Shijun lahir dari keluarga miskin. Ketika masih kecil ibunya menderita meningitis. Setelah itu malah mengalami gangguan mental. Ia dan ayahnya kemudian merawat sang ibu. Meski begitu Shijun berprestasi baik di sekolah. Akhirnya ia bisa masuk universitas ternama.
Beberapa waktu kemudian ayahnya mengalami kecelakaan ketika tengah bekerja di jembatan di kota Liuan, provinsi Anhui. Karena jatuhnya cukup tinggi dari jarak 15 meter, sang ayah mengalami luka yang parah yang menyebabkannya lumpuh dari pinggang ke bawah. Dengan kedua orangtuanya yang memerlukan perawatan, Shijun merasa kesulitan. Akhirnya kakek-neneknya turun tangan. Sang ibu dirawat mereka sementara ayahnya dirawat Shijun sendiri.
Tak mudah untuk memelihara sang ayah dalam kondisi seperti itu. Apalagi ia sedang kuliah. Namun Shijun tak putus asa. Agar kedua tugasnya bisa ia penuhi, ia putuskan untuk membawa ayahnya tinggal di asramanya di dekat kampus. Untuk biayanya ia pinjam ke teman-temannya. Biayanya pun tak sedikit.
Seperti dikutip Mail Online, biaya kuliahnya saja setahun mencapai 2.000 poundsterling. Ini belum biaya untuk makan dan perawatan ayahnya. Untunglah karena ia mahasiswa berprestasi akhirnya ia mendapat beasiswa sehingga beban ekonominya bisa sedikit tertolong. “Saya tak bisa katakan hidup ini mudah tetapi satu cara untuk mengatasi masalah adalah melalui kerja keras, saya tak perlu mengeluh. Saya kira begitu saya lulus (hidup) saya akan lebih baik,” katanya
www.andriewongso.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar