Jenderal Horace Potter adalah seorang tentara dan diplomat
Amerika yang pernah menjadi sekretaris pribadi Presiden Jenderal Ulysses
S. Grant, presiden AS ke-18. Jenderal Horace Potter pernah menulis
tentang percakapannya dengan Jenderal Ulysses Grant suatu malam saat
mereka duduk di dekat api unggun.
"Jenderal Ulysses, Anda luar biasa. Meski Anda dididik dalam kekerasan
militer, dan selalu mengalami permainan kasar dalam tugas garis depan,
Anda tidak terpancing untuk mengumpat. Saya tidak pernah melihat Anda
mengucapkan kata-kata kasar sekali pun. Anda punya alasan untuk hal
ini?" tanya Potter.
Grant menjawab, "Saya tidak mau membiasakan mengumpat. Sejak remaja saya
tidak pernah melakukannya. Dan ketika dewasa, saya anggap mengumpat
adalah sebagai suatu tindakan kebodohan. Karena kata-kata kasar
membangkitkan amarah diri kita sendiri dan menyulut kemarahan orang
lain. Saya tidak pernah melihat kehidupan yang berkualitas dari seorang
pemarah."
"Selain lemah dan rapuh dari segi spiritual, seorang pemarah
menghilangkan banyak kesempatan. Seorang pemarah adalah seorang yang
lelah. Dia seorang yang berperang dengan dirinya sendiri; dan sekalipun
dia menang, dia hancur. Tidak ada yg lebih buruk dari pada seorang yang
menjadi marah sampai dia tidak dapat menguasai diri."
Pada saat kita jadi pemarah, kita telah kalah
Pada saat kita membenci, kita telah terkunci
Pada saat kita mendendam. kita telah menjadi tawanan.
Pada saat kita membenci, kita telah terkunci
Pada saat kita mendendam. kita telah menjadi tawanan.
Solusi menuju ketenangan, adalah dengan MENGAMPUNI.
Jangan sampai amarah kita merusak jalan hidup dan masa depan kita. Jadilah orang sabar serta arif dan bijaksana!
Jangan sampai amarah kita merusak jalan hidup dan masa depan kita. Jadilah orang sabar serta arif dan bijaksana!
[dari berbagai sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar