Kamis, 22 Agustus 2013

MATEMATIKA UNIK

MATEMATIKA UNIK

PERTAMA :
1 x 8 + 1 = 9
12 x 8 + 2 = 98
123 x 8 + 3 = 987
1234 x 8 + 4 = 9876
12345 x 8 + 5 = 98765
123456 x 8 + 6 = 987654
1234567 x 8 + 7 = 9876543
12345678 x 8 + 8 = 98765432
123456789 x 8 + 9 = 987654321

KEDUA :
1 x 9 + 2 = 11
12 x 9 + 3 = 111
123 x 9 + 4 = 1111
1234 x 9 + 5 = 11111
12345 x 9 + 6 = 111111
123456 x 9 + 7 = 1111111
1234567 x 9 + 8 = 11111111
12345678 x 9 + 9 = 111111111
123456789 x 9 + 10 = 1111111111

KETIGA :
9 x 9 + 7 = 88
98 x 9 + 6 = 888
987 x 9 + 5 = 8888
9876 x 9 + 4 = 88888
98765 x 9 + 3 = 888888
987654x 9 + 2 = 8888888
9876543 x 9 + 1 = 88888888
98765432 x 9 + 0 = 888888888
Hebatkan?

Coba lihat simetri ini :
KEEMPAT :
1 x 1 = 1
11 x 11 = 121
111 x 111 = 12321
1111 x 1111 = 1234321
11111 x 11111 = 123454321
111111 x 111111 = 12345654321
1111111 x 1111111 = 1234567654321
11111111 x 11111111 = 123456787654321
111111111 x 111111111 = 12345678987654321

Kurang hebat ?
Sekarang lihat ini :
Jika 101% dilihat dari sudut
pandang Matematika, apakah sama dengan 100%, atau ia LEBIH dari 100% ???? Siapa yg menyangka...

Bagaimana bila ingin mencapai
101%?
Kita sering membaca dn mendengar ttg bgaimana ingin mencapai 100%.
Mungkin sedikit formula
matematika yg srg kita temukan dibawah ini dapat membantu.

Jika
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
Disamakan sebagai 1 2 3 4 5 6 7
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
19 20 21 22 23 24 25 26

Maka, kata KERJA KERAS bernilai :
11 + 5 + 18 + 10 + 1 + 11 + 5 +
18 + 19 + 1 = 99%
H-A-R-D-W-O-R-K
8 + 1 + 18 + 4 + 23 + !5 + 18 +
11 = 99%
K-N-O-W-L-E-D-G-E
11 + 14 + 15 + 23 + 12 + 5 + 4 +
7 + 5 = 96%
A-T-T-I-T-U-D-E
1 + 20 + 20 + 9 + 20 + 21 + 4 + 5
= 100%
Sikap diri atau ATTITUDE adalah
perkara utama untuk mencapai
100% dalam hidup kita.

Tapi bagaimana dgn 101%?
LOVE OF GOD
12 + 15 + 22 + 5 + 15 + 6 + 7 +
15 + 4 = 101%
atau, SAYANG ALLAH
19 + 1 + 25 + 1 + 14 + 7 + 1 + 12
+ 12 + 1 + 8 = 101%

Artinya, Cinta & Kasih Sayank
ALLAH adalah melampaui Segalanya.
Get the feeling!
Salam 17845,
Pandji R Hadinoto, PKPI Nasionalis Pancasila
GeraKNusa Gerakan Kebudayaan Nusantara
www.jakarta45.wordpress.com

www.sarikata.com

Reaksi Abu Bakar Menelan Makanan Haram

Suatu hari Abu Bakar ash-Shiddiq menerima makanan dari hamba sahayanya.
Tanpa ragu, ia langsung mencicipinya. Si hamba sahaya pun heran dengan
peristiwa yang dinilai tak biasa ini.


”Kau selalu menanyakan asal makanan yang aku bawa. Tapi mengapa hari tak
kau berbuat demikian?” tanya hamba sahaya.


”Maaf, rasa laparku membuatku lupa menanyakan hal itu. Dari mana kamu
mendapatkan makanan ini?”


Hamba Sahaya lantas menjelaskan bahwa ia pernah berprofesi sebagai tukang
ramal. Sebagian orang yang diramal membayar kontan namun sebagian lain
berhutang. Mereka yang berhutang menjanjikan pelunasan saat mereka memiliki
uang. ”Aku sudah bertemu mereka hari ini. Dan merekalah yang memberi
makanan ini kepadaku.”


Abu Bakar sontak gelagapan. ”Kau hampir membunuhku,” teriaknya sambil
berusaha mengeluarkan makanan yang sedikit itu dari perutnya.


“Semoga Allah melimpahkan rahmat kepadamu. Kau telah bersusah payah karena
makanan yang sedikit,” kata orang yang menyaksikan reaksi Abu Bakar ini.


“Aku pasti memaksanya keluar meski nyawa menjadi risikonya,” sahut Abu
Bakar. ”Aku mendengar Nabi berkata, badan yang tumbuh subur dengan makanan
haram akan merasakan api neraka.”


Abu Bakar terkenal sangat hati-hati. Salah satu sahabat yang dijanjikan
surga (mubasysyirin bil jannah) ini tegas akan membuang semua harta berbau
haram, entah karena substansinya atau cara mendapatkannya.


(Mahbib Khoiron)

www.sarikata.com

Selasa, 20 Agustus 2013

Orang Jawa yang Mengharumkan Belanda

Dari wajahnya tampah keindonesiaannya. Begitupun dari namanya. Tetapi ia adalah perenang Belanda. Di Negeri Kincir Angin sudah jamak ditemukan wajah Indonesia dan nama Indonesia di sejumlah atlet negeri itu. Tetapi ketika menyebut nama Ranomi Kromowidjojo, ia terasa begitu Indonesia.

Perenang berdarah Jawa, Suriname, dan Belanda yang hari ini tepat berusia 23 tahun itu (kelahiran 20 Agustus 1990) beberapa waktu lalu membuat banyak orang Indonesia terhenyak karena wajah cantiknya sangat “mengindonesia”.  Apalagi ia mampu menjadi juara dunia dan membuat rekor-rekor baru.

Saat Olimpiade 2008 ia meraih medali emas untuk gaya bebas 4x400 m. Di Olimpiade 2012 ia meraih medali emas di nomor gaya bebas 50 m dan 100 m. Ia juga memegang rekor dunia untuk gaya bebas 4x50 m. Atas prestasinya itu Ranomi dinobatkan sebagai “Female European Swimmer of the Year 2012”. Dialah salah satu “Orang Jawa” yang mengharumkan Belanda.

www.andriewongso.com

Jumat, 16 Agustus 2013

Secangkir Kopi

Alkisah, sebuah liburan panjang diisi oleh sekumpulan sahabat untuk melakukan reuni. Sudah dua puluh tahun lebih mereka berpisah dan baru tahun itu mereka bisa berkumpul. Untuk itu, mereka sepakat untuk menemui gurunya ketika bersekolah dulu. Mereka hendak berterima kasih, bahwa dengan ajaran dari sang guru, mereka kini telah sukses dengan bidangnya masing-masing.

Maka, di sebuah sore yang hangat, mereka pun datang bersama-sama mengunjungi sang guru. Mereka saling bercanda, mengenang masa kenakalan ketika remaja. Kemudian satu sama lain mulai berkisah tentang perjuangan hidup yang mereka lalui. Ada yang sudah jadi bos besar di perusahaan multinasional. Ada pula yang menjadi pengusaha sukses di bidang transportasi. Ada pula yang mengaku sudah melanglang buana ke hampir semua benua untuk memenuhi impiannya.

Melihat percakapan seputar kesuksesan yang sudah hampir melampaui batas, sang guru pun meminta izin untuk ke belakang rumah. Rupanya, ia mengambil beberapa cangkir kopi dan satu teko berisi kopi panas yang siap diseduh. Uniknya, cangkir yang diberikan terdiri dari beragam bentuk dan terdiri pula dari beragam bahan. Ada yang dari keramik, kristal, kaca, melamin, dan ada pula yang hanya terbuat dari plastik biasa.

“Sudah, sudah.. Ngobrolnya berhenti dulu. Ini Bapak sudah siapkan kopi buat kalian,” sebut sang guru memecah keasyikan obrolan mereka.

Hampir serempak, mereka kemudian berebut cangkir terbaik yang bisa mereka dapat. Akhirnya, di meja yang tersisa hanya satu buah cangkir plastik yang paling jelek. Lantas, setelah semua mendapatkan cangkirnya, sang guru pun mulai menuangi cangkir itu dengan kopi panas dari teko yang telah disiapkannya.

“Mari, silakan diminum,” ajak sang guru, yang kemudian ikut mengisi kopi dan meminum dari cangkir terakhir yang paling jelek. “Bagaimana rasanya? Nikmat kan? Ini dari kopi hasil kebun keluarga saya sendiri.”

“Wah, enak sekali Pak.. Ini kopi paling sedap yang pernah saya minum,” timpal salah satu murid yang langsung diiyakan oleh teman yang lain.

“Nah, kopinya enak ya? Tapi, apakah kalian tadi memperhatikan. Kalian hampir saja berebut untuk memilih cangkir yang paling bagus hingga hanya menyisakan satu cangkir paling jelek ini?” tanya sang guru.

Murid-murid itu pun saling berpandangan. Mereka bertanya-tanya, apa maksud gurunya bertanya seperti itu. Maka sang guru pun kembali meneruskan ucapannya. “Tak salah memang untuk memilih apa saja yang terbaik. Malahan, itu sangat manusiawi. Tapi masalahnya, ketika kalian tidak mendapatkan cangkir yang bagus, perasaan kalian mulai terganggu. Kalian melihat cangkir yang dipegang orang lain dan mulai membandingkannya. Akibatnya, pikiran kalian terfokus pada cangkir. Padahal yang kalian nikmati bukanlah cangkir, melainkan kopinya. Dan, kalian sendiri mengaku bahwa kopi ini adalah kopi terenak. Jadi, tolong pikirkan baik-baik. Hidup kita seperti  kopi dalam cangkir tersebut. Sedangkan cangkirnya adalah pekerjaan, jabatan, dan harta benda yang kalian miliki.”

Sang guru pun kembali meneruskan wejangannya. “Karena itu, jangan pernah biarkan cangkir memengaruhi kopi yang kita nikmati. Cangkir bukanlah yang utama, sebab kualitas kopi itulah yang terpenting. Jangan berpikir bahwa kekayaan yang melimpah, karier yang bagus, dan pekerjaan mapan yang kalian banggakan tadi merupakan jaminan kebahagiaan. Namun sejatinya, kualitas hidup kita ditentukan oleh ‘apa yang ada di dalam’ bukan ‘apa yang kelihatan dari luar’. Apa gunanya kita memiliki segalanya, namun kita tidak pernah merasakan damai, sukacita, dan rasa bahagia dalam kehidupan kita? Itu sangat menyedihkan, karena itu sama seperti kita menikmati kopi basi yang disajikan di sebuah cangkir kristal yang mewah dan mahal. Jadi, kunci menikmati kopi bukanlah seberapa bagus cangkirnya, tetapi seberapa bagus kualitas kopinya.”

Semua murid itu pun tertunduk malu. Mereka merasakan inilah reuni yang membuat mereka kembali “membumi”. Mereka pun berjanji, akan menjadikan pembelajaran cangkir kopi tersebut untuk menjadikan sukses yang diraih memberi kemanfaatkan kepada lebih banyak orang, dan bukannya menjebak mereka dalam kesombongan.


Status, pangkat, kedudukan, jabatan, kekayaan, kesuksesan, keterkenalan, adalah sebuah predikat yang disandang. Tak salah jika kita mengejarnya. Tak salah pula bila kita ingin memilikinya. Namun, semua itu tak akan kita miliki selamanya. Semua hanya akan langgeng jika kita sebagai subjek—alias pemilik sejati kekayaan yang sebenarnya—memiliki kualitas dalam diri yang bersih, bernilai, bermartabat, dan penuh kebersahajaan.

Ibarat pepatah, manusia mati meninggalkan nama, maka nama seperti apa yang akan dikenang orang, itulah cerminan sejati apa yang sudah kita berikan pada sekeliling kita selama ini. “Nama” itulah “isi kopi” sesungguhnya yang harus kita jaga, rawat, dan sekaligus kita bagi untuk mendatangkan kemanfaatan pada lebih banyak orang.

Mari, kita jadikan “isi” dalam diri kita sebagai cerminan positif yang bisa selalu kita hadirkan untuk mendatangkan keberkahan, kebahagiaan, dan kesuksesan sejati.




www.andriewongso.com

Kamis, 01 Agustus 2013

Ke Jerman Agar Jadi Nomor Satu Dunia


Menyadari bahwa jika berharap meraih prestasi lebih baik saat menjadi pemain nasional bulutangkis China sulit dicapai karena begitu banyaknya pemain berbakat di sana, Xu Huaiwen memutuskan pergi ke Jerman dan menjadi pemain bulutangkis di sana.

Xu lahir di Guiyang, Guizhou, pada 2 Agustus 1975. Dengan bekal kemampuannya bermain bulutangkis dan penguasaan tiga bahasa, China, Jerman, dan Inggris, ia segera diterima di negara barunya itu. Jerman mungkin memang sulit menolak pemain berbakat ini. Xu sendiri sebelum hijrah ke Jerman adalah pemain nasional China selama dua setengah tahun. Ia memenangkan tiga kali medali perunggu di kejuaraan bulutangkis nasional China hingga tahun 1998. Terus-terusan mendapat perunggu, tahun 2000 ia mulai membela Jerman. Tahun 2003 sudah bisa bermain di ajang bulutangkis Eropa dengan bendera Jerman dan juara. Sejak itu ia menjadi andalan Jerman di berbagai kejuaraan dunia.

Ketika mengikuti BWF World Championship 2005 dan 2006, ia mempersembahkan dua medali perunggu. Sedangkan di European Championships 2006 dan 2008 ia berhasil menjadi juara setelah menundukkan Mia Audina (Belanda) dan Tune Rasmussen (Denmark).

Ia pensiun pada tahun 2009 untuk menjadi pelatih. Keinginannya berprestasi di cabang bulutangkis dunia sulit dibendung. Pindah kewarganegaraan mungkin dianggap pengkhianatan. Tapi ia menunjukkan bahwa dengan kepindahannya itu ia melejit di Eropa. Bahkan menjadi salah satu pemain tunggal putri yang sukses di dunia. Ranking terbaiknya diraih pada 22 Juni 2006 di mana ia menjadi pemain tunggal nomor satu dunia.

www.andriewongso.com