Rabu, 17 September 2014

Steve Jobs Batasi Anak Gunakan iPhone dan iPad

Rabu, 17 September 2014

Mungkin sebagian besar orang tua memimpikan anak-anak mereka, kecil atau sudah dewasa, memiliki gadget (smartphone) super canggih dalam kesehariannya. Impian ini seperti hal lumrah. Selain menunjukkan status, keluarga modern akan terasa kurang jika anak-anak mereka tak “dipersenjatai” dengan gadgets canggih tersebut.

Barangkali banyak orang yang menduga, keluarga siapa yang rumah dan anak-anak mereka memiliki fasilitas teknologi canggih. Rasa penasaran itu pernah dialami seorang wartawan New York Times saat berkesempatan mewawancarai pendiri Apple Inc., Steve Jobs. Sang wartawan, Nick Bilton, sempat menungkapkan angan-angannya bahwa sebagai pencinta produk Apple ia ingin anak-anaknya juga memiliki iPad atau iPhone, dua produk Apple yang paling terkenal.

Bilton mengakui sebelumnya ia membayangkan rumah keluarga Jobs pastilah paling canggih di dunia. Dinding dan meja makan di rumah mereka dipenuhi layar sentuh. Saat tidur pun mereka tak akan jauh-jauh dari produk-produk canggih dengan layar sentuh. Tetapi apa jawaban Jobs?

Jobs yang meninggal tahun 2011 itu, justru membatasi anak-anaknya bersentuhan dengan produk-produk digital canggih semacam itu. "Kami sangat membatasi anak-anak menggunakan produk teknologi di rumah,” katanya. Walter Isaacson, penulis buku Steve Jobs, yang sempat menginap berhari-hari di rumah Jobs dalam rangka menuliskan buku itu, menyaksikan sendiri bagaimana Jobs tak “segila” yang dibayangkan orang dengan membiarkan anak-anaknya menjadi pecandu teknologi. Ia tahu bahayanya kecanduan teknologi yang berada di genggaman tangan itu yang bisa merusak mental anak-anaknya.

Bisa Menurunkan Kemampuan Sosial

Tak hanya Jobs, yang bersikap seperti itu. Para pengusaha teknologi lain pun melakukan hal serupa. Mereka tahu jika anak-anak terlalu banyak menggunakan perangkat smartphone atau produk digital yang canggih itu akan menurunkan kemampuan sosial mereka, seperti tingkat sosialisasinya rendah, kuram empati pada orang lain, kurang peduli, dan sebagainya.

Di Amerika Serikat sendiri, sebuah penelitian yang hasilnya baru-baru ini dipublikasikan, menyebutkan bahwa anak-anak di sana rata-rata menggunakan smartphone atau layar elektronik selama 7,5 jam sehari. Ini membuat kemampuan sosial mereka menurun drastis. Namun ketika akses terhadap perangkat itu dibatasi, kemampuan sosial mereka kembali naik. Bisa dibayangkan jika anak-anak itu dibiasakan menggunakannya secara terus-menerus tanpa jeda.

"Setiap malam Steve Jobs makan malam di meja panjang besar di dapur mereka, mendiskusikan buku dan sejarah, serta berbagai hal. Tidak ada yang pernah mengeluarkan iPad atau komputer. Anak-anak tampaknya tidak kecanduan sama sekali pada perangkat-perangkat itu," ujar Isaacson.

Kita semua tahu Steve Jobs adalah orang jenius dan produk teknologi yang diciptakannya digandrungi dunia. Tetapi ia tak mau membiarkan anak-anaknya menjadi pecandu teknologi. Ia lebih suka memanusiakan anak-anak mereka meski harus membatasi akses mereka terhadap produk-produk Apple yang dibuatnya. Luar biasa!

 www.andriewongso.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar