Selasa, 26 Juni 2012

Liu Yang Astronot Perempuan Pertama China

Di antara keberhasilan China meluncurkan pesawat ruang angkasa Shenzhou-9 dan menggabungkannya dengan stasiun ruang angkasa Tiangong-1, terselip prestasi lain. Untuk pertama kalinya China memiliki astronot perempuan. Dia adalah Liu Yang.
Tak banyak informasi tentang Liu Yang. Namun perempuan berusaha 33 tahun ini sebelumnya adalah pilot pesawat tempur China. Di dunia baru tiga negara yang memiliki astronot perempuan untuk misi ruang angkasa negaranya, yaitu Amerika Serikat, Uni Soviet, dan kini China.
China sudah memberangkatkan delapan astronot ke luar angkasa termasuk kali ini sejak memulainya tahun 2003. Misi sekarang jauh lebih baik dari sebelum-sebelumnya. September tahun lalu China menunjukkan ambisinya menguasai ruang angkasa. Mereka meluncurkan stasiun ruang angkasa bernama Tiangong-1. Menurut mereka, ini bukanlah stasiun ruang angkasa namun laboratorium. Tetapi sejumlah pengamat Eropa justru melihat, Tiangong-1 tak sekadar laboratorium, namun stasiun ruang angka mini karena fasilitas yang dimilikinya bahkan lebih baik dari stasiun ruang angkasa milik Eropa generasi awal.
shenzhou-9
Crew Shenzhou-9 sebelum peluncuran.
Setelah peluncuran Tiangong-1, tahun lalu juga China melakukan percobaan penggabungan dengan pesawat ruang angkasa tak berawak Shenzhou-8. Dengan pengendalian dari bumi penggabungan itu berhasil dilakukan. Kemarin tahap lebih maju ditunjukkan China. Pesawat Shenzhou-9 berhasil bergabung dengan Tiangong-1.
Keberhasilan itu juga disambut Presidan China Hu Jintao dengan melakukan telekonferens dengan awak Shenzhou-9 yaitu Jing Haipeng, Liu Wang, dan Liu Yang. Liu Yang satu-satunya yang perempuan."Kamerad Jing Haipeng, Liu Wang, dan Liu Yang, kalian telah bekerja keras. Atas nama Komite Sentral Partai Komunis China, Dewan Negara, Komite Sentral Militer, dan rakyat seluruh negeri, saya menyampaikan salam kepada kalian," katanya. Lebih jauh ia menyebutkan, "Penggabungan Tiangong-1 dan Shenzhou-9 secara manual telah dilakukan dengan lancar, dan menandai China telah menguasai teknologi penggabungan di luar angkasa. Sebagai astronot yang memikul tugas ini, kalian telah bekerja dengan baik, dan memberi sumbangan yang luar biasa. Kalian diharapkan kembali ke bumi dengan selamat."
crewchina
Liu Yang, di antara crew Shenzhou-9.
Shenzhou-9 diluncurkan pada 16 Juni 2012 dan dijadwalkan kembali ke bumi sebelum akhir bulan Juni 2012 ini. Selain keberhasilan itu, keberadaan Liu Yang juga banyak dipuji. Ia tak hanya menjadi pelengkap tetapi banyak berperan dalam misi itu. "Sejak awal saya diberitahu bahwa saya tidak berbeda dengan para astronot pria," kata Liu saat diwawancara televisi CCTV. "Saya percaya, jika Anda tekun, sukses berada di depan mata," katanya. 

sumber : www.andriewongso.com

5 Hal Penting dari Angsa

Fakta 1:
Ketika setiap angsa mengepakkan sayap-sayapnya, kepakan itu menciptakan "daya dukung" bagi angsa di belakangnya. Terbang dengan membentuk formasi V, kawanan angsa mampu menempuh jarak terbang 71% lebih jauh dibanding jarak terbang yang ditempuh masing-masing angsa.

Pelajaran: Tim yang memiliki arah tujuan yang sama akan bisa mencapai tujuan mereka dengan lebih cepat dan lebih mudah karena setiap anggota tim akan saling mendukung dalam proses perjalanan mereka.

Fakta 2:
Ketika ada seekor angsa yang meninggalkan formasi, ia akan segera merasakan daya tarik udara yang besar dan sulit untuk terbang sendirian. Dengan cepat ia kembali masuk dalam formasi untuk mendapatkan daya dukung dari angsa yang berada di depannya.

Pelajaran: Hal yang sama juga bisa terjadi pada kita jika kita keluar dari formasi tim. Karena itu, kita tetap berada dalam formasi tim dan bergerak ke arah yang sama. Dengan begitu, kita bersedia menerima bantuan mereka dan memberi bantuan bagi anggota tim yang lain.

Fakta 3:
Ketika angsa yang memimpin merasa lelah, ia akan bertukar tempat dalam formasi terbang. Angsa yang lain akan menggantikan posisi terdepan itu.

Pelajaran: Kita perlu saling bergilir dalam mengemban tugas-tugas sulit dan tugas kepemimpinan. Seperti halnya angsa, manusia pun saling bergantung pada kemampuan masing-masing, keahlian dan bakat.

Fakta 4:
Angsa-angsa yang terbang dalam formasi ini akan mengeluarkan suara riuh-rendah guna menyemangati angsa-angsa di depan supaya menjaga kecepatan terbangnya.

Pelajaran: Kita harus memastikan kata-kata dan ucapan kita bersifat positif dan mendukung. Dalam tim yang saling mendukung, produktivitas yang dihasilkan juga akan semakin besar.

Fakta 5:
Jika seekor angsa menjadi sakit, terluka atau tertembak, dua angsa lainnya akan keluar dari formasi dan mengikuti angsa yang sakit itu guna membantu dan melindunginya. Kedua angsa itu akan tetap menemani sampai angsa yang sakit itu mati atau mampu terbang kembali. Lalu, mereka akan membentuk formasi baru atau menyusul kawanannya.

Pelajaran: Seperti halnya angsa, kita harus saling menopang satu sama lain baik dalam masa-masa sulit maupun masa-masa senang.
 
sumber : www.andriewongso.com

Bambang Pamungkas di Olympic Torch Relay London 2012


Indonesia mengirimkan empat orang putra-putri terbaiknya untuk berpartisipasi dalam membawa obor Olimpiade 2012. Mereka adalah Bambang Pamungkas (atlet sepakbola), Wanda Hamidah (artis/politikus), Sandiaga Uno (pengusaha), dan Ika Trifisusanti (aktivis perempuan).
Pengiriman itu disponsori oleh PT Samsung Elektronics Indonesia yang menjadi sponsor resmi Olimpiade London 2012. Tahun 2008 Samsung juga memberangkatkan empat putra-putri Indonesia untuk berpartisipasi dalam membawa obor Olimpiade Beijing 2008 yaitu Luna Maya (artis), Candra Wijaya (atlet bulutangkis), Denny Sumargo (atlet basket), dan Yayus Yuswoprihanto (wartawan foto).
Olympic Torch Relay London 2012 akan berlangsung selama 70 hari mengelilingi Inggris mengunjungi 1.000 perkotaan dan pedesaan sepanjang rute 8.000 mil. Total keseluruhan pembawa api obor Olimpiade 2012 dari seluruh dunia yang diikutsertakan oleh Samsung Electronic berjumlah 1.360 orang. Masing-masing pembawa obor akan lari sejauh sekitar 300 meter kemudian berganti pada pelari berikutnya. Wakil dari Indonesia berlari pada 24 Juni 2012 di Manchester.

bp  wanda  ita
 Bambang, Wanda, Ika, saat membawa obor Olimpiade London 2012.
Sandiaga Uno menjadi pelari ke-60 hari itu dan memulainya di Bradbury Street menuju Wishlaw. Pelari dari Indonesia tak berurutan. Wanda, misalnya, berselang 20 pelari dari Sandiaga sebelum giliran membawa obor sebagai pelari ke-80. Lalu Bambang menjadi pelari ke-86 dan Ika menjadi pembawa obor ke-92.
 
Foto: Examiner dan Facebook 
sumber : www.andriewongso.com 

Takdir Ada di Tangan Kita

Di sebuah desa, ada seorang tua yang sangat dikenal. Namanya disebut-sebut sebagai seorang yang sangat bijaksana, tempat banyak orang bertanya tentang hal apa saja. Petuah dan nasihat si orang tua tersebut juga dianggap selalu tepat, sehingga ia sangat dihormati dan disegani.
Suatu ketika, ada dua orang pemuda yang penasaran dengan kebijaksanaan orang tua tersebut. Sebab, mereka mendengar bahwa petuah dan wejangan si orang tua selalu manjur untuk mengatasi berbagai macam persoalan hidup. Mereka saling adu argumentasi tentang benar tidaknya berita tersebut. Maka, mereka pun ingin membuktikan kehebatan orang tua, apakah sesuai dengan yang dibicarakan orang atau tidak.
Hingga, pada sebuah sore yang cerah, mereka mendatangi orang tua bijak tersebut di kediamannya. Salah satu pemuda nampak membawa sesuatu yang sepertinya disembunyikan di tangannya. Ia menggenggam benda tersebut erat-erat, dan menaruhnya di belakang badannya, seolah tidak ingin memperlihatkannya pada orang tua tersebut.
"Wahai Paman. Bolehkan aku bertanya?"
Si orang tua yang saat itu sedang bersantai kemudian menjawab, "Apa yang bisa kubantu?"
"Kami yang muda ini ingin belajar mengetahui banyak hal sebagai bekal hidup nanti. Sayang, sampai saat ini kami belum menemui guru yang kami anggap tepat yang bisa memuaskan dahaga pengetahuan kami. Nah, kami mendengar Paman adalah orang paling bijaksana di desa ini," tutur salah satu pemuda. "Karena itu, kami ingin bertanya kepada Paman."
Si orang tua hanya tersenyum mendengar ungkapan pemuda tadi. "Aku hanya orang biasa. Aku tak bisa mengajarkan apa-apa kepadamu Anak muda," jawab si orang tua merendah. "Aku hanya mencoba menjawab sebisa mungkin pertanyaan-pertanyaan yang sering diajukan orang kepadaku."
Mendengar jawaban tersebut, maka pemuda yang dari tadi menyembunyikan sesuatu di tangannya segera bertanya, "Kalau Paman memang bisa menjawab semua pertanyaan, cobalah jawab pertanyaanku ini. Aku sedang membawa burung kecil di genggamanku. Apakah burung di tanganku ini dalam keadaan mati atau hidup, wahai Paman?"
Sejenak, si orang tua menatap wajah pemuda itu dalam-dalam. Sembari tetap menebar senyum, ia pun lantas menjawab, "Anak muda, mati atau hidup burung itu ada di tanganmu. Kalau aku katakan burung itu hidup, dengan mudah kau pencet burung itu hingga mati. Tapi, kalau aku katakan burung itu mati, dengan mudah pula kamu melepaskannya untuk hidup bebas ke angkasa. Sama juga dengan kehidupan. Semua sebenarnya ada dalam genggaman tangan kita sendiri. Melalui tangan kita sendirilah nasib ini ditentukan."
Mendengar jawaban penuh makna tersebut, si pemuda langsung melepaskan burung yang sedari tadi dalam genggamannya. Ia dan temannya segera meminta maaf pada si orang tua karena lancang telah mencoba mengujinya. Mereka juga meminta agar bisa belajar lebih banyak tentang ilmu kehidupan pada si orang tua bijak.
Pembaca yang bijaksana,
Ada sebuah ajaran yang menyebutkan bahwa Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum, sebelum kaum itu sendiri yang mengubahnya. Ini adalah sebuah ajaran sangat mulia yang menjadi cerminan bahwa sebenarnya kita sendirilah yang menentukan nasib. Apakah baik atau buruk, senang atau susah, gembira atau sedih, semua itu bergantung pada bagaimana kita menyikapi hidup dan kehidupan.
Seperti filosofi yang terus saya sebutkan, "Success is my right!" Sukses adalah hak setiap orang dan hak siapa saja yang menyadari, menginginkan, dan memperjuangkan dengan sepenuh hati. Unsur menyadari, menginginkan, dan memperjuangkan inilah sebenarnya yang menentukan nasib kita sendiri. Dengan sebuah kesadaran penuh tentang arti kesuksesan, serta dengan menjadikannya sebagai sebuah keinginan atau target besar yang menantang, kemudian memperjuangkan sepenuh hati, maka kesuksesan pasti akan kita raih.
Oleh karena itu, kita sebenarnya mempunyai nasib atau takdir laksana sang burung dalam genggaman. Hanya dengan tangan sendirilah kita bisa menentukan apa saja yang dapat kita raih. Melalui kekuatan diri sendiri pulalah kita bisa mewujudkan semua impian.
Maka, mari kita perkaya mental dengan terus berjuang tanpa henti untuk menentukan nasib sendiri! Kita lepaskan belenggu keinginan bergantung pada orang lain, dan menggantinya dengan tekad dan keyakinan diri sendiri, guna meraih sukses seperti yang kita dambakan. 


sumber : www.andriewongso.com

Senin, 25 Juni 2012

SAHABAT NABI YANG MELAKUKAN QHISOS KEPADA ROSULULLOH SAW

Menjelang Rosululloh Saw wafat , Nabi memanggil para sahabatnya untuk berkumpul. “Wahai kaum Muslimin siapakah diantara kalian yang pernah merasa teraniaya oleh si lemah ini, bangkitlah sekarang untuk mengambil Qhisos, jangan kau tunggu hingga kiamat menjelang, karena sekarang itu lebih baik dari pada nanti aku akan menanggung semuanya di akherat . Semua sahabat terdiam ,lalu berdirilah Sahabat yang bernama Ukasyah Ibnu Muhsin, “saya Ya Rosul….Saya akan menuntut hukuman Qhisas kepada mu Dulu aku pernah bersamamu di perang Badar. Untaku dan untamu berdampingan, dan aku pun menghampirimu agar dapat mencium Paha mu Saat itu engkau melecutkan Tongkat kepada untamu agar dapat berjalan lebih cepat, namun sesungguhnya engkau memukul lambungku” ucap ‘Ukasyah dengan lantang.

Baiklah Ya Ukasyah..aku kan terima hukuman Qhisas ini “Jawab Rosulululloh Saw, lalu Rosul menyuruh bilal mengambil tongkat Nya di rumah fatimah anaknya Rosululloh. Bilal bergegas menuju Rumah Fatimah untuk mengambil Tongkat Rosululloh, Apa yang akan dilakukan Ayahku dengan tongkatnya wahai bilal ” Tanya Fatimah. “Ada seoarang sahabat yang akan melakukan Qhisos Kepada Rosulululloh” Jawab Bilal. Dengan nada Marah Fatimah menjawab ” Siapa gerangan yang tega mengqhisos kepada Rosululloh “!! . Bilal tidak menjawab dan bergegas pergi untuk menyerahkan tongkat tersebut Kepada Rosululloh SAW.

Lalu Rosululloh Saw menyerahkan tongkat tersebut kepada Ukasyah bin muhsin, untuk segera melakukan qhisas terhadap Rosulululloh Saw. Lalu tiba-tibalah berdirilah Sahabat Abu bakar dan Umar, “Hai Ukasyah biar aku saja yang menggantikan Rosululloh untuk di qhisas kau pilih bagian mana saja sesukamu untuk kau pukul tongkat itu ke tubuhku “Kata Abu bakar yang sejak tadi menahan amarah karena tidak tega melihat rosululolloh akan di sakiti. “Jangan Hai Abu bakar Alloh telah menempatkan kedudukan dan niatmu di akherat nanti..duduklah ” Jawab Rosululloh. Bangkitlah Sayyidina Ali” Aku kemana-mana selalu bersama rosululloh, maka qishas lah aku …jangan kau qhisas Rosulullloh ” Kata Sayyidina Ali RA. “duduklah Hai Ali …Alloh juga telah menempatkan keduduan dan Niatmu ” Jawab Rosululloh. Tampilah cucu-cucu kesayangan Rosululloh Hasan dan Husein ditengah kerumunan Sahabat ” Kamu tahu kami adalah cucu-cucu rosululoh, biar kami saja yang kau qhisas itu sama saja dengan kau mengqhisas rosululloh ” kata Hasan husein .”duduklah kalian Wahai dua bola mataku.” kata rosululloh.

Suasana begitu tegang dan mengharukan ,karena semua sahabat tidak tega Manusia suci yang mereka cintai akan di cambuk dengan Tongkat oleh Ukasyah. Lalu Ukasyah meminta kepada rosululoh untuk membuka bajunya” Wahai Rosululloh sewaktu kau memukulku dengan tongkat, waktu itu aku sedang tidak pakai baju jadi aku minta kepada engkau untuk melepaskan Bajumu” kata Ukasyah. Lalu Rosululloh membuka bajunya terlihatlah Tubuh rosululloh yang putih bersih memancarkan cahaya, tiba-tiba Ukasyah memeluk tubuh putih tersebut sambil menciumnya dengan linangan air mata ukasyah yang menempel di tubuh rosululloh sambil berkata” Ya rosululloh siapa yang tega memukulmu…aku hanya ingin memeluk dan mencium tubuh sucimu agar tubuhku bisa terlindungi dari jilatan api neraka” Para sahabat yang sejak tadi manangis meyaksikan peristiwa tersebut berkumandang takbir Alloh huakbar…’ Wahai para sahabatku kalau kau ingin melihat penghuni surga dialah orangnya “kata rosululloh Saw sambil memeluk Ukasyah..


sumber : www.facebook.com

Fakta Penting tentang Pemenang Sejati

Pemenang sejati BUKANNYA tidak PERNAH GAGAL, tapi mereka yang tidak PERNAH MENYERAH! Berikut adalah fakta-fakta penting dalam sejarah yang membuktikan betapa pentingnya sikap pantang menyerah ini:

Pada tahun 1962, empat musisi muda yang masih tampak gugup menampilkan audisi rekaman mereka yang pertama kalinya di hadapan para eksekutif perusahaan rekaman Decca. Para eksekutif ini tidak merasa terkesan dengan penampilan keempat pemuda ini. Saat menolak kelompok musisi ini, salah satu eksekutifnya berkata, "Kami tidak suka dengan warna musik mereka. Mereka kelompok gitaris yang baru lahir." Mereka inilah The Beatles.

Pada tahun 1944, Emmeline Snively, direktur Agensi Model Blue Book mengatakan pada model baru Norma Jean Baker, "Kamu lebih baik belajar pekerjaan sekretaris atau menikah." Norma tak putus harapan dan di kemudian hari menjadi Marilyn Monroe.

Pada tahun 1954, Jimmy Denny, manajer Grand Ole Opry, memecat seorang penyanyi setelah tampil sekali. Kata Jimmy, "Kamu tak kan bisa ke mana-mana, Nak. Sebaiknya kamu kembali mengendarai trukmu." Namun, si penyanyi ini tetap berjuang hingga akhirnya dikenal sebagai Elvis Presley.

Ketika Alexander Graham Bell menemukan telepon pada tahun 1876, temuannya ini tidak mengesankan bagi para penyokong potensialnya. Setelah mendemonstrasikan komunikasi telepon, Presiden Rutherford Hayes, Presiden AS ke-19, berkata, "Penemuan yang menakjubkan, tapi apakah ada orang yang ingin memakainya?"

Saat Thomas Edison menemukan lampu pijar, ia sudah melakukan sekitar 2.000 eksperimen hingga akhirnya berhasil. Seorang reporter muda bertanya tentang rasanya mengalami begitu banyak kegagalan. Jawab Thomas, "Saya tidak pernah gagal sekali pun. Saya berhasil menemukan lampu pijar. Hanya saja itu butuh proses sebanyak 2.000 tahap."
edison
Thomas Edison di laboratoriumnya.
Pada tahun 1940-an, penemu muda lainnya bernama Chester Carlson mengemukakan idenya kepada 20 perusahaan, termasuk beberapa di antaranya perusahaan terbesar di negerinya. Tapi semua perusahaan itu menolak idenya. Pada tahun 1947, setelah 7 tahun terus-menerus ditolak, akhirnya ada sebuah perusahaan kecil di Rochester, New York, Haloid Company, yang berminat untuk membeli hak cipta atas penemuannya itu, yaitu proses mengkopi kertas secara elektrostatis. Di kemudian hari, Haloid menjadi Perusahaan Xerox.

Seorang guru memarahi seorang siswa laki-laki karena tidak memperhatikan pelajaran matematikanya dan tidak mampu menjawab soal-soal mudah sekalipun. Kata si guru, "Kamu tidak akan bisa menjadi orang sukses." Tapi, nyatanya anak itu menjadi salah satu penemu terkenal di dunia. Dialah Albert Einstein.

Sudah ada begitu banyak contoh nyata besarnya kekuatan sikap pantang menyerah itu. Suatu impian semustahil apa pun, jika disertai dengan ketekunan dan kesungguhan dalam upaya mewujudkannya, cepat atau lambat akan menjadi kenyataan. Karena itu, kalau saat ini Anda sudah mengalami penolakan atau kegagalan dalam usaha meraih cita-cita atau mimpi, jangan biarkan diri terpuruk berlama-lama. Mari bangkit lagi dan terus berjuang. Seperti halnya kisah tokoh sejarah di atas, kita akan menciptakan kisah yang juga berbuah manis.

sumber : www.andriewongso.com 

Jumat, 22 Juni 2012

The Power Of Thinking

http://farm4.static.flickr.com/3088/2748438226_ca5c87d3d4.jpg
Prinsip paling mendasar dalam pemikiran selama ini adalah : “Bila Anda
pikir Anda bisa, maka Anda bisa… tetapi bila Anda pikir Anda tidak bisa
Anda tidak bisa.

Jadi apakah Anda akan berhasil atau gagal, sepenuhnya adalah tergantung
pada diri Anda sendiri.

Kesuksesan atau kegagalan Anda sangat tergantung kepada keputusan mental
yang Anda ciptakan di dalam pemikiran Anda sendiri.

Kesuksesan akan datang dalam bentuk “Bisa” sedangkan, kegagalan akan datang
dalam bentuk “Tidak Bisa”.

Orang-orang yang sukses adalah mereka yang menggunakan seluruh potensi
pikiran mereka yang sangat luar biasa, mereka selalu mengembangkan dan
memaksimalkan potensi dirinya melalui pikiran untuk pencapaian tujuan
mereka.

Mereka memliki pikiran yang positif dengan hasrat dan kepercayaan terhadap
diri sendiri yang sangat luar biasa sekali, semangat mereka membara untuk
mencapai tujuan mereka.

Biasanya mereka selalu memiliki pikiran yang positif dan jernih dalam
melakukan segala perilaku dan tindakan.

Jika Anda dapat menggunakan kekuatan pikiran ini, maka kekuatan ini akan
mengubah mental dan perilaku Anda, tentu saja kehidupan Anda akan berubah
menjadi semakin baik dan positif.

Anda akan selalu terinspirasi dan termotivasi dengan pikiran positif Anda,
tentu akan semakin banyak peluang-peluang positif dalam hidup Anda yang
dapat ditemukan dalam kerajaan pikiran Anda yang sangat luar biasa ini.

Manfaatkanlah sepenuhnya kekuatan pemikiran ini untuk mewujudkan visi yang
sangat luar biasa yang tentunya akan menunjang kehidupan Anda.

Anda adalah satu-satunya nahkoda atau penguasa pikiran Anda sendiri, oleh
karena itu apa yang Anda pikirkan dan tindakan apa yang akan Anda lakukan
setiap hari adalah pikiran Anda sendiri.

Buddha pernah berkata bahwa “Keberadaan kita adalah hasil dari pemikiran
kita dan apa yang kita pikirkan akan membentuk dunia kita.”

Jadi jelaslah bahwa diri Anda adalah penguasa dari pikiran Anda sendiri,
jika Anda berpikir hal-hal yang positif, hidup ini akan positif, begitu
pula dengan sebaliknya.

Andaikata mengalami macet di jalan, tidak perlu berpikiran negative dengan
mengomel atau menggerutu, sebetulnya itu adalah waktu yang sangat tepat
untuk melakukan dan menambah pikiran positif dengan mendengarkan radio
dengan segudang acaranya, seperti mendengarkan cerita-cerita bijaksana dari
Bapak Andrie Wongso (Motivator No. 1 Indonesia), berita/informasi yang
bermanfaat dan berguna, dll.

Inspirasi tentang pikiran, adalah pikirkan selalu yang positif dan selalu
katakan “Bisa”, karena kegagalan akan datang pada orang yang mengatakan
”Tidak Bisa”, jadi lebih baik katakan “Bisa”, mungkin kalimat pentingnya
bisa dirubah sedikit menjadi “Bila Anda pikir Anda bisa, maka Anda bisa…
tetapi bila Anda tidak bisa Anda harus Pikir “Bisa”.

Sumber: The Power Of Thinking oleh Johanes Ariffin Wijaya, penulis buku
best seller “8 Kualitas Mental Positif untuk Meraih Sukses”.

Kamis, 21 Juni 2012

Kebiasaan Berinisiatif


Saat kita hendak melakukan sesuatu, lakukan segera. Sebab, saat langkah pertama itu, akan menjadi penentu langkah berikutnya. Memang, semua itu akan terasa berat. Hanya dengan kemauan untuk memulai, kemauan untuk mengayunkan kaki, menggerakkan tangan, tubuh, pikiran, dan jiwa akan segera merespons dan membuat kita terus bergerak untuk selanjutnya.
Di sinilah kekuatan inisiatif akan menuntun dari satu karya kepada karya lainnya. Di sinilah kebiasaan inisiatif akan melahirkan inovasi satu ke inovasi lainnya. Di sinilah kemauan inisiatif akan mengantar kita pada satu pencapaian ke pencapaian lainnya.
 
Ibarat sebuah "pintu gerbang" menuju kesuksesan, kebiasaan berinisiatif adalah langkah kita untuk membuka "kunci berat" gerbang itu. Barangkali memang akan terasa susah. Barangkali akan terasa melelahkan. Bahkan, sering kali pikiran kita akan tersandera oleh pikiran negatif yang menyurutkan langkah. Saat itu kita harus membiasakan diri dan memaksakan kehendak untuk berinisiatif, sehingga setidaknya satu kunci akan segera terbuka. Dan, ketika itulah, "pintu gerbang" tadi akan mengantarkan kita pada langkah demi langkah menuju sukses yang didamba. 

sumber : www.andriewongso.com

Berjaga-jagalah


Alkisah suatu malam udara terasa sangat dingin! Seekor burung pipit sudah melewati dua malam di tempat terbuka dan hanya bisa berlindung di pepohonan yang jarang daunnya. Karena si pipit merasa tidak mampu bertahan di malam ketiga, maka pergilah ia mencari tempat berlindung yang lebih baik.

Tapi saat terbang, tubuhnya semakin kedinginan, hingga sayap-sayap kecilnya terasa membeku dan akhirnya si pipit terjatuh ke permukaan tanah. Begitu terbaring di atas tanah dalam keadaan membeku, si pipit sadar akhir hidupnya sudah kian mendekat. Si pipit berharap kematian cepat menjemputnya.

Namun tiba-tiba, dalam kondisi setengah sadar, ia merasa tubuhnya terbungkus sesuatu yang hangat. Setelah sadar, si pipit baru tahu sesuatu yang menghangatkan tubuhnya itu ternyata berasal dari seekor sapi yang baik hati. Si sapi telah menjatuhkan setumpuk endapan kotoran di seluruh badan si pipit.

Kehangatan endapan itu memberikan napas kehidupan baru bagi si pipit, dan perasaan nyaman itu membuat si pipit merasa sangat bahagia. Karena itu, mulailah si pipit bersenandung. Tanpa disadari, seekor kucing yang sedang lewat mendengar suara siulan si pipit. Dicarilah sumber suara itu yang berasal dari timbunan kotoran. Dengan perlahan, si kucing mengorek-korek timbunan itu hingga menemukan si pipit kecil, lalu memakannya....

Dari kisah di atas, kita bisa mengambil tiga pesan moral yang bisa diterapkan dalam kehidupan kita masing-masing:
1)Jika seseorang menyakiti kita sengaja ataupun tak sengaja, belum tentu mereka itu adalah musuh kita.
2)Jika seseorang berusaha membantu kita, belum tentu juga mereka itu adalah teman kita.
3) Tidak perlu menyatakan rasa bahagia secara berlebihan, karena masih banyak "bahaya" yang mengintai kita.


sumber : www.andriewongso.com

My Bag, My Mind(Tasku, Pikiranku)

MY BAG 
Setiap hari sebagian besar dari kita membawa tas kerja dalam perjalanan pergi dan pulang kantor. Untuk kaum wanita, tas merupakan salah satu atribut penampilan yang penting. Jika sedang ada waktu luang, cobalah bongkar semua isi tas kita.
Ternyata, kadang-kadang separuh dari isi tas itu adalah barang-barang yang sudang tidak kita perlukan: struk ATM yang sudaha buram, bungkus tisu, agenda yang jarang dibaca, recehan yang kotor, ballpoint yamg sudah macet, kumpulan tagihan kartu kredit, dan sebagainya.

Meski mungkin ringan, tetapi umumnya barang-barang yang tidak diperlukan membebani tas kita. Sebaiknya sortir dan buang barang-barang yang sudah tidak berguna tersebut.
 
MY MIND
Kadang, mirip dengan tulisan My Bag di atas, pikiran kita (tanpa disadari) selama ini sering kita bebani dengan hal-hal yang tidak perlu: penyesalan masa lalu, rasa kecewa, perasaan jengkel, iri, kurang puas atas kondisi yang terjadi, rendah diri, dan sebagainya.

Pikiran-pikiran yang tidak perlu akan terus membebani perjalanan hidup kita, sehingga dampaknya raut wajah akan kelihatan suntuk, stres, dan hidup kurang nyaman. Kita juga akan membenci hal-hal yang tidak sesuai dengan keinginan kita.
Lakukan terhadap My Mind sama dengan apa yang kita lakukan dengan My Bag di atas. Sortir dan buanglah segala beban pikiran yang tidak ada manfaatnya itu. Lakukan setiap hari dan ciptakan kebiasaan berpikir positif agar kita bisa menjalani hari-hari dengan "ringan" dan menyenangkan. :)


sumber : www.andriewongso.com

Abubaker Kaki Berprestasi karena Mengandalkan Kaki

Jika didengar di Indonesia salah satu namanya menunjukkan anggota badan: Kaki. Siapa kira ternyata anggota badannya itu yang menjadi kelebihannya.
Abubaker Kaki Khamis adalah pelari masa depan Sudan. Di Afrika namanya sangat dikenal sebagai penguasa lari jarak menengah. Anak muda kelahiran 21 Juni 1989 ini tahun 2010 mengharumkan nama negaranya setelah juara dunia indoor untuk lari jarak 800 meter. Ini sebenarnya pengulangan prestasinya yang ia raih dua tahun sebelumnya di kejuaraan yang sama. Prestasi dua kali juara di nomor 800 meter ini menjadikannya atlet kedua yang berhasil meraihnya dalam sejarah.
Selain itu, ia juga juara dunia junior World Junior Championships untuk 800 meter ketika kejuaraan itu diselenggarakan di Polandia. Dengan prestasinya itu Kaki dianggap atlet lari masa depan Afrika.
Uniknya, minat awalnya di olahraga justru bukan mengandalkan kaki tetapi tangan meski bergiat di sepakbola. Ya, karena tak lain ia ingin berkarier sebagai penjaga gawang. Namun seorang pelatih atletik Sudan, Jama Aden, melihat bakat lain dari Kaki. Aden lalu melatihnya jadi atlet lari saat usianya 15 tahun.
Setahun kemudian Kaki ikut kompetisi lari IAAF World Youth Championships di Marrakech, Maroko, meski baru berlatih enam bulan. Ia berlomba di lari 1500 meter dan 800 meter. Saat itu ia berhasil meraih perunggu untuk lari 1500 meter.
Tahun berikutnya ikut lomba World Junior Championships yang diselenggarakan di China di nomor 800 meter. Namun gagal meraih medali. Tetapi dengan berada di urutan ke-6 Aden melihat Kaki masih bisa dipoles. Dan ternyata polesan Aden berhasil. Tahun 2007 Kaki panen prestasi. Di All-Africa Games ia meraih emas di nomor 800 meter. Medali yang sama juga diraih saat berlomba di Pan Arab Games pada tahun yang sama. Saat itulah orang melihat, seorang bintang baru dari Afrika telah lahir. 


sumber : www.andriewongso.com

Rabu, 20 Juni 2012

Pakaian Kering


http://static.republika.co.id/uploads/images/headline/abu-nawas-dan-khalifah-harun-ar-rasyid-ilustrasi-_110803175534-308.jpg
Sejak peristiwa penghancuran barang-barang di istana oleh Abu Nawas yang
tanpa bisa dicegah oleh Baginda, sejak saat itu pula Baginda ingin
menangkap Abu Nawas untuk dijebloskan ke penjara. Sudah menjadi hukum bagi
siapa saja yang tidak sanggup melaksanakan titah Baginda, maka tak
disangsikan lagi ia akan mendapat hukuman. Baginda tahu Abu Nawas amat
takut kepada beruang.



Suatu hari, Baginda memerintahkan prajuritnya menjemput Abu Nawas agar
bergabung dengan rombongan Baginda Raja Harun Al Rasyid berburu beruang.
Abu Nawas merasa takut dan gemetar tetapi ia, tidak berani menolak titah
Baginda. Dalam perjalanan menuju ke hutan, tiba-tiba cuaca yang cerah
berubah menjadi mendung. Baginda memanggil Abu Nawas. Dengan penuh rasa
hormat Abu Nawas mendekati Baginda.



“Tahukah mengapa engkau aku panggil?” tanya Baginda tanpa sedikit pun
senyum di wajahnya.


“Ampun Tuanku, hamba belum tahu.” kata Abu Nawas


“Kau pasti tahu bahwa sebentar lagi akan turun hujan. Hutan masih jauh dari
sini. Kau kuberi kuda yang lamban. Sedangkan aku dan pengawal-pengawalku
akan menunggang kuda yang cepat. Nanti pada waktu santap siang kita
berkumpul di tempat peristirahatanku. Bila hujan turun kita harus
menghindarinya dengan cara kita masing-masing agar pakaian kita tetap
kering. Sekarang kita berpencar.”



Baginda menjelaskan. Kemudian Baginda dan rombongan mulai bergerak. Abu
Nawas kini tahu Baginda akan menjebaknya. Ia harus mancari akal. Dan ketika
Abu Nawas sedang berpikir, tiba-tiba hujan turun. Begitu hujan turun
Baginda dan rombongan segera memacu kuda untuk mencapai tempat perlindungan
yang terdekat. Tetapi karena derasnya hujan, Baginda dan para pengawalnya
basah kuyup. Ketika santap siang tiba Baginda segera menuju tempat
peristirahatan.



Belum sempat baju Baginda dan para pengawalnya kering, Abu Nawas datang
dengan menunggang kuda yang lamban. Baginda dan para pengawal terperangah
karena baju Abu Nawas tidak basah. Padahal dengan kuda yang paling cepat
pun tidak bisa mencapai tempat berlindung yang paling dekat. Pada hari
kedua Abu Nawas diberi kuda yang cepat yang kemarin ditunggangi Baginda
Raja. Kini Baginda dan para pengawal-pengawalnya mengendarai kuda-kuda yang
lamban.



Setelah Abu Nawas dan rombongan kerajaan berpencar, hujan pun turun seperti
kemarin. Malah hujan hari ini lebih deras daripada kemarin. Baginda dan
pengawalnya langsung basah kuyup karena kuda yang ditunggangi tidak bisa
berlari dengan kencang. Ketika saat bersantap siang tiba, Abu Nawas tiba di
tempat peristirahatan lebih dahulu dari Baginda dan pengawalnya. Abu Nawas
menunggu Baginda Raja. Selang beberapa saat Baginda dan para pengawalnya
tiba dengan pakaian yang basah kuyup.



Melihat Abu Nawas dengan pakaian yang tetap kering Baginda jadi penasaran.
Beliau tidak sanggup lagi menahan keingintahuan yang selama ini
disembunyikan. “Terus terang begaimana caranya menghindari hujan , wahai
Abu Nawas.” tanya Baginda.


“Mudah Tuanku yang mulia.” kata Abu Nawas sambil tersenyum.



“Sedangkan aku dengan kuda yang cepat tidak sanggup mencapai tempat
berteduh terdekat, apalagi dengan kuda yang lamban ini.” kata Baginda.



“Hamba sebenarnya tidak melarikan diri dari hujan.Tetapi begitu hujan turun
hamba secepat mungkin melepas pakaian hamba dan segera melipatnya, lalu
mendudukinya. Ini hamba lakukan sampai hujan berhenti.” Diam-diam Baginda
Raja mengakui kecerdikan Abu Nawas. []



Sumber: Tidak Diketahui

Tangan Penyelamat Seorang Batita


Seorang pemuda China mempertaruhkan nyawanya demi menyelamatkan seorang batita yang nyaris terjatuh dari balkon di bangunan apartemen bertingkat di Provinsi Guangdong, China bagian selatan.

Pada awal bulan Juni ini, Zhou Chong yang berusia 23 tahun, melihat ada seorang batita sedang menggelantung di pagar balkon ketika melewati sebuah distrik dekat Jalan Zhongshan di ibukota provinsi, Guangzhou.

Anak tiga tahun itu terperangkap dalam jeruji pagar di ketinggian sekitar 10 meter dari permukaan tanah.

"Waktu saya melihatnya, anak itu sedang dalam bahaya besar. Ia bisa terjatuh kapan saja jika tidak ada yang menolongnya. Maka, saya raih kakinya dan membantunya untuk memanjat, tapi dia tidak bisa melakukannya. Lalu, saya beri tahu dia kalau polisi akan segera datang menolong." Begitulah penjelasan Zhou Chong.

Zhou harus memanjat gedung itu untuk menopang si anak dengan tangannya selama 10 menit sampai akhirnya anak itu diselamatkan. "Saya pelan-pelan memanjat bangunan hingga tiba di balkon tempat anak itu tersangkut. Sebenarnya kaki saya saat itu sudah terasa lelah. Tangan saya yang satu berpegangan pada tepi balkon untuk menopang tubuh saya, dan memegangi anak itu dengan tangan saya yang lain. Saya segera pergi waktu regu penolong datang ke tempat kejadian."

Zhou berkata waktu itu dia tidak memikirkan apa pun kecuali niat tulus ingin menolong si anak. Baginya, tugas penyelamatan itu mudah karena sebelumnya ia bekerja sebagai pekerja konstruksi.

"Menurut saya hal ini juga akan dilakukan orang pada umumnya. Tidak perlu diceritakan! Saya cuma merentangkan tangan dan menolong anak itu," ujar Zhou Chong merendah.

Zhou memang langsung meninggalkan tempat kejadian begitu anak itu berhasil diselamatkan. Tapi akhirnya pihak media dan pemerintah setempat berhasil mengetahui keberadaannya. Pemerintah setempat dan sebuah yayasan memberikan padanya 10.000 dolar Amerika (kira-kira lebih dari 90 juta rupiah) sebagai hadiah atas tindakan heroiknya.

"Apa yang dilakukan Zhou mencakup sifat altruisme (mementingkan kepentingan orang lain) dan integritas. Dia tidak mengenal anak itu, tapi dia bersedia menyelamatkan nyawanya dan pergi dengan diam-diam. Dia sudah memberikan teladan moral yang baik bagi kita semua," ungkap Zhu Mingjian, perwakilan dari Foundation for Heroism and Courage.

Tindakan Zhou Chong memang patut kita contoh. Tanpa adanya "agenda" apa pun, dia tulus menolong orang lain, yang bahkan tidak dikenalnya, meski harus mempertaruhkan keselamatannya sendiri. Luar Biasa!
 
(sumber berita: www.cncworld.tv)

Emas dan Permata

Alkisah, di sebuah negeri, hiduplah seorang guru yang terkenal bijaksana. Suatu hari, ada seorang pemuda mendatanginya dan bertanya, "Saya tidak paham kenapa orang besar seperti Guru berpakaian sangat sederhana. Bukankah di zaman sekarang ini berpakaian bagus itu penting, tidak hanya untuk penampilan tapi juga untuk alasan lainnya?" Sang guru hanya tersenyum dan mencopot cincinnya dari salah satu jarinya, lalu berkata, "Anak muda, saya akan jawab pertanyaanmu, tapi lakukan dulu satu hal ini: ambil cincin ini dan pergilah ke pasar di seberang jalan ini, bisakah kamu menjualnya seharga sekeping emas?"
Setelah melihat cincin sang guru yang kotor, seketika anak muda itu menjadi ragu. "Sekeping emas? Wah... saya tak yakin cincin seperti ini bisa dijual dengan harga tinggi."
"Coba saja dulu, anak muda. Siapa tahu, bisa."
Pemuda itu pun segera pergi ke pasar. Ia menawarkan cincin itu ke penjual kain, penjual sayuran, tukang daging, penjual ikan, dan pedagang lainnya. Ternyata memang tidak ada yang mau membayarnya seharga sekeping emas. Akhirnya, si pemuda datang kembali ke kediaman sang guru dan memberi tahu dengan suara lemah, "Tidak ada yang berani menawarnya lebih dari sekeping perak."
 
Dengan senyuman bijak di wajahnya, sang guru berkata, "Sekarang pergilah ke Toko Emas di belakang jalan ini. Tunjukkan cincin ini pada pemiliknya atau penjual emas. Jangan sebut harga tawaranmu! Pokoknya, dengarkan saja harga yang akan mereka tawarkan untuk cincin ini."
Maka, pergilah si pemuda ke toko yang disebutkan sang guru dan kembali dengan ekspresi yang berbeda. Ia lalu berkata dengan penuh semangat, "Guru, pedagang-pedagang di pasar sama sekali tidak tahu harga cincin ini. Si penjual emas menawar cincin ini seribu keping emas, seribu kali tawaran pedagang di pasar!
Sang guru hanya tersenyum dan berkata pelan, "Itulah jawaban dari pertanyaanmu, anak muda. Seseorang tidak bisa dinilai hanya dari pakaiannya saja. Pedagang di pasar memberimu nilai sekecil itu, tapi berbeda dengan penjual emas tadi."
Netter yang LuarBiasa, 
"Emas" dan "permata" di dalam diri seseorang hanya bisa dilihat dan dinilai jika kita dapat melihatnya jauh ke dalam jiwa. Diperlukan hati untuk melihatnya, dan dibutuhkan proses. Kita tidak bisa melihatnya dari ucapan atau perilaku yang hanya kita lihat sesekali. Sering kali apa yang kita anggap emas ternyata hanya sebongkah kuningan, tapi apa yang kita kira kuningan ternyata sebongkah emas.
Maka, kita perlu hati-hati melihat seseorang. Jangan mudah menilai dari apa yang tampak karena kita bisa terperangkap oleh sudut pandang kita yang sempit, yang tidak tahu bahwa sebenarnya orang yang kita nilai itu punya kelebihan.


sumber : www.andriewongso.com

Sepasang Tangan

Suatu hari, di kelas pada sebuah sekolah dasar, seorang guru memberi tugas kepada murid-muridnya. "Anak-anak, tugas hari ini menggambar bebas. Buatlah gambar atau benda apa saja yang kalian miliki. Misalnya rumah yang kamu tinggali, benda yang kamu sayangi, pemandangan alam yang indah, atau gambar apapun yang kamu inginkan. Bagaimana, sudah jelas kan? Sekarang, keluarkan alat-alat gambar dan segera mulai menggambar." Maka, anak-anak itu pun dengan gembira mulai mengeluarkan alat-alat gambarnya sambil berceloteh, saling melontarkan pertanyaan dan jawaban tentang benda apa yang akan digambarnya.
Tidak lama kemudian, kelas pun berangsur tenang. Masing-masing anak segera sibuk dengan idenya, yang berusaha dituangkannya ke atas kertas gambar. Saat waktu yang diberikan untuk tugas selesai, sang guru meminta setiap anak, satu persatu, maju ke depan kelas untuk memperlihatkan gambarnya dan menceritakan secara singkat alasan mengapa dia menggambar itu.
Ada berbagai gambar dan alasan yang dikemukakan anak-anak itu. Ada yang menjelaskan tentang gambar mobil, mainan, buah-buahan, pemandangan, dan lain sebagainya. Tiba saat giliran terakhir, seorang anak yang agak pemalu karena kakinya yang timpang ketika berjalan, maju ke depan kelas. Meski kurang sempurna cara berjalannya, dari hasil gambarnya nampak bahwa ia sangat pandai dalam melukis.
Semua perhatian pun mendadak terarah kepada teman tersebut, karena mereka ingin tahu apa yang digambar seorang anak cacat dari keluarga miskin itu. Tak lama, si anak itu memperlihatkan gambarnya. Rupanya, ia menggambar sepasang tangan. Kelas pun akhirnya kembali ramai karena mereka bertanya-tanya mengapa si anak itu menggambar sepasang tangan. Apa maksudnya? Tangan siapa yang digambarnya? Tangannya sendiri atau tangan orang lain? Kenapa tangan yang digambar? Semua anak berusaha menebak gambar tangan siapa yang dilukis oleh temannya itu.
Setelah memperhatikan gambar dengan saksama, ibu guru bertanya lembut, "Nak, tangan siapa yang kamu gambar ini?"
Anak itu menjawab dengan suara pelan tetapi jelas, "Yang satu adalah gambar tangan ibuku, dan satu lagi gambar tangan ibu guru."
"Kenapa kamu tidak menggambar tangan milikmu sendiri?" tanya sang guru lebih lanjut.
"Gambar tangan itu memang bukan tanganku sendiri, Bu. Aku menyayangi dan mensyukuri tangan-tangan itu. Karena, sepasang tangan milik ibukulah yang menuntun, mengajari, dan melayani aku secara tulus sehingga aku bisa tumbuh menjadi seperti saat ini. Dan satu lagi, aku menggambar tangan ibu guru karena ibu gurulah yang mengajariku menulis dan melukis. Walaupun kaki saya timpang, tetapi tangan saya bisa menulis dan membuat lukisan yang indah. Terima kasih, Bu," ucap si anak tulus.
Dengan mata berkaca-kaca, ibu guru menganggukkan kepala, "Terima kasih kembali, kamu memang anak yang mengerti dan pandai bersyukur".
 
Sahabat yang Bijaksana,
Sungguh luar biasa sikap mental anak yang kakinya timpang, tetapi mampu mengungkapkan rasa terima kasih dan rasa syukur atas jasa orangtua dan gurunya, melalui lukisannya yang sederhana.
Punya kaki timpang bukan berarti harus rendah diri. Cerminan nyata dalam kehidupan seperti itu bisa kita lihat dari fisikawan Steven Hawking. Ia adalah seorang yang cacat, lumpuh, bahkan kalau mau bicara harus menggunakan bantuan alat elektronik. Tetapi, dengan kemauannya yang keras dan semangatnya yang pantang menyerah, dia kini diakui sebagai ilmuwan besar abad ini. Meski cacat, ia mampu menjadi orang yang dihormati karena hasil penelitian dan pemikirannya.
Apa yang dilakukan oleh Steven Hawking adalah gambaran sebuah keberanian sejati. Ia mensyukuri apapun keadaannya dengan tetap berkarya. Hal seperti itulah yang patut kita jadikan teladan. Kita perlu menanamkan sikap mental berani berubah untuk jadi lebih baik, apapun kondisi yang kita hadapi hari ini.
Ayo, bangkit dari segala keterpurukan, ketimpangan, dan kekurangan! Bagi saya, merupakan suatu keberanian sejati jika kita mampu terus mengembangkan diri dan segera memulai dari apa adanya kita hari ini. Jadi, make it happen! Buat itu terjadi! Selalu miliki tekad kuat untuk berubah menjadi lebih baik, dari hari ke hari. Syukuri apapun yang kita miliki, dengan terus memaksimalkan potensi diri. Tingkatkan pula daya juang kehidupan dengan memelihara semangat pantang menyerah! Dengan begitu, hidup kita akan lebih bermanfaat.


sumber : www.andriewongso.com

Minggu, 17 Juni 2012

Gunung Es yang Mencair


Alkisah, ada sebuah kelas yang pesertanya sebagian besar terdiri dari kaum laki-laki berusia 35 tahunan. Nah hari itu, sang pengajar memberikan sebuah tugas unik. Yaitu, peserta harus menyatakan kasih mereka pada seseorang. Seseorang ini haruslah orang yang tidak pernah menerima kasih dari mereka atau setidaknya orang yang sudah lama sekali tidak menerima kasih dari mereka.

Memang kelihatannya tugasnya tidak terlalu sulit. Tapi ingatlah, rata-rata peserta adalah laki-laki yang berasal dari generasi yang diajarkan bahwa ekspresi perasaan tidak patut dilakukan seorang laki-laki. Jadi bisa dikatakan, bagi sebagian peserta, tugas ini menjadi tantangan tersendiri.

Pada kelas di minggu berikutnya, setiap peserta diberi kesempatan untuk membagi pengalaman mereka dalam menjalankan tugas unik itu. Tak disangka, yang berdiri adalah peserta laki-laki.

Setelah sesaat berdiri dalam diam, akhirnya laki-laki itu berkata, "Awalnya, saya sedikit jengkel karena mendapat tugas aneh seperti ini. Siapa Anda, beraninya menyuruh saya untuk berbuat sesuatu yang sepersonal itu! Tapi saat saya mengendarai mobil menuju rumah, hati nurani saya mulai mengusik. Sebenarnya saya sudah tahu kepada siapa saya harus mengatakan kasih saya. Sekadar cerita saja, lima tahun lalu, ayah saya dan saya sempat berselisih pendapat dan akhirnya bertengkar hebat sampai saat ini. Kami saling menghindari kecuali kondisinya sangat mendesak. Tapi sejak itu, kamu sama sekali tak pernah saling bicara.

Jadilah, pada Selasa minggu lalu, setibanya di rumah saya meyakinkan diri sendiri bahwa saya harus pergi ke ayah saya dan menyampaikan kasih saya padanya. Memang terasa aneh, tapi sekadar membuat keputusan itu saja saya merasa ada beban berat yang terangkat dari pundak saya. Pagi harinya, saya bangun lebih awal dan segera pergi ke kantor. Selama bekerja saya merasa lebih bersemangat, dan tidak menyangka saya bisa menyelesaikan lebih banyak pekerjaan dibanding yang pernah saya kerjakan seharian penuh di hari-hari sebelumnya. Lalu, saya menelepon ayah saya untuk menanyakan apakah saya bisa mampir ke rumah sehabis pulang kantor. Dan seperti biasa, ayah saya menjawabnya dengan suara galak, ‘Mau apa lagi sekarang?' Saya meyakinkan dia bahwa saya hanya sebentar saja di sana.

Karena semua pekerjaan saya hari itu bisa selesai dikerjakan dalam waktu lebih cepat, saya pun bisa keluar kantor lebih awal. Dan saya langsung menuju ke rumah orangtua saya. Sesampainya di sana, saya berharap ibu sayalah yang membukakan pintu. Tapi ternyata saya langsung bertemu muka dengan ayah saya. Tanpa buang-buang waktu lagi, saya segera berkata, ‘Yah, saya hanya mampir untuk bilang aku sayang Ayah.'

Saat itu juga terasa ada perubahan dalam diri Ayah. Ekspresi wajahnya terlihat lebih ramah, kerutan-kerutannya tampak menghilang, dan ia mulai menitikkan air mata. Ia lalu merangkul saya dan balas berkata, ‘Ayah juga sayang kamu, Nak, tapi selama ini sulit mengatakannya.'

Saat itu sungguh menjadi momen yang tak ternilai harganya. Saya dan ayah masih berpelukan beberapa lama, dan setelah itu saya berpamitan. Tapi bukan itu inti cerita saya. Dua hari setelah kunjungan itu, ayah saya yang ternyata punya masalah jantung tapi tidak pernah bilang pada saya, mendapat serangan jantung dan langsung dilarikan ke rumah sakit dalam keadaan koma. Saya tak tahu apakah ayah saya akan berhasil melalui semua ini. Semoga saja.

Mungkin yang bisa saya sampaikan di sini adalah: 'jangan menunggu untuk melakukan sesuatu yang memang kita tahu perlu kita lakukan'. Bagaimana seandainya saya menunda untuk mengungkap perasaan pada ayah saya? Mungkin saya tidak kan pernah mendapat kesempatan itu lagi! Karenanya, sediakan waktu untuk mengerjakan apa yang perlu kita lakukan dan lakukan sekarang juga!'"

sumber : www.andriewongso.com

Ayah Luar Biasa

Seorang anak 10 tahun bernama Putra, pada suatu malam akan menonton sirkus bersama ayahnya. Ketika tiba di loket, dia dan ayahnya antre di belakang rombongan keluarga besar yang terdiri dari bapak, ibu, dan empat orang anaknya. Dari pembicaraan yang terdengar, Putra tahu bahwa bapak dari ke-4 anak tadi telah bekerja ekstra untuk dapat mengajak anak-anaknya nonton sirkus malam itu. Namun ketika sampai di loket dan hendak membayar, wajah bapak 4 anak itu tampak pucat. Ternyata uang yang telah dikumpulkannya dengan susah payah tidak cukup, kurang Rp 20.000.
Pasangan suami istri itu pun saling berbisik, tentang bagaimana harus menjelaskan kepada anak-anak mereka yang masih kecil, bahwa malam itu mereka batal nonton sirkus karena uangnya kurang. Padahal mereka tampak begitu gembira dan sudah tidak sabar lagi untuk segera masuk ke arena pertunjukan sirkus.
Tiba-tiba ayah Putra menyapa bapak yang sedang kebingungan itu sambil berkata, "Maaf, Pak! Uang ini tadi jatuh dari saku Bapak." Kemudian, diserahkannya lembaran Rp 20.000 sambil mengedipkan matanya dan terseyum.
Betapa takjubnya si Bapak, dengan apa yang dilakukan ayah Putra. Dengan mata berkaca-kaca, ia menerima uang itu dan berbisik mengucapkan terima kasih kepada ayah Putra, sambil mengatakan betapa Rp 20.000 itu sangat berarti bagi keluarganya.
Setelah rombongan tadi masuk, Putra dan ayahnya bergegas pulang. Mereka batal nonton sirkus, karena uang untuk menyaksikan sirkus sudah diberikan kepada keluarga besar tadi. Tapi Putra justru merasa sangat bahagia. Ia memang tidak dapat menyaksikan sirkus, tetapi ia telah menyaksikan dua orang ayah yang luar biasa.
***
Teman-teman, kebahagiaan tidak hanya diperoleh ketika menerima pemberian orang lain, tetapi juga pada saat kita MAMPU MEMBERI. Cerita di atas juga menunjukkan bagaimana menolong orang lain dengan cara yang sangat halus, tanpa menyinggung harga diri orang yang ditolong.
Dunia ini terus berputar. Ada kalanya kita menolong, dan ada kalanya kita juga memerlukan pertolongan dari orang lain. Maka, selagi masih mampu, tetap lakukan kebaikan dengan ikhlas dan bijaksana.


sumber : www.andriewongso.com

Ada-ada saja


ADA-ADA SAJA 1
3 Orang tengah terdiam menikmati kehangatan sauna, yaitu orang dari Amerika, Jepang dan Indonesia. Keheningan didalam ruangan sauna dipecahkan oleh bunyi, ..bip,...bip,....bip... Orang Amerika membuka telapak tangan kirinya, dan membaca tulisan yang tertulis ditelapak tangannya itu. Dua rekan se 'sauna' nya dengan kagum melihat tulisan yang muncul ditelapak tangan orang Amerika tersebut.
"Oh, telapak tangan saya telah ditanamkan chips, saya dapat langsung menerima pesan SMS tanpa alat , SMS nya langung tampil ditelapak tangan saya,..." ujar si Amerika ketika melihat kedua rekannya bengong.
Sesaat kemudian terdengar dering telepon, orang Jepang mengangkat tangan kanannya, jempol didekatkan ke telinga sedangkan jari kelingking kebibirnya, "Oh maaf, saya terima telepon dulu, tangan saya sudah berisi chips, saya dapat menerima dan berbicara melalui 2 jari saya tanpa menggunakan HP" kata si Jepang.
Melihat semua itu, orang Indonesia mulai gugup, Apa yang bisa saya tunjukkan untuk mengalahkan orang orang ini? pikirnya. Karena stress, keinginannya untuk buang air besar tidak tertahankan lagi.
Usai buang air, dia kembali lagi ke ruang sauna, tetapi karena tidak biasa membasuh bokongnya dengan kertas toilet, seuntai kertas toilet masih berjuntai di belahan bokongnya.
Dengan keheranan orang Jepang dan orang Amerika menunjuk ke untaian kertas 'sisa' tsb dan berkata: "Kertas apa itu yang tergantung dibokong anda...?"
"Oh maaf, saya baru terima Fax.." jawab orang Indonesia tersebut.
ADA-ADA SAJA2
Suatu hari dalam hutan rimba.
Monyet: "Tarzan..., kenapa sih engkau saja yang pakai celana? Kami semua tak pakai. Ada rahasia apa sih?"
Tarzan: "Nggak ada rahasia²an!"
Monyet: "Kita kan berkawan baik. Masak sama kita saja ada rahasia?"
Tarzan: "Aku bilang nggak ada..., ya nggak ada!"
Monyet sungguh enggak puas dengan jawaban Tarzan. Jadi dia pun ajak kawan² dia ke pondok Tarzan dan mengintai untuk mencari rahasia Tarzan.
Seperti biasa, sebelum mandi Tarzan mesti buka celananya (itulah satu²nya celana dia). Begitu lihat Tarzan yang bugil monyet² pun ketawa sampai sakit perut. Monyet berkata, "Pantesan saja dia pakai celana. Rupanya dia malu, sebab ekor dia ada di depan, pendek dan buntet lagi!!!"

Istana di Atas Gunung


http://img.okezone.com/content/2011/02/04/409/421263/G0Sau1oBpR.jpg
Baginda Raja baru saja membaca kitab tentang kehebatan Raja Sulaiman yang
mampu memerintahkan, para jin memindahkan singgasana Ratu Bilqis di dekat
istananya. Baginda tiba-tiba merasa tertarik. Hatinya mulai tergelitik
untuk melakukan hal yang sama. Mendadak beliau ingin istananya dipindahkan
ke atas gunung agar bisa lebih leluasa menikmati pemandangan di sekitar.
Dan bukankah hal itu tidak mustahil bisa dilakukan karena ada Abu Nawas
yang amat cerdik di negerinya.



Tanpa membuang waktu Abu Nawas segera dipanggil untuk menghadap Baginda
Raja Harun Al Rasyid. Setelah Abu Nawas dihadapkan, Baginda bersabda, “Abu
Nawas engkau harus memindahkan istanaku ke atas gunung agar aku lebih
leluasa melihat negeriku!” perintah Baginda sambil melirik reaksi Abu Nawas.



Abu Nawas tidak langsung menjawab. Ia berpikir sejenak hingga keningnya
berkerut. Tidak mungkin menolak perintah Baginda kecuali kalau memang ingin
dihukum. Akhirnya Abu Nawas terpaksa menyanggupi proyek raksasa itu. Ada
satu lagi, permintaan dari Baginda, pekerjaan itu harus selesai hanya dalam
waktu sebulan. Abu Nawas pulang dengan hati masgul.



Setiap malam ia hanya berteman dengan rembulan dan bintang-bintang.
Hari-hari dilewati dengan kegundahan. Tak ada hari yang lebih berat dalam
hidup Abu Nawas kecuali hari-hari ini. Tetapi pada hari kesembilan ia tidak
lagi merasa gundah gulana. Keesokan harinya Abu Nawas menuju istana. Ia
menghadap Baginda untuk membahas pemindahan istana. Dengan senang hati
Baginda akan mendengarkan, apa yang diinginkan Abu Nawas.



“Ampun Tuanku, hamba datang ke sini hanya untuk mengajukan usul untuk
memperlancar pekerjaan hamba nanti.” kata Abu Nawas.


“Apa usul itu?”


“Hamba akan memindahkan istana Paduka yang mulia tepat pada Hari Raya Idul
Qurban yang kebetulan hanya kurang dua puluh hari lagi.”


“Kalau hanya usulmu, baiklah.” kata Baginda.


“Satu lagi Baginda…” Abu Nawas menambahkan.


“Apa lagi?” tanya Baginda.


“Hamba mohon Baginda menyembelih sepuluh ekor sapi yang gemuk untuk
dibagikan langsung kepada para fakir miskin.” kata Abu Nawas. “Usulmu
kuterima.” kata Baginda menyetujui. Abu Nawas pulang dengan perasaan riang
gembira. Kini tidak ada lagi yang perlu dikhawatirkan. Toh nanti bila
waktunya sudah tiba, ia pasti akan dengan mudah memindahkan istana Baginda
Raja. Jangankan hanya memindahkan ke puncak gunung, ke dasar samudera pun
Abu Nawas sanggup.



Desas-desus mulai tersebar ke seluruh pelosok negeri. Hampir semua orang
harap-harap cemas. Tetapi sebagian besar rakyat merasa yakin atas kemampuan
Abu Nawas. Karena selama ini Abu Nawas belum pemah gagal melaksanakan
tugas-tugas aneh yang dibebankan di atas pundaknya. Namun ada beberapa
orang yang meragukan keberhasilan Abu Nawas kali ini. Saat-saat yang
dinanti-nantikan tiba. Rakyat berbondong-bondong menuju lapangan untuk
melakukan sholat Hari Raya Idul Qurban.



Dan seusai sholat, sepuluh sapi sumbangan Baginda Raja disembelih lalu
dimasak kemudian segera dibagikan kepada fakir miskin. Kini giliran Abu
Nawas yang harus melaksanakan tugas berat itu. Abu Nawas berjalan menuju
istana diikuti oleh rakyat. Sesampai di depan istana Abu Nawas bertanya
kepada Baginda Raja, “Ampun Tuanku yang mulia, apakah istana sudah tidak
ada orangnya lagi?”



“Tidak ada.” jawab Baginda Raja singkat. Kemudian Abu Nawas berjalan
beberapa langkah mendekati istana. Ia berdiri sambil memandangi istana. Abu
Nawas berdiri mematung seolah-olah ada yang ditunggu. Benar. Baginda Raja
akhirnya tidak sabar.



“Abu Nawas, mengapa engkau belum juga mengangkat istanaku?” tanya Baginda
Raja.



“Hamba sudah siap sejak tadi Baginda.” kata Abu Nawas. “Apa maksudmu engkau
sudah siap sejak tadi? Kalau engkau sudah siap. Lalu apa yang engkau
tunggu?” tanya Baginda masih diliputi perasaan heran.



“Hamba menunggu istana Paduka yang mulia diangkat oleh seluruh rakyat yang
hadir untuk diletakkan di atas pundak hamba. Setelah itu hamba tentu akan
memindahkan istana Paduka yang mulia ke atas gunung sesuai dengan titah
Paduka.” Baginda Raja Harun Al Rasyid terpana. Beliau tidak menyangka Abu
Nawas masih bisa keluar dari lubang jarum. []



Sumber: Tidak Dikatehui

Catatan Dahlan Iskan


Jika semua yang kita kehendaki terus kita MILIKI, darimana kita belajar IKHLAS
Jika semua yang kita impikan segera TERWUJUD, darimana kita belajar SABAR
Jika setiap doa kita terus DIKABULKAN, bagaimana kita dapat belajar IKHTIAR.
Seorang yang dekat dengan Tuhan, bukan berarti tidak ada air mata
Seorang yang taat pada Tuhan, bukan berarti tidak ada kekurangan
Seorang yang tekun berdoa, bukan berarti tidak ada masa sulit
Biarlah Tuhan yang berdaulat sepenuhnya atas hidup kita, karena Dia tahu yang tepat untuk memberikan yang terbaik.
Ketika kerjamu tidak dihargai, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KETULUSAN
Ketika usahamu dinilai tidak penting, maka saat itu kamu sedang belajar KEIKHLASAN
Ketika hatimu terluka sangat dalam.., maka saat itu kamu sedang belajar tentang MEMAAFKAN.
Ketika kamu lelah dan kecewa, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KESUNGGUHAN
Ketika kamu merasa sepi dan sendiri, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KETANGGUHAN
Ketika kamu harus membayar biaya yang sebenarnya tidak perlu kau tanggung, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KEMURAHAN HATI.
Tetap semangat...Tetap sabar....Tetap tersenyum...! Karena kamu sedang menimba ilmu di UNIVERSITAS KEHIDUPAN.
TUHAN menaruhmu di "tempatmu" yang sekarang, bukan karena "KEBETULAN".
Orang HEBAT tidak dihasilkan melalui kemudahan, kesenangan, dan kenyamanan
MEREKA dibentuk melalui KESUKARAN, TANTANGAN & AIR MATA.
______
(Disadur dari Buku "Sepatu Dahlan")
 

Jika Anda Alami ini, Anda akan Bilang Apa

Terkadang kita menghabiskan waktu kita untuk mempertanyakan siapa yang bertanggung jawab atau siapa yang bisa disalahkan dalam suatu kejadian. Hal ini terjadi di hampir setiap sisi kehidupan kita, entah itu kehidupan pribadi maupun profesional di tempat kerja. Kita kehilangan kehangatan dalam hubungan antarmanusia untuk saling mendukung satu sama lain. Hargailah apa yang kita miliki!

Alkisah, ada seorang bayi laki-laki lahir dari sepasang suami-istri yang sudah menikah selama 11 tahun. Mereka pasangan yang saling mencintai dan anak itu adalah buah hati mereka. Ketika anak itu berumur dua tahun, suatu pagi si suami melihat sebotol obat ada di atas meja dalam keadaan terbuka. Kebetulan pagi itu, si suami sedang terburu-buru berangkat kerja karena sudah telat. Jadi, ia meminta istrinya untuk menutup botol obat itu dan menyimpannya di lemari obat. Si istri, yang sibuk di dalam dapur, lupa sama sekali untuk melakukan permintaan suaminya.

Tanpa sepengetahuannya, si anak bermain-main dengan botol obat itu dan, karena tertarik dengan warna obat itu, si anak menelan habis obat-obatan dalam botol. Ternyata obat itu termasuk jenis obat yang berbahaya dan hanya diperuntukkan untuk orang dewasa dengan dosis yang sangat sedikit. Ketika anaknya mulai menunjukkan tanda-tanda keracunan, si ibu langsung membawanya ke rumah sakit. Sayangnya, nyawa sang buah hati tak tertolong. Si ibu benar-benar tak percaya! Ia bingung sekaligus ketakutan bagaimana menjelaskan semuanya pada suaminya. Saat sang ayah yang putus asa tiba di rumah sakit dan melihat keadaan putra mereka, ia menatap istrinya dan berkata hanya tiga kata.

Pertanyaan:

Apa yang akan dikatakan si suami?
Dan, apa dampak dari ucapannya itu?

Silakan cek jawabannya hanya setelah Anda menjawab pertanyaan di atas.

Sekarang, silakan melanjutkan....

Si suami hanya berkata, "Saya bersamamu, Sayang."

Mungkin bagi kebanyakan orang, reaksi si suami ini sangat di luar dugaan. Tapi tidak bagi si suami karena ia termasuk orang yang pintar dalam menjaga hubungan. Untuk lebih jelasnya, beginilah kondisinya: Anak mereka sudah meninggal. Ia pun tidak akan pernah bisa membuatnya hidup kembali. Dan tak ada gunanya menyalahkan ibunya.

Si ibu pun kehilangan anaknya satu-satunya. Apa yang dibutuhkan si ibu pada saat ini adalah penghiburan dan rasa simpati dari suaminya. Dan itulah yang diberikan suaminya padanya.

Jika saja setiap orang bisa melihat kehidupan dengan perspektif seperti ini, mungkin masalah yang muncul di dunia ini bisa sedikit berkurang. Bisakah Anda..?
 
 
sumber : www.andriewongso.com

Rabu, 13 Juni 2012

Harta Kekayaan Sesungguhnya

 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTqQo7NH0hlHD81F9dyGZ4iNkAdicjtcr6DByqxqOlh2L6dQrHIgjpnvmimcwr17KNs0dAH0WHH8heTvWSEv_6v6SVwDwUuuyvBd2-q0vfbzYZKbA7Vaa5jIDD69oGEIc9ZBNqtrnZtUgp/s400/kesehatan-remaja.jpg
Dengan harta yang berlimpah kita bisa mendapatnya semuanya. Dengan harta kekayaan yang tidak habis dipakai tujuh turunan, ingin apapun kita tinggal bayar, karena memang semua bisa didapatkan dengan uang. Tapi, apakah harta yang seperti ini yang membawa kebahagiaan?
Saya punya seorang kenalan yang sangat kaya. Mobilnya ada beberapa dan rumah serta aset tanahnya banyak. Ingin apapun dia tinggal suruh pembantu atau membayar harganya walau mahal. Tapi rupanya dia tidak bahagia, karena walau dia punya mobil yang bagus, tapi dia tidak bisa mengendarai karena sakit.
Bahkan karena sakitnya, dia tidak bisa makan makanan enak karena harus melakukan diet ketat tiap hari agar penyakitnya tidak kambuh. Banyak harta, apapun bisa dibeli, tapi tidak bisa menikmati adalah keadaan yang dirasakan kenalan saya ini.
Sebaliknya, seorang kenalan saya yang lain, walaupun penghasilannya pas-pasan tapi dia bisa merasa bahagia. Walau terkadang keluarganya harus menahan keinginan untuk makan enak, tapi mereka bisa tertawa dan merasakan hidup dengan leluasa. Mereka bisa pergi kemanapun dan makan apa saja yang diinginkan tanpa memikirkan pantangan makanan karena mereka sehat.
Saudaraku, dari dua kisah diatas, bisa kita tarik benang merah bahwa KESEHATAN adalah kebahagiaan sesungguhnya bagi kita. Saat sehat kita bisa makan apapun dan melakukan apapun dengan leluasa. Saat sehat kita bisa dengan bebas mencari rejeki dan beribadah pada Tuhan tanpa ada halangan atau keterbatasan karena siksaan penyakit kita.
Tapi sungguh disayangkan banyak sekali masyarakat yang memandang terbalik arti kekayaan sesungguhnya ini. Banyak diantara kita lebih mementingkan harta benda daripada kesehatan. Buktinya kita seringkali mengabaikan KESEHATAN DEMI MEMPEROLEH HARTA BERLIMPAH.
Biar gampang membayangkan, kita ambil contoh kehidupan artis saja ya. Cobalah anda lihat bagaimana kehidupan kebanyakan artis Indonesia yang mengabaikan makan tepat waktu dan pola hidup sehat demi mengejar harta. Mereka rela tubuh mereka tersiksa demi mengejar bayaran yang tinggi nilainya.
Sekilas hasilnya memang sungguh menggembirakan. Uangnya banyak, ingin apapun tinggal bayar. Ingin makan makanan enak atau berlibur ke luar negeri tinggal pesan tiket karena uang yang didapat banyak. Tapi tahukah anda? Apa yang terjadi saat tubuh artis itu tidak kuat lagi dan digerogoti berbagai penyakit?
Saat itulah sang artis baru sadar, bahwa kesehatan ternyata sangat besar pengaruhnya bagi hidupnya. Demi mengembalikan kesehatannya, sangatlah banyak uang yang harus dikeluarkan. Bahkan tak jarang sampai kehilangan semua harta benda karena semua uang habis tanpa sisa. Kerja keras selama bertahun-tahun siang dan malam, akhirnya habis tanpa sisa saat hal ini terjadi.
Semoga kisah ini bisa menjadi penyadar bagi kita semua, bahwa jangan sekali-kali meremehkan KESEHATAN. Sehat adalah pintu rejeki pertama dan KESEHATAN adalah nikmat dan anugerah yang diberikan Allah kepada kita setelah IMAN.
So…yuk mulai sekarang lebih memperhatikan kesehatan kita ya. Agar kita dapat leluasa mencari rejeki, beribadah tanpa gangguan siksaan penyakit. Semoga bermanfaat, sukses untuk Anda…..


sumber : motivasi.petamalang.com

Penerbangan Kelas Pertama


Alkisah, dalam sebuah penerbangan dari Johannesburg, seorang perempuan setengah baya asal Afrika Selatan yang berkulit putih baru mengetahui dirinya mendapat kursi di samping seorang pria berkulit hitam. Perempuan itu memanggil kru kabin dan mengeluhkan masalah penempatan tempat duduknya.

"Ada masalah apa, Ibu?" tanya kru kabin dengan sopan.

"Kamu tidak bisa lihat sendiri, ya?" ujar perempuan itu dengan nada tajam. "Kamu tempatkan saya di samping seorang kulit hitam. Aku tidak mungkin bisa duduk di sebelah manusia menjijikan ini. Carikan saya kursi yang lain!"

"Harap tenang dulu, Bu," timpal seorang pramugari. "Hari ini pesawat sudah penuh, tapi saya akan coba bantu Ibu ya. Saya akan cek apakah masih ada kursi kosong di kelas ekonomi atau kelas pertama."

Perempuan itu melirik dengan tatapan sombong ke arah pria berkulit hitam di sampingnya (dan penumpang lain di sekitarnya).

Beberapa menit kemudian, pramugari tadi kembali dengan berita bagus, yang disampaikannya kepada perempuan setengah baya itu. Si perempuan itu memandang ke sekitarnya dengan senyuman penuh kepuasan.

"Ibu, sayang sekali, seperti yang saya duga, kelas ekonomi sudah penuh. Tapi, kami masih punya kursi kosong di kelas pertama."

Sebelum perempuan itu sempat menjawab, si pramugari melanjutkan...

"Peningkatan kelas seperti ini jarang terjadi, tapi saya sudah mendapat izin khusus dari kapten kami. Tapi melihat kondisi yang ada, kapten kami merasa sangatlah memalukan jika seseorang harus dipaksa untuk duduk di sebelah orang yang sangat menjengkelkan."

Setelah berkata begitu, pramugari itu langsung beralih pada pria berkulit hitam yang duduk di samping perempuan itu. Kata si pramugari, "Jadi jika Anda bersedia memindahkan barang-barang Anda, Pak, saya akan menyiapkan kursinya buat Anda...."

Saat itu juga, penumpang di sekitar serempak berdiri dan bertepuk tangan ketika pria berkulit hitam itu berjalan menuju bagian depan pesawat.

sumber : www.andriewongso.com

Surat Abraham Lincoln Kepada Kepala Sekolah

Berikut adalah sebuah surat yang ditulis sendiri oleh Abraham Lincoln (1809-1865; negarawan AS) kepada Kepala Sekolah putranya. Meski ditulis puluhan tahun silam, isinya tetap relevan hingga sekarang bagi semua kalangan, entah itu eksekutif, pekerja, guru, orangtua, dan murid.
Pesan untuk Para Guru
"Saya tahu dia (baca: putra Lincoln) harus belajar bahwa tidak ada manusia yang bersikap adil dan berlaku jujur. Tapi, tolong ajari dia indahnya buku-buku... dan berikan dia juga waktu untuk merenungkan misteri abadi tentang burung-burung di langit, lebah-lebah di bawah matahari, dan bunga-bunga di lereng bukit yang menghijau.
Di sekolah, ajari dia bahwa kegagalan itu jauh lebih terhormat daripada berbuat curang.... Ajari dia untuk meyakini gagasan-gagasannya sendiri, meski semua orang berkata dia salah.
Ajari dia untuk bersikap lembut kepada orang-orang yang juga bersikap lembut, dan bersikap keras kepada orang-orang yang juga bersikap keras. Berikan putra saya kekuatan untuk tidak begitu saja mengikuti orang banyak ketika mereka sedang bersukaria akan sesuatu....
Ajari dia untuk mendengarkan semua orang yang berbicara padanya; tapi ajari dia juga untuk menyaring kebenaran dari semua hal yang didengarnya, dan hanya mengambil hal-hal yang positif saja.
Ajari dia cara untuk tertawa di saat dia sedih.... Ajari dia agar tidak malu untuk menangis.
Ajari dia untuk mencemooh orang-orang yang bersikap sinis dan bersikap waspada terhadap orang-orang yang selalu bermuka dan bermulut manis.
Ajari dia untuk mengerahkan seluruh kekuatan dan pikirannya untuk melakukan hal-hal terbaik, tapi jangan pernah menjual hati dan jiwanya. Ajari dia untuk tidak mendengarkan kelompok orang yang berteriak-teriak... dan tetap berjuang mempertahankan pendiriannya jika memang dirinya benar.
Perlakukan dia dengan lembut, tapi jangan manjakan dia, karena hanya melalui tempaan apilah bisa tercipta baja yang terbaik. Biarkan dia memiliki keberanian untuk bersikap tidak sabar. Biarkan dia memiliki kesabaran untuk bersikap berani. Ajari dia untuk selalu mempunyai kepercayaan yang sungguh-sungguh pada dirinya, karena dengan begitu ia akan memiliki kepercayaan pada sesamanya.
Pesan ini sangat penting, namun lakukan saja sebisa Anda. Putra saya adalah anak laki-laki yang baik!
-Abraham Lincoln"

sumber : www.andriewongso.com 

Selasa, 12 Juni 2012

Kotoran Panda Jadikan Teh Termahal di Dunia


Di industri kopi populer kopi luwak yang dianggap kopi termahal di dunia. Di dunia teh kini ada Teh Panda, dari kota Ya'an, provinsi Sichuan, China. Segelas saja harganya mencapai US$210 atau sekitar Rp1,9 juta. Kenapa teh ini begitu mahal? Ceritanya agak mirip-mirip dengan proses produksi kopi luwak yang memanfaatkan binatang tertentu dalam membantu prosesnya. Bedanya, jika kopi luwak dibuat dengan cara membiarkan binatang luwak (semacam musang) memakan biji-biji kopi dari pohon kopi, kemudian kotorannya yang mengandung biji kopi diambil untuk diproses jadi kopi luwak, Teh Panda diproses dua tahap. Tahap pertama panda dibiarkan memakan bambu dan daun bambu. Tunggu sampai panda itu buang kotoran. Kotorannya kemudian ditampung untuk dijadikan pupuk. Pupuk inilah yang digunakan untuk pupuk tanaman teh.
Ide menanam teh dengan pupuk kotoran panda ini digagas oleh An Yanshi (41 tahun), seorang profesor kaligrafi dari Sichuan University. Ia sudah mematenkannya. Yanshi membuka kebun teh di Ya'an, Sichuan. Menurutnya, teh dengan pupuk kotoran panda ini memiliki unsur hara yang bisa mencegah kanker. Hal ini karena sumber makanan panda yang selektif.Panda hanya memakan bambu dan daun bambu. Selain itu, "Panda itu seperti mesin yang memproduksi pupuk organik. Mereka makan setiap hari dan terus memproduksi kotorannya. Dan karena panda hanya menyerap 30% nutrisi dari makanan yang dikonsumsinya maka 70% nustrisi sisanya pasti ada dalam kotoran panda itu," papar Yanshi.
Yanshi
Mengenai mahalnya teh yang ia produksi, hal ini karena ia tak mengeruk keuntungan. Sebagian dana dari hasil penjualan teh itu digunakan untuk kegiatan lingkungan kata Yanshi. Ya, hitung-hitung minum teh sambil menyelamatkan lingkungan. Lagi, pula, kata Yanshi, ia tak memproduksi banyak. Sejak diproduksi 12 Maret 2012 ia hanya menjual 21 kantong.
Yanshi menjual teh seharga US$3.500/50 gram (kantong) atau sekitar Rp 31,5 juta/kantong. Dan karena tiap cangkir teh itu diperlukan 3 gram teh, maka tiap cangkir teh berarti seharga sekitar US$210 atau sekitar Rp 1,9 juta. Begitulah hasil dari Yanshi "mempekerjakan" panda.






Foto: Whatsonchengdu.com dan Inquisitr.com
sumber : www.andriewongso.com 

Tips Sukses Om Liem


Siapa yang tidak kenal Sudono Salim atau Liem Soei Liong (19 Juli 1916 – 10 Juni 2012) , usahawan sukses kelas dunia? Ia mendirikan Grup Salim. Grup ini, antara lain melahirkan Indofood, Indomobil, Indocement, Indosiar, Bogasari Flour Mills, Bank Central Asia, dan lain-lain. Pria yang akrab disapa Om Liem ini juga pernah menduduki peringkat pertama sebagai orang terkaya di Indonesia dan Asia. Bahkan, ia sempat masuk daftar "100 Orang Terkaya di Dunia". Apa rahasianya, hingga bisa jadi pengusaha besar?
Pertama, Om Liem punya bakat dan naluri bisnis yang luar biasa. Kedua, ia mengembangkan sifat-sifat ini: pekerja keras, pantang menyerah, dan tekun! Katanya, "Jika ingin sukses, jangan berpangku tangan saja. Semasa muda, bekerjalah habis-habisan. Bersemangatlah dan efektif dalam menggunakan waktu. Jangan cuti lama-lama, jangan selalu jalan-jalan, dan jangan tidur cepat! Jangan pula mudah menyerah pada kesulitan."
Ketiga, jika gagal dalam usaha, "Jangan putus asa. Bangun lagi dengan kiat baru! Begitu seterusnya hingga Anda menemukan formula paling pas untuk sukses. Kalau Anda mudah putus asa, sebaiknya jadi pekerja saja, jangan jadi usahawan!"
Keempat, "Jadilah pengusaha yang memiliki karakter baik. Orang yang sukses dengan cara curang, pasti akan segera gulung tikar karena orang-orang/publik menolaknya. Oleh karena itu, lebih baik untung lebih sedikit, namun diusahakan secara jujur dan ikhlas. Kita bisa tidur lebih nyenyak dan tidak punya beban."
"Memang benar, seorang pengusaha harus banyak akal," kata Om Liem. "Tapi, jangan curang. Jangan ambil milik orang lain."
Kelima, atau terakhir, Om Liem mengingatkan: rajinlah membantu fakir miskin. Tujuannya, agar jiwa kita terasah untuk selalu berbagi. 


sumber: www.andriewongso.com

Keberanian Menghadapi Perubahan


Tak ada yang tetap di dunia ini kecuali perubahan. Teman berganti, pesaing datang, kompetisi makin ketat, semua adalah perubahan yang terjadi di sekitar kita. Baik positif atau negatif, siap atau tidak, semua akan berubah. Setiap perubahan itu mengandung konsekuensi. Sebab, di balik setiap perubahan, ada tanggung jawab yang kita emban. Tanggung jawab untuk memperbaiki keadaan yang kurang sesuai dengan yang diharapkan. Tanggung jawab untuk mengubah kondisi yang kurang baik menjadi lebih seperti yang diinginkan.
Untuk itu, kita dituntut untuk mampu beradaptasi. Saat berubah menjadi kurang baik, itulah saatnya kita untuk mau mengevaluasi diri. Saat berubah menjadi tidak menyenangkan, mungkin itu adalah teguran agar kita selalu memperbaiki diri. Sehingga, saat berubah menjadi sukses, kita tak akan terjebak dalam kesombongan. Dan, saat kita memperoleh kenikmatan, kita pun tak lupa untuk tetap bersyukur dan rendah hati.
Mari, hadapi perubahan dengan kepala tegak dan kelapangan hati. Sehingga, setiap perubahan yang dialami akan lebih berarti. 

sumber : www.andriewongso.com 

Menerima Kekurangan

Di dunia ini tak ada yang sempurna. Itu sudah pasti. Nobody is perfect, kata peribahasa. Tetapi ada sebagian orang yang merasa kelemahan yang dimilikinya merupakan bawaan yang tak bisa diatasi. Lahir dari keluarga miskin merasa tak mungkin bisa kaya raya. Padahal banyak orang yang sudah bisa membuktikan sebaliknya: Lahir miskin lalu dengan bekerja keras akhirnya bisa jadi orang kaya.
Ada juga yang memiliki kekurangan fisik. Karena ada cacat lalu merasa hidupnya tak beruntung, merasa jadi manusia terpinggirkan, tak mungkin sukses, merasa tak berdaya, merasa hidupnya hanya menunggu belas kasihan orang. Padahal kita tahu, banyak contoh orang-orang difabel yang sukses luar biasa di kehidupannya.
Mumpung dalam suasana pergelaran Piala Eropa, saya ambil contoh seorang pemain sepakbola yang luar biasa, yaitu Lionel Messi. Meski ia tak main di kejuaraan ini karena orang Argentina, apa yang dialaminya cukup inspiratif. Messi sewaktu kecil mengalami proses pertumbuhan yang tidak normal. Badannya kekurangan hormon yang menghambat pertumbuhan tulangnya sehingga Messi bertubuh kecil dibanding anak-anak seusianya. Gara-gara penyakit itu ia ditolak klub sepakbola kenamaan Argentina.
Dokternya juga meminta Messi untuk tidak latihan sepakbola. Namun alih-alih berhenti bermain bola Messi malah terus berlatih dengan sembunyi-sembunyi. Bakatnya yang luar biasa akhirnya diketahui pemandu talenta dari klub sepakbola Spanyol, Barcelona. Klub ini lalu mengontraknya dan membiayai pengobatan Messi agar bisa tumbuh normal.
Lionel Messi (kanan, menggiring bola)
Kita sekarang tahu siapa Messi. Di Barcelona ia menjelma menjadi pemain hebat. Bahkan saat ini ia adalah pemain sepakbola terbaik di dunia. Messi menunjukkan bahwa kekurangannya bukan penghambat baginya.
Masih banyak contoh lain baik dari dunia olahraga, bisnis, atau bidang-bidang lainnya. Mereka tak mengeluhkan kekurangannya. Mereka justru mengoptimalkan kelebihannya untuk meraih kesuksesan hidup. Dan dengan bekerja keras akhirnya mereka sukses luar biasa. Misalnya Stephen Hawking yang tubuhnya lumpuh dan hidupnya hanya di atas kursi roda. Dengan kondisi seperti itu ternyata ia bisa berhasil menjadi ilmuwan fisika kenamaan dunia saat ini. 


Memang di dunia ini tak ada yang sempurna. Tapi ketidaksempurnaan itu bukan sumber kegagalan. Kebanyakan orang yang gagal bukan karena tidak memiliki talenta, modal, atau kesempatan. Mereka gagal karena tidak pernah menyusun rencana untuk mengisi kehidupan mereka dengan sukses.
Karena itu, mari sadari bahwa kekurangan kita bukan hambatan untuk sukses. Kita pasti memiliki kelebihan. Yang harus kita lakukan adalah menemukan kelebihan kita, mengoptimalkannya, bekerja keras, tak mudah menyerah, dan mengembangkan sikap positif lainnya. Sukses pasti milik kita! 

sumber : www.andriewongso.com

Minggu, 10 Juni 2012

Belajar Rendah Hati





Minggu, 3 Oktober 2010 | 04:04 WIB
http://kfk.kompas.com/image/preview/aW1hZ2VzL3Nma19waG90b3Mvc2ZrX3Bob3Rvc18xMzAzODk0MzA0X3VvZmJkakxSLmpwZw%3D%3D.jpg
Rara memasang muka cemberut pagi ini. Dia tak tersenyum ketika Ciku, kucing
kesayangannya, berguling-guling mencoba menangkap ekornya sendiri.

Dia tidak tertawa ketika menonton film kartun kesayangannya. Rara tertekad
hari ini adalah hari ngambek sedunia.

Rara sebenarnya ceria, hanya saja dia suka cemberut jika keinginannya tidak
dituruti. Seperti kali ini, Rara menginginkan tas ransel beroda. Namun, Ibu
dan Ayah tidak mau mengabulkannya.

BULAN lalu Rara minta cat kamarnya yang sebelumnya berwarna biru diubah
menjadi ungu. Rara juga minta dibelikan sepatu. Baru dua minggu yang lalu
Rara meminta satu set boneka Barbie

Kali ini, Ayah dan Ibu bersikap tegas tidak membelikan tas ransel beroda
karena tas Rara masih bagus.

Sampai makan siang, Rara masih tetap cemberut meski Ibu membuat puding
cokelat kesukaannya. Tak lama kemudian Tante Asri datang. Tante Asri adalah
adik bungsu ibu Rara yang masih mahasiswa.

”Halo Rara cantik, kok cemberut?” sapa Tante Asri.

Rara tidak menyahut, justru suara Ibu yang terdengar menyahut dari dapur.

”Biasa, ngambek. Minta dibelikan tas ransel beroda.”

Tante Asri tersenyum sambil menggelengkan kepala.

”RARA… Rara..., sudah besar kok masih suka ngambek. Kamu harus mengerti
bahwa Ayah dan Ibu tidak bisa memenuhi semua keinginanmu, Rara.”

”Ya sudah, daripada cemberut ikut Tante saja yuk.”

Kemudian Tante Asri ke dapur dan terlihat bercakap-cakap dengan Ibu.

”Ayo Rara, ganti baju. Tante ajak jalan-jalan,” seru Tante Asri.

”Rara enggak mau ikut sebelum dibelikan tas itu,” jawab Rara.

”Bagaimana kalau dibalik. Kamu ikut dulu, baru Ibu belikan tas,” ucap Ibu.

Rara tertarik dengan tawaran Ibu, matanya berbinar dan senyumnya mengembang.

”Tetapi Ibu janji ya?” ucap Rara.

”Iya Rara, Ibu janji,” jawab Ibu.

TAK LAMA kemudian Rara sudah di mobil bersama Tante Asri.

Setelah satu jam bermobil, sampailah Rara dan Tante Asri di lorong jalan di
kolong jembatan. Sudah banyak teman-teman Tante Asri, berkaus putih sama
dengan yang dikenakan Tante Asri bertuliskan ”Aksi Peduli Anak Jalanan”.

Di sana banyak anak- anak seusia Rara duduk berkumpul mendengarkan
penjelasan dari salah satu teman Tante Asri.

Setelah mengenalkan Rara, Tante Asri menyuruh Rara bergabung bersama
anak-anak itu. Salah seorang teman Tante Asri memberinya sepotong papan
tripleks, kertas, dan spidol warna-warni.

DENGAN ragu-ragu, Rara mendekati tempat di mana puluhan anak-anak tengah
duduk. Sebelum ikut duduk, Rara menoleh ke arah Tante Asri, seolah meminta
persetujuan.

”Ayo Rara, tidak apa-apa, duduklah dan ikut menggambar bersama teman-teman
barumu,” ujar Tante Asri.

Rara kemudian duduk di samping beberapa anak yang duduk bergerombol.
Anak-anak tersebut juga mendapat peralatan menggambar yang sama dengan
Rara. Anak-anak itu berkaus kumal, beralas kaki sandal jepit usang.

Penampilan mereka seperti anak-anak yang biasa Rara lihat

di lampu merah ketika berangkat sekolah.

AWALNYA baik Rara terlihat canggung. Namun, dalam waktu sekejap mereka
segera akrab.

Saat menggambar, Rara mengambil penghapus.

”Waahhh, penghapusmu bagus sekali,” ujar satu anak paling kecil.

”Oh ya?” seru Rara heran. Apanya yang bagus,” kata Rara. Penghapusnya
berbentuk kodok.

”Iya bagus sekali,” tambah anak itu lagi sambil mengamati penghapus Rara
dengan mata berbinar-binar.

”Aku ingin penghapus seperti ini. Tetapi Ibu belum punya uang untuk
membelikannya,” ujar anak itu lagi dengan ceria.

”Kamu tidak marah kepada Ibumu ?” tanya Rara.

”Kenapa harus marah? Kalau aku marah, itu akan menambah beban Ibu, justru
aku harus membantu Ibu,” jawab anak itu.

RARA tertegun, terharu, sekaligus tersindir. Rara malu dengan apa yang
sering dia lakukan jika keinginannya tidak dituruti.

Tidak terasa waktu sudah sore, Tante Asri memanggilnya untuk pulang. Meski
berat hati berpisah dengan teman-teman barunya, Rara mengemasi
barang-barang dan mengucapkan selamat tinggal kepada mereka. Tak lupa, Rara
menghadiahkan penghapus kodok kepada anak kecil tadi.

”Bagaimana Rara, kamu senang?” tanya Tante Asri.

”Senang sekali Tante. Terima kasih sudah mengajak Rara hari ini, Rara jadi
punya teman baru dan pengalaman baru. Rara janji tidak akan ngambek lagi
jika Ayah dan Ibu tidak membelikan apa yang Rara minta. Besok lagi kalau
ada acara seperti ini jangan lupa ajak Rara lagi, ya, Tante?” pinta Rara.

”Iya sayang, pasti,” jawab Tante Asri.

SAMPAI di rumah, Rara langsung berlari memeluk Ibu.

”Ibu, Rara janji enggak akan ngambek lagi dan minta dibelikan barang baru
terus,” ujar Rara.

Ibu dan Tante Asri berpandangan.


*Marcella C Wijayanti Penulis Cerita Anak, Tinggal di Yogyakarta*

Jumat, 08 Juni 2012

Pendaki Gunung

Bobby adalah pendaki gunung yang dikenal akan usahanya untuk mendaki gunung tinggi bersalju. Ia setidaknya sudah mencoba mendaki hingga ke puncak gunung sebanyak 30 kali, tapi selalu saja gagal. Ia memulai pendakiannya dengan baik, fokus pada puncak gunung yang bersalju, membayangkan pemandangan yang mengagumkan dan perasaan bebas ketika berada di sana. Tapi ketika pendakiannya mulai terasa berat, kekuatannya mulai berkurang, daya pandangnya menurun, dan ia lebih sering memandangi sepatu boots-nya yang usang. Akhirnya, saat awan memenuhi langit di atasnya, ia menyadari bahwa dirinya tak bakal mampu menikmati pemandangan dari puncak gunung saat itu. Lalu, ia duduk beristirahat, dan merasa lega karena akan mulai menuruni gunung kembali menuju pedesaan, meski agak khawatir akan ejekan dan cemoohan orang-orang yang akan diterimanya.
Suatu hari, Bobby berjumpa dengan Risman yang sudah tua. Ia seorang ahli kacamata di kota, yang menyaksikan sendiri kegagalan yang dialami Bobby. Risman inilah yang paling mendukung Bobby untuk pantang menyerah. Akhirnya, Risman memberikan sebuah kacamata hitam yang khusus. "Jika awan mulai gelap, pakai kacamatanya. Atau kalau kakimu mulai terasa sakit, pakai juga kacamatanya. Ini kacamata spesial yang akan membantumu."
Bobby menerima hadiah itu sambil lalu. Tapi pada kesempatan pendakian berikutnya, Bobby tak lupa membawa serta pemberian Risman itu. Ketika jalur pendakiannya mulai membuat kaki Bobby terasa sakit, ia teringat akan ucapan Risman, dan dipakailah kacamata itu. Rasa sakitnya sangat parah, tapi dengan kacamata baru itu ia masih bisa menahannya dan mampu melihat puncak gunung yang bersalju di atas sana. Jadilah, ia kembali meneruskan pendakiannya.
Ketika kelihatannya puncak gunung tinggal berjarak sedikit lagi, tibat-tiba datang awangelap yang menutupi langit. Tapi kali ini di antara awan-awan itu ia masih bisa melihat puncak gunung. Bobby pun melanjutkan pendakiannya, hingga berhasil melewati kumpulan awan itu, melupakan rasa sakitnya, dan akhirnya tiba juga di puncak gunung. Usahanya itu benar-benar terbayar lunas. Kemenangan yang diraihnya tiada bandinganya; begitu indah sama seperti pemandangan di sekitar, yang memancarkan keelokan di tengah-tengah suasana yang tenang. Bagian bawah gunung tertutup lautan awan yang tebal. Bobby tidak ingat awan yang tadi berhasil dilewatinya ternyata setebal itu, karenanya ia mencoba memperhatikannya lebih cermat dengan kacamata hitamnya. Akhirnya ia mengerti.
gunung
Ternyata Risman sudah memasang sebuah gambar tipis di dalam lensa, dalam bentuk pemandangan puncak gunung yang tertutup salju. Kacamata itu dibuat sedemikian rupa sehingga Bobby hanya bisa melihatnya jika pandangannya diarahkan ke atas. Risman memahami ketika Bobby kehilangan sasarannya, ia sama saja kehilangan mimpinya, dan keinginan untuk melanjutkan pendakian akan berkurang.
Bobby menyadari bahwa selama ini satu-satunya penghalang dirinya mencapai puncak gunung adalah rasa putus asanya, hilangnya semangat dalam diri untuk terus berjuang. Ketika ia tidak mampu lagi melihat puncak gunung, masalahnya mulai muncul. Ia berterima kasih pada Risman karena menggunakan trik yang membantunya melihat bahwa tujuannya tidaklah mustahil.
____________
Kisah Bobby di atas tentu pernah atau sedang kita alami saat ini. Apakah penghalang diri kita mencapai target sasaran kita, dan apa pula trik yang bisa kita gunakan untuk berfungsi layaknya kacamata hitam spesial milik Bobby? Kenalilah kelemahan kita sehingga kita bisa mencegah kelemahan itu melemahkan semangat kita, dan sadarilah kekuatan kita agar kita bisa menggunakannya sebagai penyemangat dan pendorong di kala kita hendak menyerah. 



sumber :www.andriewongso.com