Jumat, 31 Oktober 2014

Hapus Takut dan Ragu Saat Alih Profesi



Alih profesi banyak hambatannya, mulai dari keraguan hingga ketakutan. Bahkan ketika profesi baru itu dianggap impian dan merupakan yang paling pas dengan kemampuan, rasa takut tetap menghantui. Bagaimana mengatasinya?

Banyak nasihat diberikan untuk memotivasinya, seperti sejumlah kata bijak ini. “Halangan terbesar untuk sukses adalah takut gagal”. “Satu-satunya kegagalan adalah takut mencoba”.  “Sebenarnya tak ada rahasia sukses, yang ada sukses merupakan hasil dari persiapan, kerja keras, dan belajar dari kegagalan.” “Kegagalan adalah jalan memutar, bukan jalan buntu.”  “Sukses bukanlah final, gagal tidaklah fatal.” Nah, kalimat mana yang paling ampuh menggugah Anda untuk kembali mencoba dan menghindari rasa takut gagal?

Masih belum merasa terpacu dengan kalimat-kalimat penyemangat tadi? Barangkali, kisah-kisah berikut bisa memberikan inspirasi yang berharga agar tetap yakin pada pilihan yang sudah kita ambil.

Ikuti Kata Hati

Tasia Malakasis bekerja sebagai sales dan marketing di sebuah perusahaan teknologi di New York. Suatu ketika ia melihat keju yang terbuat dari susu kambing merk Belle Chèvre di sebuah gerai. Ia mencicipinya dan langsung tertarik. Ternyata pabriknya tak jauh dari rumahnya di Alabama. Setelah mengunjungi pabrik itu, ia berpikir untuk mengubah masa depannya.

Dulu ia pernah sekolah kuliner namun suatu ketika berhenti karena merasa tak akan pernah bisa jadi chef. “Tetapi saya tahu passion saya di bidang makanan, hanya saja tidak tahu bagaimana merealisasikannya,” tuturnya. Kali ini ia seperti menemukan momentum setelah menemukan keju Belle Chevre itu. Ia kemudian memutuskan berhenti dari profesinya yang sudah ia jalani selama 15 tahun dan pulang ke Alabama.

Baginya, keputusan itu ibarat meloncat dari tebing ke jurang yang tak tahu seberapa dalamnya. “Tapi, saat itu saya tak punya rasa takut,” katanya. Padahal ia tak punya pengalaman di bidang bisnis makanan. Modalnya hanya mengikuti kata hati. Ia mengontak pendiri Belle Chevre dan meminta mengajarinya membuat keju. Mereka setuju. Kemudian mulailah ia belajar membuat keju di pabrik rumahan itu. Pelan-pelan ia pun menanam sahamnya di perusahaan itu dari hasil tabungannya.

Setelah sekian lama menekuni usaha itu, terbit ketidakyakinan, apakah pilihannya benar. Untuk mengatasi keraguan itu, ia mencoba fokus dan menebalkan keyakinannya bahwa pilihan mengikuti kata hati tersebut telah benar. Ia kemudian membaca banyak jurnal tentang bisnis makanan. Menganalisa kenapa ketakutannya itu timbul. Ia mengibaratkan pencariannya itu seperti sedang bermain puzzle. Keraguan itu ibarat kepingan-kepingan puzzle yang masih belum bertemu dengan tempatnya. Ternyata, katanya, meskipun pada awalnya ia merasa loncat ke jurang tanpa jaring, pada kenyataannya selalu ada jaring di sana. Pengalamannya di industri teknologi juga bisa berguna, seperti memanfaatkan jaringan, kenalan, dan sebagainya. Bahkan dari sanalah ia mendapat bantuan.

Kini Malakasis merupakan pebisnis keju kambing ternama di Amerika Serikat. Sejak ia mengakuisisi Belle Chèvre tahun 2007 sudah 50 penghargaan ia terima. Bisnisnya pun sukses. Kuncinya, ikuti kata hati dan yakin bahwa pilihan ini benar.

Fokus

Kerap kali peluang datang tak sengaja. Michelle Marciniak adalah seorang pebasket putri yang berprestasi di Universitas South Carolina, AS. Setelah berhenti sebagai pebasket ia memilih jadi asisten pelatih di universitasnya. Saat itu pelatihnya adalah Susan Walvius.

Namun suatu ketika Susan mundur sebagai pelatih. Michelle sebenarnya bisa bertahan sebagai asisten, akan tetapi pelatih baru ternyata membawa asisten sendiri. Akibatnya Michelle terdepak. Ia pun menganggur.

Michelle sangat mencintai basket. Namun suatu hal yang mengubah hidup terjadi ketika ia mengunjungi Susan Walvius. Saat itu ia membawa sepasang celana pendek basket yang terbuat dari bahan kain halus seperti sutra. Ia menghadiahkannya pada Susan. “Saya sangat menyukai celana pendek ini. Saya cuci dan pakai lagi, cuci lagi pakai lagi, sangat nyaman dipakainya,” katanya. Lalu Susan menyahut, “Saya bahkan bisa buat sprei dari bahan kain ini,” katanya.

Dari sanalah timbul ide bisnis. Mereka kemudian mengontak universitasnya untuk belajar membuat perencanaan bisnis. Beberapa bulan kemudian mereka membuat aneka produk dari fabric seperti sprei, sarung bantal, kaus singlet, dan sebagainya di bawah payung bisnis SHEEX dan menjualnya melalui internet pada tahun 2008.

“Saya sudah putuskan untuk menekuni bisnis ini apa pun kejadiannya. Sekali saya putuskan saya tak boleh menengok ke belakang lagi. Saya harus fokus dengan pilihan saya ini,” katanya. Untuk memperkuat keyakinannya, ia meminta nasihat dari para business adviser, dan merekrut orang-orang terbaik. Ia juga belajar dari buku-buku. Hal itulah yang membuatnya bisa menghapus keraguannya dan terus termotivasi menjalankan bidang barunya. Kini, dengan usahanya yang terus berkembang, ia menyebut bahwa fokus dan pantang menengok ke belakang jadi salah satu cara terbaiknya untuk mengatasi keraguan.

Buang Pilihan Gagal

Daryn Kagan adalah host terkenal di CNN. Ia memulai kariernya di televisi sejak tahun 1994 dengan sistem kontrak. Selama membina karier di sana, ia sukses membawakan berbagai program favorit. Karena dominannya peran Daryn, sampai-sampai ada media yang menyebutkan Daryn adalah CNN.

Namun karier tidak bisa dipegang selamanya. “Apapun karier kita suatu saat pasti ada akhirnya,” kata Daryn. Dan ternyata ujung karier Daryn di CNN begitu cepat. Tahun 2006 CNN menolak memperpanjang kontrak perempuan kelahiran tahun 1963 ini. Ia pun terpukul.

Untuk sementara ia bingung harus melakukan apa. Plan B-nya tidak dirancang dengan matang. Untuk menemukan apa yang harus dilakukan setelah tak lagi jadi host CNN ia kumpulkan segala hal yang bisa memberinya inspirasi. Ia beli buku catatan kecil (notes) dan sebar di mana-mana, di tempat tidur, di depan televisi, di mobil, dan tempat lain yang memungkinkan untuk memudahkannya mencatat tanpa perlu repot membawa-bawa. Ketika ia menangkap suatu ide, segera ia catat. Karena itu semua inspirasi yang ia lihat, ia dengar, ia pikirkan, dan sebagainya segera ia catat. “Tak perlu memilah-milah dulu, catat saja,” katanya.

Apa yang ia dapat dari semua itu? Inspirasi ternyata datang dari internet. Ketika itu Yahoo menurunkan program berita dari zona perang dengan judul  “In the Hot Zone”. Timbul idenya yang bertolak belakang dengan itu. Jika Yahoo menurunkan cerita mengerikan di medan perang ia punya ide menurunkan cerita positif yang inspiratif dari berbagai kalangan.

Dari situlah ia mendirikan DarynKagan.com, website yang memuat cerita-cerita inspiratif. “Saya tak punya pilihan lagi. Bahkan pilihan gagal pun tak ada,” tuturnya. Dari sanalah ia bekerja keras, mengumpulkan cerita dari mana-mana, melakukan reportase sendiri, menulis artikel sendiri, dan sebagainya. Pelan-pelan bisnisnya berkembang. Dari hanya sekadar website, ia kemudian bisa membuat buku inspirasi, film dokumenter untuk televisi, dan menjadi pemasok program untuk Radio Oprah. Ternyata dengan memutus alternatif lain dan bersikeras untuk tidak mau gagal dalam bisnis yang baru ia masuki, bisa membawanya ke tingkat sukses seperti sekarang. “Ternyata berhenti dari CNN merupakan hadiah bagi saya,” katanya.

Nah, dari tiga kisah inspirasi di atas bisa mendapatkan tiga pelajaran berharga: ikuti kata hati, fokus pada apa yang jadi pilihan, dan jangan beri pilihan gagal alias terus bekerja keras agar apa yang dilakukan berhasil diraih.

 http://www.andriewongso.com/articles/details/14022/Hapus-Takut-dan-Ragu-Saat-Alih-Profesi-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar