Kamis, 09 Januari 2014

Gelandangan Jadi Programmer

Leo Grand, 37 tahun, memang bukanlah pengemis seperti di Indonesia, tetapi sejak tahun 2011 hidupnya di jalanan setelah ia kehilangan pekerjaan. Sejak saat itu hidupnya ditopang dari pemberian orang.

Pada Agustus 2013 lalu ia bertemu seorang pemuda bernama Patrick McConlogue. Pemuda berusia 23 tahun itu ternyata seorang programmer. Begitu melihat Grand, McConlogue terpikirkan memberi bantuan. “Anda mau saya beri uang US$100 atau besok pagi saya datang lagi memberi Anda buku-buku Java-Script dan laptop bekas untuk belajar coding (program komputer)?” tanya McConlogue. Saat itu yang ada dalam pikiran Grand adalah dengan uang US$100 ia bisa hidup beberapa hari saja, tapi dengan memiliki keterampilan coding ia mungkin bisa mendapat penghasilan lebih baik. Maka, meski merasa aneh Grand memilih yang kedua. Setelah itu setiap hari satu jam sebelum bekerja McConlogue mengajari Grand tentang coding. Sampai akhirnya Grand bisa membuat aplikasi.

Apa yang dilakukan Grand setelah memiliki pengetahuan coding itu? Dengan laptop bekasnya ia kemudian mencoba membuat sebuah aplikasi komputer untuk perangkat mobile. Ternyata ia berhasil membuat sebuah program yang kini dijual di Apps Apple, dengan nama Trees for Cars yaitu program nebeng ke mobil orang berdasarkan komunitas.

Gambarannya seperti ini. Seorang pengendara menentukan titik pertemuan yang dikehendakinya. Trees for Cars akan menyarankan pada para penggunanya titik pertemuan tersebut. Kemudian antara pemilik mobil dan yang akan nebeng saling terhubung. Mereka yang bersepakat yang akan ikut mobil tersebut. Aplikasi itu juga menghitung berapa banyak gas CO2 yang terselamatkan jika sekian banyak orang memilih nebeng mobil orang lain ketimbang membawa kendaraan sendiri.

Meski belum jelas sejauh mana keberhasilan program tersebut dan sejauh mana lakunya, apa yang dicapai Leo Grand menunjukkan bahwa jika mau dan tekun bahkan seorang gelandangan pun bisa belajar coding hingga menjadi programmer. Ia sekarang sedang membuat aplikasi kedua. Selain itu ia akan segera mencari pekerjaan sebagai programmer.

Sementara McConlogue sendiri kebanjiran pekerjaan. Ada ratusan orang yang mendaftar ingin jadi muridnya karena menganggap ia cukup cerdas sebagai mentor.

www.andriewongso.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar