja tidak memiliki visi atau tujuan yang jelas.

"Menjadi presiden, orang kaya, terkenal, menteri itu bukan tujuan hidup. Itu hanya jalan alat yang kita pakai untuk sebuah tujuan. Tujuan semua sama, yaitu membawa berkah untuk orang lain. Mulai dari keluarga dulu. Orang yang bisa benahin keluarga baru bisa benahin negara," tambahnya.

"Hanya visioner yang bisa mengubah negara ini," tutupnya.(zul/ang)

Zulfi Suhendra - detikfinance
http://finance.detik.com/read/2014/01/29/112919/2481627/4/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar