Alkisah, suatu hari seorang raja terbangun dari tidurnya.
Rupanya, sang raja baru saja mendapat mimpi buruk yang penuh teka-teki.
Dengan napas masih terengah-engah, sang raja berteriak memanggil
hulubalang kerajaan. "Hulubalang... panggil peramal istana sekarang
juga. Cepaaat...!" Hulubalang tergopoh-gopoh pergi menunaikan perintah
raja tanpa berani bertanya siapa peramal yang dikehendaki raja.
Tak lama, seorang peramal kerajaan menghadap. Raja langsung membeberkan
mimpinya dan meminta si peramal mengartikannya. "Aku bermimpi aneh
sekali. Dalam mimpi itu, gigiku tanggal semua. Hah... pertanda apa ini?"
tanya sang raja.
Setelah mengadakan perhitunga dan penanggalan secara cermat dan teliti,
dengan sedih si peramal berkata, "Mohon ampun, Baginda. Dari
penerawangan hamba, mimpi itu membawa pesan, bahwa kesialan akan menimpa
Baginda. Karena, setiap gigi yang tanggal itu berarti seorang anggota
keluarga kerajaan akan meninggal dunia. Jika semua gigi tanggal, berarti
kesialan besar, semua anggota keluarga kerajaan akan meninggal dunia!"
Bagai disambar geledek, raja langsung merah padam mukanya. Perlambang
buruk yang disampaikan si peramal itu membuatnya marah besar. Raja
langsung memerintahkan supaya peramal itu dihukum. Walau begitu,
kegundahan hati sang raja tidak juga mereda. Raja masih gelisah dan
merasa tidak puas. Lalu sang raja memerintah hulubalang untuk memanggil
peramal yang lain. Segeralah seorang peramal baru datang menghadap sang
raja.
Kali ini, setelah mendengar penuturan mimpi sang raja, peramal itu
tersenyum. "Baginda Raja, dari penerawangan hamba, mimpi itu membawa
pesan bahwa Baginda adalah orang yang paling beruntung di dunia. Paduka
berumur panjang dan akan hidup lebih lama dari semua sanak keluarga
Baginda," kata peramal dengan nada riang dan bersemangat.
Mendengar perkataan peramal tersebut, mendadak secercah senyum
mengembang di muka sang raja. Tampaknya, sang raja sangat senang dengan
perkiraan peramal tadi. "Kamu memang peramal yang pandai dan hebat. Dan
sebagai hadiah atas kehebatanmu itu, aku hadiahkan 5 keping emas
untukmu. Terimalah..."
Setelah peramal kedua itu pergi, sang raja bertanya kepada penasihat
istana tentang kualitas dan keakuratan kedua peramal tadi. Penasihat
istana yang telah menyaksikan peristiwa tersebut, dengan berani dan
bijaksana berkata,"Baginda. Menurut hamba, peramal pertama mengartikan
tanggalnya gigi baginda sama artinya dengan meninggalnya kerabat
Baginda. Sementara peramal kedua mengartikan Baginda berumur lebih
panjang dibandingkan kerabat Baginda. Sesungguhnya, kedua peramal itu
menyatakan hal yang sama. Yaitu, semua kerabat Baginda akan meninggal
lebih dulu, dan Baginda seoranglah yang hidup lebih lama."
Kemudian, penasihat istana menyimpulkan, "Jadi sebenarnya,kedua peramal
tadi mempunyai kualitas yang setara. Yang membedakan hanyalah cara
penyampaian mereka. Peramal pertama berbicara apa adanya tanpa
memikirkan dampak negatifnya. Sementara peramal kedua menjawab dengan
cerdik dan bijak sehingga Baginda merasa senang dan memberinya hadiah."
Pembaca yang budiman dan bijaksana,
Keterampilan berkomunikasi (communication skill) sangat penting
dalam meraih kemajuan. Baik dalam bidang bisnis, politik,
sosial-kemasyarakatan, hubungan antar pribadi, atau hubungan dalam rumah
tangga, keterampilan berkomunikasi memegang peran sangat vital.
Secara sederhana, pola komunikasi bisa dibedakan menjadi dua, yaitu pola
komunikasi positif dan pola komunikasi negatif. Pola komunikasi positif
(seperti sikap kooperatif, kerjasama, kesepahaman, ketulusan, dan
toleransi) hampir dipastikan mendatangkan output positif. Sebaliknya,
pola komunikasi negatif (seperti kesalahpahaman, kebencian, kecurigaan,
keragu-raguan, permusuhan dan dendam) hampir dipastikan membawa
akibat-akibat negatif pula.
Keterampilan berkomunikasi secara positif merupakan "syarat mutlak" bagi
kesuksesan kita dalam bidang apa pun. Maka, mari kita mulai
mengembangkan pola komunikasi positif dengan orang-orang terdekat kita,
dengan teman-teman, rekan kerja, relasi bisnis, dan pihak-pihak lain
yang relevan dengan aktivitas kita sehari-hari, agar kualitas pergaulan
kita terpelihara dengan baik.
sumber : www.andriewongso.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar