Rabu, 29 Agustus 2012

Rahasia Ayyamul Bidh


Pernah denger puasa pertengahan bulan?
Yap! Puasa pertengahan bulan itu sering disebut dengan AYYAMUL BIDH.
Rasulullah selalu melaksanakan Ayamul Bidh setiap 3 hari pada tengah bulan, yaitu setiap tanggal 13, 14, dan 15 (pada bulan Hijriyah). Dalam sebuah riwayat disebutkan,
Ibnu Abbas ra. berkata : "Adalah Rasulullah SAW tidak pernah meninggalkan berpuasa pada hari putih (tanggal 13, 14, dan 15) baik dalam bepergian atau di rumah." (HR. Thabrani)


Dalam riwayat lain disebutkan pula,
Dari Abu Dzar ra. berkata, Rasulullah bersabda : "Jika kamu berpuasa tiga hari dari satu bulan maka berpuasalah pada tanggal 13, 14, dan 15." (HR. Nasa', Tirmidzi dan Ibnu Hibban)


Apakah rahasia dari Ayamul Bidh ini sehingga Rasulullah tak pernah luput dari mengerjakannya?
Dan mengapa pula dianjurkan pada tanggal-tanggal itu?


Pernah dengar Dracula? Vampire? Atau kuntilanak?
Ya, semua hantu itu dikabarkan sering berkeliaran di malam hari khususnya ketika bulan purnama. Lho??? Apa hubungannya ayamul bidh dengan hantu dan bulan purnama?
Ya, kalo’ dengan hantunya sih nggak terlalu berhubungan, tapi, yaumul bidh berhubungan dengan bulan purnamanya.
Jadi, hubungannya apa?



Begini…, sudah kita ketahui bahwa pertengahan bulan Hijriah adalah waktu munculnya bulan purnama. Nah, saat bulan purnama bersinar (kayak lagu aja, hhihihi…), terjadilah yang namanya pasang air laut. Letak bulan yang dekat dengan bumi menyebabkan gaya grafitasi bulan mempengaruhi ketinggian air laut dimuka bumi, dan terjadilah pasang air laut.


Terus??
Ternyata, grafitasi dari bulan ini tak hanya mempengaruhi kondisi bumi (benda mati) tetapi juga benda hidup. Terutama manusia.
Lho? Kok bisa?
Seorang peneliti berkebangsaan Amerika pernah mengadakan penelitian mengenai kondisi kejiwaan manusia ketika terjadi bulan purnama. Penelitian itu menyimpulkan bahwa kondisi kejiwaan manusia saat bulan purnama cenderung lebih labil, emosional, dan tidak terkendali. Semua perasaan menjadi mudah membuncah dari dalam diri. Mudah marah, mudah tersinggung, mudah senang, mudah sedih, pokoknya semua sifat yang ada pada dirinya menjadi lebih mudah ter‘upload’ dari dirinya. Mungkin inilah salah satu penyebab banyak mitos dan film yang mengaitkan antara monster atau hantu dengan bulan purnama.


Coba kita perhatikan dua fenomena ini.
Puasa, pada dasarnya menuntun kita agar menundukkan nafsu kita. Ketika kita berpuasa, kita dituntut untuk dapat mengendalikan emosi kita dan menjaga syahwat kita.
Ketika ilmu sains modern mengungkapkan adanya kelabilan emosi manusia saat bulan purnama, Islam telah menganjurkan untuk melaksanakan puasa tepat saat munculnya sang bulan purnama. Islam telah memberi jalan pada umatnya agar tidak terkena pengaruh kelabilan emosi yang terjadi pada tanggal tersebut. Rasulullah menganjurkan kita berpuasa, agar hati kita selalu terjaga dari amarah, nafsu, dan segala sifat buruk lain yang cendrung lebih meluap pada saat itu dibanding saat-saat lainnya.
Subhanallah...


Inilah hikmah di balik sunnah.
Tak heran jika Rasul tak pernah meninggalkan ayamul bidh. Tak heran pula jika Rasulullah menganjurkan kita untuk berpuasa 3 hari setiap bulan, terutama pada pertengahan bulan. Ternyata anjuran tersebut memiliki rahasia yang tak disangka-sangka. Ternyata memang segala amalan yang dianjurkan dalam Islam ini selalu memiliki hikmah yang tersembunyi yang luar biasa dahsyatnya. Lalu, masihkan ragu dan malas-malasan melaksanakan perintah Allah dan mengikuti sunnah Rasulullah?


sumber : http://nandahanyfa.blogspot.com

Sabtu, 25 Agustus 2012

Lompatan si Belalang

Seekor belalang telah lama terkurung dalam sebuah kotak. Suatu hari dia berhasil keluar dari kotak yang mengurungnya tersebut. Dengan gembira dia melompat-lompat menikmati kebebasannya.
Kemudian, dia bertemu dengan belalang lain. Dia keheranan melihat belalang lain yang bisa melompat lebih tinggi dan lebih jauh darinya. Karena penasaran, dihampirilah belalang itu, dan bertanya padanya, “Mengapa kau bisa melompat lebih tinggi dan lebih jauh, padahal kita sama-sama belalang?”
Belalang yang ditanya pun menjawabnya, “Di manakah kau selama ini tinggal? Karena semua belalang yang hidup di alam bebas pasti bisa melakukan seperti yang aku lakukan.”
Saat itulah belalang yang bertanya tersadar bahwa selama ini kotak itulah yang selama ini membuat lompatannya tidak sejauh dan setinggi belalang lain yang hidup di alam bebas.
***
Kehidupan kita sering kali merefleksikan kisah belalang ini. Betapa kita gemar membiarkan hal-hal negatif (seperti trauma masa lalu, kegagalan, hinaan, ejekan, dll), membuat kita “terkurung” dalam kotak yang membatasi semua potensi kita. Akibatnya, KEKUATAN TERBAIK kita tidak pernah muncul dan perlahan tapi pasti terlupakan.
Sadari bahwa kehidupan kita akan lebih baik kalau hidup ini dijalani dengan 'cara hidup' pilihan kita sendiri. Bukannya cara hidup seperti yang dipilihkan orang lain untuk diri kita! Ingat, perkara biasa bila kita tidak dipercaya/diejek orang lain, tapi menjadi binasa jika kita tidak percaya pada diri sendiri dan bahkan merendahkan diri hingga menjadi pribadi yang terpuruk. 

sumber : www.andriewongso.com

Selasa, 21 Agustus 2012

Mantra Sukses

 
Alkisah ada seorang raja yang meminta sebuah mantra pada kaum bijak di negerinya. Mantra yang bisa digunakan saat situasi sedang genting dan bahaya besar.

Tapi karena kebingungan, kaum bijak itu pun meminta bantuan guru agung mereka. Dan, sang guru agung hanya memberikan secarik kertas yang terlipat kepada mereka sambil berkata, "Tulisan dalam kertas ini tidak boleh dibaca kecuali situasi dan kondisinya sangat bahaya dan sudah tidak ada lagi harapan!"

Akhirnya, kertas itu sampai ke tangan sang raja, yang segera disimpan sang raja di bawah batu permata pada cincinnya. Cincin sang raja memang memungkinkan untuk menyimpan rapi secarik kertas yang terlipat-lipat.

Di kemudian hari terjadi masa-masa yang tampak berbahaya, tapi sang raja teringat akan pesan kaum bijak itu. "Bacalah tulisan dalam kertas itu, hanya jika Paduka merasa inilah harapan terakhir Paduka!" Sejak itu banyak peristiwa berbahaya yang datang dan berlalu, tapi sang raja selalu merasa mampu untuk menghadapinya, dan dia belum sampai di momen dirinya benar-benar tidak berdaya.

Hingga akhirnya, suatu hari kematian sudah nyaris menjemput sang raja, tapi tulisan pada kertas itu tak kunjung dibacanya juga. Kaum bijak itu memohon padanya agar sang raja bersedia membuka kertas itu. Ternyata mereka juga merasa penasaran dengan tulisan sang guru agung mereka.

"Itu tidak penting lagi sekarang. Mantra itu sudah bekerja dengan baik untukku. Sejak aku menerima mantra ini, aku tidak lagi merasa takut. Bahaya apa pun yang terjadi, aku merasa masih bisa mengatasinya dengan baik. Dan, aku tetap merasa tidak gentar." Sang raja melanjutkan lagi, "Guru agung kalian memang orang paling bijak di negeri ini, orang yang layak mendapat penghormatan tertinggi. Tapi, sekarang aku sudah tidak peduli lagi dengan tulisannya di kertas itu."
Sepeninggal sang raja, kaum bijak itu segera membuka cincinnya dan menarik kertas yang terselip di dalamnya. Setelah dibuka, ternyata tidak ada tulisan apa pun di kertas itu. Alias, kosong. Itu cuma secarik kertas kosong.
Sahabat yang LuarBiasa,
Seperti contoh cerita di atas, di mana saat kita menghadapi kesulitan dan tantangan sebesar apa pun, jangan mudah menggerutu, mengeluh, apalagi putus asa. Selama kita berani menghadapi dengan sepenuh hati, pikiran, dan jiwa maka kita akan selalu mampu mengatasinya.
Kita harus yakin, seperti apa yang sering kita dengar bahwa 'Tuhan tidak akan memberi cobaan yang tidak mampu diatasi'.

sumber : www.andriewongso.com

Minggu, 19 Agustus 2012

Kisah Seorang Gadis Yang Menjajakan Keperawanannya !


Wanita itu berjalan agak ragu memasuki hotel berbintang lima . Sang petugas satpam yang berdiri di samping pintu hotel menangkap kecurigaan pada wanita itu. Tapi dia hanya memandang saja dengan awas ke arah langkah wanita itu yang kemudian mengambil tempat duduk di lounge yang agak di pojok.

Petugas satpam itu memperhatikan sekian lama, ada sesuatu yang harus dicurigainya terhadap wanita itu. Karena dua kali waiter mendatanginya tapi, wanita itu hanya menggelengkan kepala. Mejanya masih kosong. Tak ada yang dipesan. Lantas untuk apa wanita itu duduk seorang diri. Adakah seseorang yang sedang ditunggunya.

Petugas satpam itu mulai berpikir bahwa wanita itu bukanlah tipe wanita nakal yang biasa mencari mangsa di hotel ini. Usianya nampak belum terlalu dewasa. Tapi tak bisa dibilang anak-anak. Sekitar usia remaja yang tengah beranjak dewasa.

Setelah sekian lama, akhirnya memaksa petugas satpam itu untuk mendekati meja wanita itu dan bertanya:

" Maaf, nona … Apakah anda sedang menunggu seseorang? "

" Tidak! " Jawab wanita itu sambil mengalihkan wajahnya ke tempat lain.

" Lantas untuk apa anda duduk di sini?"

" Apakah tidak boleh? " Wanita itu mulai memandang ke arah sang petugas satpam..

" Maaf, Nona. Ini tempat berkelas dan hanya diperuntukan bagi orang yang ingin menikmati layanan kami."

" Maksud, bapak? "

" Anda harus memesan sesuatu untuk bisa duduk disini "

" Nanti saya akan pesan setelah saya ada uang. Tapi sekarang, izinkanlah saya duduk di sini untuk sesuatu yang akan saya jual " Kata wanita itu dengan suara lambat.

" Jual? Apakah anda menjual sesuatu di sini? "

Petugas satpam itu memperhatikan wanita itu. Tak nampak ada barang yang akan dijual. Mungkin wanita ini adalah pramuniaga yang hanya membawa brosur.

" Ok, lah. Apapun yang akan anda jual, ini bukanlah tempat untuk berjualan. Mohon mengerti. "

" Saya ingin menjual diri saya, " Kata wanita itu dengan tegas sambil menatap dalam-dalam kearah petugas satpam itu.

Petugas satpam itu terkesima sambil melihat ke kiri dan ke kanan.

" Mari ikut saya, " Kata petugas satpam itu memberikan isyarat dengan tangannya.

Wanita itu menangkap sesuatu tindakan kooperativ karena ada secuil senyum di wajah petugas satpam itu. Tanpa ragu wanita itu melangkah mengikuti petugas satpam itu.

Di koridor hotel itu terdapat kursi yang hanya untuk satu orang. Di sebelahnya ada telepon antar ruangan yang tersedia khusus bagi pengunjung yang ingin menghubungi penghuni kamar di hotel ini. Di tempat inilah deal berlangsung.

" Apakah anda serius? "

" Saya serius " Jawab wanita itu tegas.

" Berapa tarif yang anda minta? "

" Setinggi-tingginya. .' '

" Mengapa?" Petugas satpam itu terkejut sambil menatap wanita itu.

" Saya masih perawan "

" Perawan? " Sekarang petugas satpam itu benar-benar terperanjat. Tapi wajahnya berseri. Peluang emas untuk mendapatkan rezeki berlebih hari ini..

Pikirnya

" Bagaimana saya tahu anda masih perawan?"

" Gampang sekali. Semua pria dewasa tahu membedakan mana perawan dan mana bukan.. Ya kan …"

" Kalau tidak terbukti? "

" Tidak usah bayar …"

" Baiklah …" Petugas satpam itu menghela napas. Kemudian melirik ke kiri dan ke kanan.

" Saya akan membantu mendapatkan pria kaya yang ingin membeli keperawanan anda. "

" Cobalah. "

" Berapa tarif yang diminta? "

" Setinggi-tingginya. "

" Berapa? "

" Setinggi-tingginya. Saya tidak tahu berapa? "

" Baiklah. Saya akan tawarkan kepada tamu hotel ini. Tunggu sebentar ya. "

Petugas satpam itu berlalu dari hadapan wanita itu.

Tak berapa lama kemudian, petugas satpam itu datang lagi dengan wajah cerah.

" Saya sudah dapatkan seorang penawar. Dia minta Rp. 5 juta. Bagaimana? "

" Tidak adakah yang lebih tinggi? "

" Ini termasuk yang tertinggi, " Petugas satpam itu mencoba meyakinkan.

" Saya ingin yang lebih tinggi…"

" Baiklah. Tunggu disini …" Petugas satpam itu berlalu.

Tak berapa lama petugas satpam itu datang lagi dengan wajah lebih berseri.

" Saya dapatkan harga yang lebih tinggi. Rp. 6 juta rupiah. Bagaimana? "

" Tidak adakah yang lebih tinggi? "

" Nona, ini harga sangat pantas untuk anda. Cobalah bayangkan, bila anda diperkosa oleh pria, anda tidak akan mendapatkan apa apa. Atau andai perawan anda diambil oleh pacar anda, andapun tidak akan mendapatkan apa apa, kecuali janji. Dengan uang Rp. 6 juta anda akan menikmati layanan hotel berbintang untuk semalam dan keesokan paginya anda bisa melupakan semuanya dengan membawa uang banyak. Dan lagi, anda juga telah berbuat baik terhadap
saya. Karena saya akan mendapatkan komisi dari transaksi ini dari tamu hotel. Adilkan. Kita sama-sama butuh … "

" Saya ingin tawaran tertinggi … " Jawab wanita itu, tanpa peduli dengan celoteh petugas satpam itu.

Petugas satpam itu terdiam. Namun tidak kehilangan semangat.

" Baiklah, saya akan carikan tamu lainnya. Tapi sebaiknya anda ikut saya. Tolong kancing baju anda disingkapkan sedikit.
Agar ada sesuatu yang memancing mata orang untuk membeli. " Kata petugas satpam itu dengan agak kesal.

Wanita itu tak peduli dengan saran petugas satpam itu tapi tetap mengikuti langkah petugas satpam itu memasuki lift.

Pintu kamar hotel itu terbuka. Dari dalam nampak pria bermata sipit agak berumur tersenyum menatap mereka berdua.

" Ini yang saya maksud, tuan. Apakah tuan berminat? " Kata petugas satpam itu dengan sopan.

Pria bermata sipit itu menatap dengan seksama ke sekujur tubuh wanita itu …

" Berapa? " Tanya pria itu kepada Wanita itu.

" Setinggi-tingginya " Jawab wanita itu dengan tegas.

" Berapa harga tertinggi yang sudah ditawar orang? " Kata pria itu kepada sang petugas satpam.

" Rp.. 6 juta, tuan "

" Kalau begitu saya berani dengan harga Rp. 7 juta untuk semalam. "

Wanita itu terdiam.

Petugas satpam itu memandang ke arah wanita itu dan berharap ada jawaban bagus dari wanita itu.

" Bagaimana? " tanya pria itu.

"Saya ingin lebih tinggi lagi …" Kata wanita itu.

Petugas satpam itu tersenyum kecut.

" Bawa pergi wanita ini. " Kata pria itu kepada petugas satpam sambil menutup pintu kamar dengan keras.

" Nona, anda telah membuat saya kesal. Apakah anda benar benar ingin menjual? "

" Tentu! "

" Kalau begitu mengapa anda menolak harga tertinggi itu … "

" Saya minta yang lebih tinggi lagi …"

Petugas satpam itu menghela napas panjang. Seakan menahan emosi. Dia pun tak ingin kesempatan ini hilang.

Dicobanya untuk tetap membuat wanita itu merasa nyaman bersamanya.

" Kalau begitu, kamu tunggu di tempat tadi saja, ya. Saya akan mencoba mencari penawar yang lainnya. "

Di lobi hotel, petugas satpam itu berusaha memandang satu per satu pria yang ada. Berusaha mencari langganan yang biasa memesan wanita melaluinya. Sudah sekian lama, tak ada yang nampak dikenalnya. Namun, tak begitu jauh dari hadapannya ada seorang pria yang sedang berbicara lewat telepon genggamnya.

" Bukankah kemarin saya sudah kasih kamu uang 25 juta Rupiah.

Apakah itu tidak cukup? " Terdengar suara pria itu berbicara.

Wajah pria itu nampak masam seketika

" Datanglah kemari. Saya tunggu. Saya kangen kamu.

Kan sudah seminggu lebih kita engga ketemu, ya sayang?! "

Kini petugas satpam itu tahu, bahwa pria itu sedang berbicara dengan wanita.

Kemudian, dilihatnya, pria itu menutup teleponnya. Ada kekesalan di wajah pria itu.

Dengan tenang, petugas satpam itu berkata kepada Pria itu: " Pak, apakah anda butuh wanita … Huh "

Pria itu menatap sekilas kearah petugas satpam dan kemudian memalingkan wajahnya.

" Ada wanita yang duduk disana, " Petugas satpam itu menujuk kearah wanita tadi.

Petugas satpam itu tak kehilangan akal untuk memanfaatkan peluang ini.

"Dia masih perawan.."

Pria itu mendekati petugas satpam itu.

Wajah mereka hanya berjarak setengah meter. " Benarkah itu? "

" Benar, pak. "

" Kalau begitu kenalkan saya dengan wanita itu … "

" Dengan senang hati. Tapi, pak …Wanita itu minta harga setinggi tingginya."

" Saya tidak peduli … " Pria itu menjawab dengan tegas.

Pria itu menyalami hangat wanita itu.

" Bapak ini siap membayar berapapun yang kamu minta. Nah, sekarang seriuslah …." Kata petugas satpam itu dengan nada kesal.

" Mari kita bicara di kamar saja." Kata pria itu sambil menyisipkan uang kepada petugas satpam itu.

Wanita itu mengikuti pria itu menuju kamarnya.

Di dalam kamar …

" Beritahu berapa harga yang kamu minta? "

" Seharga untuk kesembuhan ibu saya dari penyakit "

" Maksud kamu? "

" Saya ingin menjual satu satunya harta dan kehormatan saya untuk kesembuhan ibu saya. Itulah cara saya berterima kasih …. "

" Hanya itu …"

" Ya …! "

Pria itu memperhatikan wajah wanita itu. Nampak terlalu muda untuk menjual kehormatannya. Wanita ini tidak menjual cintanya. Tidak pula menjual penderitaannya. Tidak! Dia hanya ingin tampil sebagai petarung gagah berani di tengah kehidupan sosial yang tak lagi gratis. Pria ini sadar, bahwa di hadapannya ada sesuatu kehormatan yang tak ternilai. Melebihi dari kehormatan sebuah perawan bagi wanita. Yaitu keteguhan untuk sebuah pengorbanan tanpa ada rasa sesal. Wanta ini tidak melawan gelombang laut melainkan ikut kemana gelombang membawa dia pergi. Ada kepasrahan diatas keyakinan tak tertandingi. Bahwa kehormatan akan selalu bernilai dan dibeli oleh orang terhormat pula dengan cara-cara terhormat.

" Siapa nama kamu? "

" Itu tidak penting. Sebutkanlah harga yang bisa bapak bayar … " Kata wanita itu

" Saya tak bisa menyebutkan harganya. Karena kamu bukanlah sesuatu yang pantas ditawar. "

"Kalau begitu, tidak ada kesepakatan! "

" Ada ! " Kata pria itu seketika.

" Sebutkan! "

" Saya membayar keberanianmu. Itulah yang dapat saya beli dari kamu. Terimalah uang ini. Jumlahnya lebih dari cukup untuk membawa ibumu ke rumah sakit.

Dan sekarang pulanglah … " Kata pria itu sambil menyerahkan uang dari dalam tas kerjanya.

" Saya tidak mengerti …"

" Selama ini saya selalu memanjakan istri simpanan saya. Dia menikmati semua pemberian saya tapi dia tak pernah berterima kasih. Selalu memeras. Sekali saya memberi maka selamanya dia selalu meminta. Tapi hari ini, saya bisa membeli rasa terima kasih dari seorang wanita yang gagah berani untuk berkorban bagi orang tuanya. Ini suatu kehormatan yang tak ada nilainya bila saya bisa membayar …"

" Dan, apakah bapak ikhlas…? "

" Apakah uang itu kurang? "

" Lebih dari cukup, pak … "

" Sebelum kamu pergi, boleh saya bertanya satu hal? "

" Silahkan …"

" Mengapa kamu begitu beraninya … "

" Siapa bilang saya berani. Saya takut pak …
Tapi lebih dari seminggu saya berupaya mendapatkan cara untuk membawa ibu saya ke rumah sakit dan semuanya gagal.
Ketika saya mengambil keputusan untuk menjual kehormatan saya maka itu bukanlah karena dorongan nafsu.
Bukan pula pertimbangan akal saya yang `bodoh` … Saya hanya bersikap dan berbuat untuk sebuah keyakinan … "

" Keyakinan apa? "

" Jika kita ikhlas berkorban untuk ibu atau siapa saja, maka Tuhan lah yang akan menjaga kehormatan kita … " Wanita itu kemudian melangkah keluar kamar.

Sebelum sampai di pintu wanita itu berkata:

" Lantas apa yang bapak dapat dari membeli ini … "

" Kesadaran… "

.. . .

Di sebuah rumah di pemukiman kumuh. Seorang ibu yang sedang terbaring sakit dikejutkan oleh dekapan hangat anaknya.

" Kamu sudah pulang, nak "

" Ya, bu … "

" Kemana saja kamu, nak … Huh"

" Menjual sesuatu, bu … "

" Apa yang kamu jual?" Ibu itu menampakkan wajah keheranan. Tapi wanita muda itu hanya tersenyum …

Hidup sebagai yatim lagi miskin terlalu sia-sia untuk diratapi di tengah kehidupan yang serba pongah ini. Di tengah situasi yang tak ada lagi yang
gratis. Semua orang berdagang. Membeli dan menjual adalah keseharian yang tak bisa dielakan. Tapi Tuhan selalu memberi tanpa pamrih, tanpa perhitungan
….

" Kini saatnya ibu untuk berobat … "

Digendongnya ibunya dari pembaringan, sambil berkata: " Tuhan telah membeli yang saya jual… ".

Taksi yang tadi ditumpanginya dari hotel masih setia menunggu di depan rumahnya. Dimasukannya ibunya ke dalam taksi dengan hati-hati dan berkata
kepada supir taksi: " Antar kami kerumah sakit …"

 Sumber: Kaskus.us

Jumat, 10 Agustus 2012

SAKIT....

http://hazelniez.files.wordpress.com/2012/05/hikmahsakitblogkeperawatan.jpg 
Rasulullah SAW. Rasulullah bersabda : "Apabila seorang hamba mukmin sakit, maka Allah mengutus 4 malaikat untuk datang padanya." Allah memerintahkan : 1. Malaikat pertama untuk mengambil kekuatannya sehingga menjadi lemah. 2. MAlaikat kedua untuk mengambil rasa lezatnya makanan dari mulutnya 3. Malaikat ketiga untuk mengambil cahaya terang di wajahnya sehingga berubahlah wajah si sakit menjadi puc
at pasi. 4. Malaikat keempat untuk mengambil semua dosanya , maka berubahlah si sakit menjadi suci dari dosa. Tatkala Allah akan menyembuhkan hamba mukmin itu, Allah memerintahkan kepada malaikat 1, 2 dan 3 untuk mengembalikan kekuatannya, rasa lezat, dan cahaya di wajah sang hamba. Namun untuk malaikat ke 4 , Allah TIDAK memerintahkan untuk mengembalikan dosa2nya kepada hamba mukmin. Maka bersujudlah para malaikat itu kepada Allah seraya berkata : "Ya Allah mengapa dosa2 ini tidak Engkau kembalikan?" Allah menjawab : "Tidak baik bagi kemuliaan-Ku jika Aku mengembalikan dosa2nya setelah Aku menyulitkan keadaan dirinya ketika sakit. Pergilah dan buanglah dosa2 tersebut ke dalam laut." Sahabat wa sahabiyat yg dirahmati ALLAH, yuk sejenak kita bersama bermunajat ke hadiratNYA yg maha menyembuhkan sgl penyakit agar sentiasa diberikan kesehatan untuk bekal ibadah kita juga diberikan kesembuhan bagi yg sedang tertimpa sakit jika hal tersebut jalan terbaik baginya, akan tetapi jika kematian jalan terbaik baginya maka wafatkanlah dalam keadaan khusnul khotimah,membawa iman islam,diterima amal ibadahnya,di rahmati dlm kuburnya dan ditempatkan dlm surgaNYA kelak. Dengan ini , maka kelak si sakit itu berangkat ke alam akhirat dan keluar dari dunia dalam keadaan suci dari dosa

1. Sakit akan menghapuskan dosa.
Perlu kita mengetahui saudaraku bahwasannya penyakit atau sakit yang kita dapatkan adalah bisa merupakan sebab pengampunan atas kesalahan-kesalahan yang pernah engkau lakukan dengan hati, pendengaran, penglihatan, lisan dan dengan seluruh anggota tubuhmu. Terkadang penyakit itu juga merupakan hukuman dari dosa yang pernah dilakukan. Allah Ta'ala berfirman :"Dan apa saja musibah yang menimpamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)." (QS. asy-Syuura: 30).
2. Sakit akan mengingatkan seorang hamba atas kelalaiannya. Sesungguhnya di balik sakit akan mengembalikan seorang hamba yang tadinya jauh dari mengingat Allah agar kembali kepada-Nya. Biasanya seseorang yang dalam keadaan sehat wal ‘afiat suka tenggelam dalam perbuatan maksiat dan mengikuti hawa nafsunya, dia sibuk dengan urusan dunia dan melalaikan Rabb-nya. Oleh karena itu, jika Allah mencobanya dengan suatu penyakit atau musibah, dia baru merasakan kelemahan, kehinaan, dan ketidakmampuan di hadapan Rabb-Nya. Dia menjadi ingat atas kelalaiannya selama ini, sehingga ia kembali pada Allah dengan penyesalan dan kepasrahan diri.
3. Sakit menjadi kebaikan bagi seorang muslim jika dia bersabar.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, "Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin, sesungguhnya semua urusannya merupakan kebaikan, dan hal ini tidak terjadi kecuali bagi orang mukmin. Jika dia mendapat kegembiraan, maka dia bersyukur dan itu merupakan kebaikan baginya, dan jika mendapat kesusahan, maka dia bersabar dan ini merupakan kebaikan baginya."(HR. Muslim)
4. Sakit akan Membawa Keselamatan dari api neraka.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, "Janganlah kamu mencaci maki penyakit demam, karena sesungguhnya (dengan penyakit itu) Allah akan mengahapuskan dosa-dosa anak Adam sebagaimana tungku api menghilangkan kotoran-kotoran besi." (HR. Muslim). Oleh karena itu, tidak boleh bagi seorang mukmin mencaci maki penyakit yang dideritanya, menggerutu, apalagi sampai berburuk sangka pada Allah dengan musibah sakit yang dideritanya. Bergembiralah wahai saudaraku, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Sakit demam itu menjauhkan setiap orang mukmin dari api Neraka." (HR. Al Bazzar, shohih)

#setelah terkapar 2 hari d dalam kamar
Sumber :www. facebook.com

Kamis, 09 Agustus 2012

Doa Seekor Kambing Untuk Burung Elang

Di sebuah padang rumput yang sangat luas tampak seekor kambing betina dan anaknya yang sedang menyusu, sementara itu diangkasa diatas mereka ada seekor  burung elang besar yang terbang berputar-putar mengelilingi mereka berdua. Dengan perut yang terasa sangat lapar, burung elang itu memandang keduanya  dengan mata yang buas  dan nafsu yang liar hendak memangsanya.
Sementara ia sangat bernafsu untuk menukik turun guna memburu mangsanya , tiba-tiba datanglah burung elang lain dan mulai terbang mendekati keduanya. Ia mulai berputar-putar mengelilingi kedua kambing itu dengan   mengibas-ibaskan sayapnya  yang besar dan kuat dengan gagahnya. Maka mulai timbullah didalam benak kedua burung elang itu nafsu keserakahan.

Pertarungan Dua Burung Elang

burng elang Doa Seekor Kambing Untuk Burung Elang
Maka bertemulah kedua burung elang yang sama-sama gagah dan kuat itu, lalu keduanya mulai bertarung dan berusaha untuk saling membunuh. Pertarungan itu begitu sengitnya, hingga jeritan-jeritan liar dan keras dari kedua burung elang itu terdengar sampai  memenuhi seluruh bagian dari padang rumput yang sangat luas itu.
Kedua kambing itu lalu menengadah keatas menyaksikan sengit dan  kerasnya pertarungan kedua burung elang ; raja angkasa yang sama-sama kuat itu dengan sangat herannya. Sejenak kemudian, kambing betina itu menoleh kepada anaknya, lalu berkata :
“Pikirkan dan renungkanlah wahai anakku, betapa anehnya kelakuan dua burung elang yang sangat hebat itu. Sungguh aneh dan mengherankan sekali keduanya saling bertarung untuk saling membunuh. Angkasa ini sangat luas, cukuplah bagi kedua burung elang itu untuk hidup dengan tenang dan tentram. Maka berdoalah wahai anakku, berdoalah kepada Tuhan didalam hatimu, agar Tuhan memberikan keselamatan dan kedamaian kepada kedua kawan kita yang sedang bertarung itu. Dan mohonlah kepada Tuhan agar engkau dijauhkan dari sifat serakah. Mohonlah kepadaNya agar engkau selalu bersyukur dengan pemberianNya yang tidak terhitung ini. Tundukkanlah nafsumu agar terhindar dari sifat tamak seperti kedua burung elang itu ”.

Rabu, 08 Agustus 2012

Sifat Pemarah

Jenderal Horace Potter adalah seorang tentara dan diplomat Amerika yang pernah menjadi sekretaris pribadi Presiden Jenderal Ulysses S. Grant, presiden AS ke-18. Jenderal Horace Potter pernah menulis tentang percakapannya dengan Jenderal Ulysses Grant suatu malam saat mereka duduk di dekat api unggun.
"Jenderal Ulysses, Anda luar biasa. Meski Anda dididik dalam kekerasan militer, dan selalu mengalami permainan kasar dalam tugas garis depan, Anda tidak terpancing untuk mengumpat. Saya tidak pernah melihat Anda mengucapkan kata-kata kasar sekali pun. Anda punya alasan untuk hal ini?" tanya Potter.
Grant menjawab, "Saya tidak mau membiasakan mengumpat. Sejak remaja saya tidak pernah melakukannya. Dan ketika dewasa, saya anggap mengumpat adalah sebagai suatu tindakan kebodohan. Karena kata-kata kasar membangkitkan amarah diri kita sendiri dan menyulut kemarahan orang lain. Saya tidak pernah melihat kehidupan yang berkualitas dari seorang pemarah."
"Selain lemah dan rapuh dari segi spiritual, seorang pemarah menghilangkan banyak kesempatan. Seorang pemarah adalah seorang yang lelah. Dia seorang yang berperang dengan dirinya sendiri; dan sekalipun dia menang, dia hancur. Tidak ada yg lebih buruk dari pada seorang yang menjadi marah sampai dia tidak dapat menguasai diri."
Pada saat kita jadi pemarah, kita telah kalah
Pada saat kita membenci, kita telah terkunci
Pada saat kita mendendam. kita telah menjadi tawanan.
Solusi menuju ketenangan, adalah dengan MENGAMPUNI.
Jangan sampai amarah kita merusak jalan hidup dan masa depan kita. Jadilah orang sabar serta arif dan bijaksana!

[dari berbagai sumber] 

Selasa, 07 Agustus 2012

DIALOG KAKES & USTAD MUDA


 http://farm4.staticflickr.com/3207/2481553795_b84bbd2394_m.jpg


Alkisah suatu saat Seorang Kakek yang hadir dalam sebuah pengajian yang dipimpin oleh seorang Ustad muda, bertanya: "Anakku, Tadi Anakku menyampaikan ceramah tentang Aqidah, tentang ALLAH, boleh kakek bertanya? Dimanakah ALLAH itu?". Sebuah pertanyaan yang membuat sang Ustad muda bingung.., sangat dalam sekali.

Saat itu pula ia teringat pesan Guru-nya, jika ada yang bertanya dimana pertanyaan itu bukan sifatnya ingin tahu atau ingin sekedar menguji dan kita tidak tahu jawabannya maka berikanlah jawaban seperti ini "Sesungguhnya orang yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya..".

Kakek itupun manggut2, sambil tertunduk beliau bertanya lagi.

"Anakku, Coba Ambilkan Pelita itu (sebuah kaleng cat minyak yang berisi minyak tanah dan diberi api disumbunya), boleh kakek bertanya? Kapan Pelita ini disebut Pelita? ".

Kembali sang Ustad memberikan jawaban "Kakek, Saya tidak bisa menjawabnya, Terangkanlah pada Saya...".

Sang Kakek bukan malah menjawabnya tetapi memberikan pertanyaan baru lagi:
"Jika Kakek Tiup Api diatas Pelita ini, Kakek bertanya, Tahukan Engkau Anakku, Kemana Perginya Api Itu..?".
Allahu Akbar! Teriak bathin sang Ustad, selama ini ia tidak pernah berfikir tentang kemana perginya api ketika ditiup dari pelita yang hidup. Oh iya ya, kemana perginya api itu, bahkan tidak berbekas sama sekali.
Kembali ia menjawab "Saya Tidak Tahu Kek, Berikan ilmu Pada Saya...".

Kembali Kakek itu tidak menjawab, Beliau justru menanyakan nama si Ustad "Nak, Namamu siapa?", ia jawab "Abdullah...", beliau manggut-manggut lagi , ia bertambah heran saja dengan kakek ini yang entah dari mana datangnya. "Boleh Kakek bertanya lagi, Dimana Abdullah Itu..?"

Wah pertanyaan apa lagi ini pikirnya, untuk yang satu ini ia menjawab "Di Depan Kakek, Inilah Abdullah... ".

Si Kakek Tua hanya geleng2 kepala dan merenung sejenak, si Ustad terbawa suasana merenung seperti kakek ini dan tiba-tiba beliau menepuk bahu sang Ustad dan memanggil nama nya "Abdullah…….!".
Ia jawab dengan Spontan "Ya Kek!".

Kakek itu tersenyum lebar dan kemudian mengatakan :
"Anakku, Barusan kakek merasakan adanya Abdullah, karena bagimu Abdullah itu tidak ada, jika Kau pegang tanganmu, itu Tangan Abdullah..!, jika kau pegang Keningmu, Itu Kening Andullah..!, jika kau pegang kepalamu, itu Kepala Abdullah..!, Jika kau pegang tangan dan kakimu, itu adalah tangan dan kaki Abdullah.!, lalu…..DIMANAKAH ABDULLAH ITU?! Abdullah Itu ada saat begitu banyak orang merasakan banyaknya manfaat kehadiran dirimu, sehingga banyak orang menyebut namamu Anakku...".

"Demikianlah perumpamaan ALLAH SWT, Sesungguhnya ALLAH itu sudah Ada sebelum apapun ada dimuka bumi ini, ALLAH itu sudah ada bahkan jikapun Bumi tidak diciptakan olehnya.

Tapi ALLAH itu Tidak Ada Bagimu, Jika kamu tidak pernah mengerti tentang-NYA, Kau sebut langit itu adalah langit ciptaan ALLAH, kau sebut Api itu Api ciptaan ALLAH, Kau Sebut Air, itu adalah Air Ciptaan ALLAH, lalu dimanakah ALLAH..?

Dimanakah ALLAH? ALLAH itu ada bagimu, Bila kau selalu menyebut nama-NYA, kau dzikirkan setiap hembusan nafasmu, Maka Dia selalu ada bersamamu, Maka ALLAH itu Ada Bagimu, karena ada dan tidak adanya dirimu, ALLAH Itu Tetap Ada..!!", demikian si Kakek menjawab panjang.

Subhanallah, pagi Ramadhan yang indah bagi si Ustad muda, sebuah ilmu yang tidak mungkin ia dapatkan di bangku kuliah...
Allahu Akbar! Allahu Akbar! Walillahilhhamd...

Sebelum perpisahan dengan kakek itu , ia masih penasaran dengan Perumpamaan Pelita yang ditanyakan tadi, sang Kakek lanjut menjelaskan, "Pelita itu tidak bisa kamu sebut Pelita tanpa ada Apinya... ketika Pelita itu tidak Apinya dia hanya bisa disebut Kaleng Cat Minyak yang berisi minyak tanah dan bersumbu, itu saja...

Baru Bisa Kau sebut Pelita apabila kau berikan Api disumbunya..., ini bermakna demikianlah manusia, ketika Ruhnya tidak ada, itu hanya bangkai yang berjalan, yang perlu kau hidupkan setiap hari adalah ruhnya, sehingga dia bisa menerangi dan memberikan manfaat bagi sekitarnya...".

Allahu Akbar! Teriak bathin si Ustad muda.

Kembali sebuah nasehat yang luar biasa di Ramadhan ini bagi nya, dan ketika sebelum ia cium tangannya, Sang Kakek ini membisikan ke telinga, "Anakku.., Ingat saat Api diatas pelita itu ditiup, Api menghilang, tak berbekas dan kau tidak bisa melihatnya lagi, bahkan bentuk , rasa sudah tidak bisa kau lihat, bahkan kau tanyakan seribu kali kemana perginya Api kau tidak akan bisa menjawabnya...,

Demikianlah dengan RUH anakku, saat dia pergi dari jasadmu dia tidak akan membentuk apapun , dia raib sebagaimana Zat yang menciptakannya, DIA-lah ALLAH SWT.... Maka rawat dengan benar ruh yang ada dalam jasadmu..... Assalamualaikum".

"Wa'alaikumsalam" jawab si Ustad sembari menitikaan Air Mata, "Ya Allah, Ramadhan kali ini terasa indah bagiku, Aku ingin bertemu lagi dengan Ramadhan tahun depan Ya ALLAH" ia berdoa dalam hati..

Hingga hari ini, ia tidak menemukan bahkan tidak pernah mengenal nama kakek itu & tidak pernah ia lihat lagi seumur hidupnya....

#SharingRamadhan.

sarikata@yahoogroups.com

Senin, 06 Agustus 2012

Nasihat Kehidupan


 Nasihat kehidupan yang bermanfaat untuk Anda:
1. Jika kita memelihara kebencian & dendam maka seluruh waktu dan pikiran yang kita miliki akan habis, dan kita tidak akan pernah menjadi orang yang produktif.
2. Kekurangan orang lain adalah ladang pahala bagi kita untuk memaafkannya dan mendoakannya.
3. Bukan gelar atau jabatan yang menjadikan orang menjadi mulia. Jika kualitas pribadi buruk, semua itu hanyalah topeng tanpa wajah.
4. Ciri seorang pemimpin yang baik akan nampak dari kematangan pribadi, buah karya, serta integrasi antara kita dengan perbuatannya.
5. Jika kita belum bisa membagikan harta, kalau kita tidak bisa membagikan kekayaan.. maka bagikanlah contoh kebaikan.
6. Jangan pernah menyuruh orang lain sebelum menyuruh diri sendiri; jangan pernah melarang orang lain sebelum melarang diri sendiri.
7. Pastikan kita sudah bersedekah hari ini, baik dengan materi, dengan ilmu, tenaga, atau minimal dengan seyuman yang tulus.
8. Para pembohong akan dipenjara oleh kebohongannya sendiri, sementara orang yang jujur akan menikmati kemerdekaan dalam hidupnya.
9. Bila memiliki banyak harta, kita akan menjaga harta. Namun jika kita memiliki banyak ilmu, maka ilmulah yang akan menjaga kita.
10. Kalau hati kita bersih, tak ada waktu untuk berpikir licik, curang, atau dengki sekalipun.
11. Bekerja keras adalah bagian dari fisik, bekerja cerdas merupakan bagian dari otak, sedangkan bekerja ikhlas ialah bagian dari hati.
12. Jadikanlah setiap kritik bahkan penghinaan yang kita terima sebagai jalan untuk memperbaiki diri.
13. Kita tidak pernah tahu kapan kematian akan menjemput kita, tapi kita tahu persis seberapa banyak bekal yang kita miliki untuk menghadapinya..
 
[dari berbagai sumber]

Kamis, 02 Agustus 2012

Keajaiban Uang Rp.5550

Entah dari mana inspirasi cerita ini dibuat, yang jelas sesuatu yang kita yakini didunia ini tidak ada yang tidak mungkin. Amel baru berumur sembilan tahun ketika dia mendengar ibu dan ayahnya sedang berbicara mengenai adik lelakinya, Heri. Ia sedang menderita sakit yang parah dan mereka telah melakukan apapun yang bisa mereka lakukan untuk menyelamatkan jiwa Heri.

Pict for rp.5550 :

Hanya operasi dan butuh biaya yang sangat mahal yang bisa menyelamatkan jiwa Heri tapi apalah daya kedua orang tua Amel tidak punya biaya untuk itu adiknya itu. Amel mendengar ayahnya berbisik kepada Ibunya, "Hanya keajaiban yang bisa menyelamatkannya sekarang."

Dengan tergesa-gesa Amel pergi ke kamarnya dan mengambil sebuah celengan dari tempat persembunyiannya dalam sebuah lemari. Lalu dipecahkan dan dikeluarkannya semua isi celengan tersebut ke lantai dan bergegas menghitungnya dengan cermat. Diulangnya hitungan itu hingga lima kali. Nilainya harus benar-benar tepat.

Dengan membawa uang tersebut, Amel secara diam-diam menyelinap keluar rumah dan langsung naik bus angkot pergi ke toko obat di sudut jalan. Setibanya di toko obat tersebut, ia melihat seorang apoteker paruh baya berambut sedikit memutih sedang menelepon.

Amel menunggu dengan sabar sampai sang apoteker memberi perhatian tapi sang apoteker terlalu sibuk dengan telepon tersebut untuk diganggu oleh seorang anak kecil yang berusia sembilan tahun. Amel berusaha menarik perhatian dengan menggoyang-goyangkan kakinya, tapi gagal. Akhirnya dia mengambil uang koin dan melemparkannya ke kaca etalase. klontang !

"Apa yang kamu lakukan heh ?" tanya apoteker tersebut dengan suara marah. "Saya ini sedang berbicara dengan saudara saya."

"Tapi, saya ingin berbicara kepadamu mengenai adik saya," Amel menjawab dengan nada yang sama. "Dia sakit...dan saya ingin membeli keajaiban."

"Apa katamu ?," tanya sang apoteker.
"Ayah saya mengatakan hanya keajaiban yang bisa menyelamatkan jiwanya sekarang... jadi berapa harga keajaiban itu ?"

"Kami tidak menjual keajaiban, adik kecil. Saya tidak bisa menolongmu." ucap apoteker.
"Dengar, saya mempunyai uang untuk membeli keajaiban itu. Katakan saja berapa harganya." Kata Amel lalu tiba-tiba keluar seorang pria berpakaian rapi dari balik ruang, berhenti dan bertanya, "Keajaiban macam apa yang dibutuhkan oleh adikmu nak?"

"Saya tidak tahu," jawab Amel. Air mata mulai menetes dipipinya. "Saya hanya tahu dia sakit parah......... dan Ibu saya mengatakan bahwa ia membutuhkan operasi. Tapi kedua orang tua saya tidak mampu membayarnya karena biayanya sangat mahal tapi saya mempunyai uang."

"Berapa uang yang kamu punya ?" tanya pria itu lagi.
"Lima ribu lima ratus lima puluh rupiah," jawab Amel dengan bangga. "dan itulah seluruh uang yang saya miliki di dunia ini."

"Wah, kebetulan sekali," kata pria itu sambil tersenyum. "Lima ribu lima ratus lima puluh rupiah ini harga yang tepat dan cocok untuk membeli sebuah keajaiban yang dapat menolong adikmu". Dia Mengambil uang tersebut dan kemudian memegang tangan Amel sambil berkata : "Bawalah saya kepada adikmu. Saya ingin bertemu dengannya, juga orang tuamu."

Ternyata pria apoteker itu adalah seorang ahli bedah terkenal. Operasi dilakukannya tanpa biaya dan membutuhkan waktu yang tidak lama sebelum Heri dapat kembali ke rumah dalam keadaan sehat seperti sediakala.

Kedua orang tuanya sangat takjub mendapatkan keajaiban tersebut. "Operasi itu..." bisik ibunya..... "adalah keajaiban. Tak terbayangkan berapa harganya".

Amel hanya tersenyum. Dan hanya dia yang tahu secara pasti berapa harga keajaiban tersebut... Ya... Lima Ribu dan Lima Ratus Lima Puluh Rupiah... ditambah dengan "Keyakinan" .
 
sumber :http://boobeat.blogspot.com

Stik Pancing dan Seember Ikan








 
Alkisah dahulu kala, ada dua orang yang kelaparan mendapat belas kasih dari seorang yang bijak, yaitu sebuah stik pancing dan seember ikan yang masih hidup. Ternyata salah satu dari mereka mengambil stik pancing dan yang lain mengambil ember berisi ikan. Setelah itu, keduanya pun berpisah.

Yang mendapat ember berisi ikan cepat-cepat membuat api dan memasak semua ikan. Ia menghabiskan ikan-ikan itu seorang diri. Anehnya, ia tak merasa nikmat saat memakan ikan itu karena ia melahapnya dengan terburu-buru. Setelah beberapa lama, ikan dalam embernya itu pun habis. Orang itu pun tinggal menunggu kematian menjemputnya karena sekarang dia kembali kelaparan. Sementara itu, orang yang mendapat stik pancing terus berusaha menahan rasa laparnya. Dengan sisa tenaga yang dipunya, dia mencoba memancing ikan di laut tapi sia-sia. Tenaganya habis dipakai, dan dia belum juga mendapat ikan untuk dimakan.

Keesokan harinya datang lagi dua orang yang juga kelaparan menghadap orang bijak yang belas kasih itu. Mereka pun mendapat stik ikan dan ember berisi ikan yang sama. Tetapi, mereka ini tidak saling berpisah, melainkan sama-sama berjalan dan mencari ikan di laut. Setiap kali lapar, mereka hanya memasak seekor ikan untuk berdua. Setelah melewati perjalanan jauh, akhirnya mereka tiba di tepi laut. Mereka pun mulai menangkap ikan yang kemudian menjadi mata pencaharian mereka. Beberapa tahun kemudian, mereka bisa membangun rumah dan membina keluarga masing-masing. Hingga mereka punya anak dan perahu sendiri. Hidup mereka penuh kebahagiaan.

Netter yang luar biasa,
Dari kisah di atas, kita bisa belajar untuk memanfaatkan sebaik mungkin kondisi "menyenangkan" yang kita miliki. Menyenangkan di sini bisa berupa kesuksesan, kesehatan yang baik, atau kekayaan. Jangan terpaku pada sukacita ini karena kita harus ingat bahwa perubahan adalah sesuatu yang pasti di dunia ini. Ingatlah bahwa mungkin di satu kesempatan kita bisa sukses, tapi ini bukan jaminan kita akan sukses selamanya. Jika terlena, bisa-bisa kita malah jatuh lagi dengan kondisi yang bahkan lebih buruk. Itulah kira-kira yang dialami dua orang pertama yang mendapat stik pancing dan seember ikan.

Sebaiknya kita memiliki visi ke depan yang lebih jelas. Di kala sukses menghampiri, tetap waspada. Tetap fokus ke sasaran dan terus berusaha mewujudkan sasaran yang lebih besar. Jangan lupa juga untuk menyesuaikan impian kita dengan kenyataan, agar kita tetap bisa fleksibel dan jika memang diperlukan mengubah sedikit cara untuk meraih tujuan akhir kita itu. 


sumber : www.andriewongso.com