Saat itu berlangsung pertandingan dua klub papan atas Ghana, Accra Hearts sebagai tuan rumah melawan Asante Kotoko.Kedua tim sebenarnya sama-sama bermarkas di Accra sehingga ini merupakan derby yang panas. Penonton membludak. Meskipun dukungan penonton tuan rumah lebih banyak, tim tamu ternyata berhasil unggul. Bahkan hampir merayakan kemenangan karena hingga lima menit sebelum pertandingan berakhir mereka unggul 1-0. Namun di sisa lima menit terakhir tuan rumah berhasil membalikkan keadaan hingga unggul 2-1.
Kecewa dengan hasil itu suporter Kotoko mulai berulah dengan melempar botol-botol plastik ke tempat duduk para pemain lawan. Makin lama makin brutal. Polisi pun turun tangan.
Menurut sejumlah tokoh sepakbola Ghana, tak seharusnya polisi menembakkan peluru asap ke penonton yang justru menimbulkan kepanikan. "Polisi masuk ke dalam stadion untuk menenangkan massa (penonton) bukan untuk membuat mereka panik," kata seorang pejabat asosiasi sepakbola Ghana. Sejumlah polisi kemudian diadili atas kesalahan prosedur itu.
Tragedi yang dikenal sebagai "The Accra Sports Stadium Disaster" ini menjadi bahan pelajaran bagi penyelenggara pertandingan sepakbola di seluruh dunia saat menghadapi penonton yang kecewa karena timnya kalah. Atau kerusuhan lain akibat ketidakpuasan mereka.
sumber : www.andriewongso.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar