Sebuah cerita yang akan menjadi cerita di masa yang akan datang dan tak akan lekang oleh sang waktu.
Senin, 27 Januari 2014
Kisah Seorang Yahudi yang Mengislamkan Jutaan Orang
Di suatu tempat di Prancis sekitar lima puluh tahun yang lalu, ada
seorang berkebangsaan Turki berumur 50 tahun bernama Ibrahim. Ia adalah
orangtua yang menjual makanan di sebuah toko makanan. Toko tersebut
terletak di sebuah apartemen di mana salah satu penghuninya adalah
keluarga Yahudi yang memiliki seorang anak bernama "Jad" berumur 7
tahun. Jad, si anak Yahudi Hampir setiap hari mendatangi toko tempat di
mana Ibrahim bekerja untuk membeli kebutuhan rumah. Setiap kali hendak
keluar dari toko-dan Ibrahim dianggapnya lengah-Jad selalu mengambil
sepotong cokelat milik Ibrahim tanpa seizinnya. Pada suatu hari usai
belanja, Jad lupa tidak mengambil cokelat ketika mau keluar, kemudian
tiba-tiba Ibrahim memanggilnya dan mengatakan kalau ia lupa mengambil
sepotong cokelat sebagaimana biasanya. Jad kaget, karena ia mengira
bahwa Ibrahim tidak mengetahui apa yang ia lakukan selama ini. Ia pun
segera meminta maaf dan takut jika saja Ibrahim melaporkan perbuatannya
tersebut kepada orangtuanya. "Tidak apa, yang penting kamu berjanji
untuk tidak mengambil sesuatu tanpa izin, dan setiap saat kamu mau
keluar dari sini, ambillah sepotong cokelat, itu adalah milikmu", ujar
jad sebagai tanda persetujun. Waktu berlalu, tahun pun berganti dan
Ibrahim yang seorang Muslim kini menjadi layaknya seorang ayah dan teman
akrab untuk Jad si anak Yahudi Sudah menjadi kebiasaan Jad saat
menghadapi masalah, ia selalu datang dan berkonsultasi kepada Ibrahim.
Dan setiap kali Jad selesai bercerita, Ibrahim selalu mengambil sebuah
buku dari laci, memberikannya kepada Jad dan kemudian menyuruhnya untuk
membukanya secara acak. Setelah Jad membukanya, kemudian Ibrahim membaca
dua lembar darinya, menutupnya dan mulai memberikan nasehat dan solusi
dari permasalahan Jad. Beberapa tahun pun berlalu dan begitulah hari
-hari yang dilalui Jad bersama Ibrahim, seorang Muslim Turki yang tua
dan tidak berpendidikan tinggi. 14 Tahun Berlalu Jad kini telah menjadi
seorang pemuda gagah dan berumur 24 tahun, sedangkan Ibrahim saat itu
berumur 67 tahun. Alkisah, Ibrahim akhirnya meninggal, namun sebelum
wafat ia telah menyimpan sebuah kotak yang dititipkan kepada
anak-anaknya di mana di dalam kotak tersebut ia meletakkan buku yang
selalu ia baca setiap kali Jad berkonsultasi kepadanya. Ibrahim
berwasiat agar anak-anaknya nanti memberikan buku tersebut sebagai
hadiah untuk Jad, seorang pemuda Yahudi. jad baru mengetahui wafatnya
Ibrahim ketika putranya menyampaikan wasiat untuk memberikan sebuah
kotak. Jad pun merasa terguncang dan sangat bersedih dengan berita
tersebut, karena Ibrahim-lah yang selama ini memberikan solusi dari
semua permasalahannya, dan Ibrahim lah satu-satunya teman sejati
baginya. Hari- haripun berlalu, Setiap kali dirundung masalah, Jad
selalu teringat Ibrahim. Kini ia hanya meninggalkan sebuah kotak. Kotak
yang selalu ia buka, di dalamnya tersimpan sebuah buku yang dulu selalu
dibaca Ibrahim setiap kali ia mendatanginya. Jad lalu mencoba membuka
lembaran-lembaran buku itu , akan tetapi kitab itu berisikan tulisan
berbahasa Arab sedangkan ia tidak bisa membacanya. Kemudian ia pergi ke
salah seorang temannya yang berkebangsaan Tunisia dan memintanya untuk
membacakan dua lembar dari kitab tersebut. Persis sebagaimana kebiasaan
Ibrahim dahulu yang selalu memintanya membuka lembaran kitab itu dengan
acak saat ia datang berkonsultasi. Teman Tunisia tersebut kemudian
membacakan dan menjelaskan makna dari dua lembar yang telah ia
tunjukkan. Dan ternyata, apa yang dibaca oleh temannya itu, mengena
persis ke dalam permasalahan yang dialami Jad kala itu. Lalu Jad
bercerita mengenai permasalahan yang tengah menimpanya, Kemudian teman
Tunisianya itu memberikan solusi kepadanya sesuai apa yang ia baca dari
kitab tersebut. Jad pun terhenyak kaget, kemudian dengan penuh rasa
penasaran ini bertanya, "Buku apa ini?"
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar