Jumat, 30 Maret 2012

Anak Kecil yang Mencintai Sayyidina Muhammad Sholallohu 'Alaihi Wasallam

anak kecil yang mencintai sayyidina muhammad shollallohu alaihi wasallam, makam tiap hari bergerak mendekati makam sayidina muhammad saw.

pada zaman al imam Al-Hafiz Wajihuddin Abdul Rahman bin Ali bin Muhammad al-Syaibani al-Yamani al-Zabidi al-Syafie ( pengarang maulid dibai), dikala waktu sang imam ingin ziarah ke magam rasulullah saw dari kota yaman ke kota madinah bersama para sahabatnya dan jammahnya ada seorang anak kecil yang ingin sekali melihat magam rasulullah saw,alimam menanyakan kepada salah satu sahabatnya."ini anak siapa? apa yang ingin ia lakukan?, dan salah satu sahabatnya mengatakan " ia ingin ikut perjalanan kita ya imam, lalu alimam itu menjawab, tidak boleh karena perjalannan ini sangat jauh dari kota yaman sampai madinah menepuh jarak 4 sampai 1 minggu perjalanan itu pun naik kuda .lalu anak itu pergi karean tidak diizinkan oleh al imam Al-Hafiz Wajihuddin Abdul Rahman bin Ali bin Muhammad al-Syaibani al-Yamani al-Zabidi al-Syafie,tapi waktu dalam perjalanan menuju kota madinah anak itu diam diam ikut dan mengumpat di bawah kereta kuda sang imam tersebut,ia hanya bergelantungan antara roda roda kereta kuda tersebut, dalam perjalanan ia tidak makam dan minum selama 1 minggu perjalanan karena sangat ingin sekali melihat magam rasulullah saw dan sangat mencinta rasulullah saw

dan setelah satu minggu rombongan tersebut sampi di kota madinah . tiba tiba ada seorang sahabat yangberteriak "yaallah ini anak kecil yang kemarin dilarang olehku untuk ikut bersama kita tetapi ia punikut bersama kita ana tidak melihat anak kecil ini selama perjalanan.kemudian anak kecil itupun langsung berlari dan mengambil debu meyirami debu kewajahnya sampai tidak bisa bernapas dan meninggal di kota madinah ia pun belum sempat berziarah magam sayidina muhammad saw karena sangat bergembira sudah sampai kota sang nabi, lalu al imam Al-Hafiz Wajihuddin Abdul Rahman bin Ali bin Muhammad al-Syaibani al-Yamani al-Zabidi al-Syafie pun menangis melihat anak kecil ini yang sangat mencintai rasulullah saw.

lalu di sepakati oleh rombongan dan iman untuk menguburkan anak itu di kota madinah, lalu berbeberapa hari al imam Al-Hafiz Wajihuddin Abdul Rahman bin Ali bin Muhammad al-Syaibani al-Yamani al-Zabidi al-Syafie di kota madianh dan sempatt menziarahi magam anak kecil tersebut ia melihat magam tersebut bergeser mendekati magam sayidina muhammad saw .SAMPAI SEKARANG MAGAM TERSEBUT MASIH ADA DAN MAKAM TERSEBUT ADA DI SEBERANG MASJID NABAWI.

al imam Al-Hafiz Wajihuddin Abdul Rahman bin Ali bin Muhammad al-Syaibani al-Yamani al-Zabidi al-Syafie pun menagis diadalam rumahnya aku ini adalah seorang imam tapi aku malu melihat kecintaan seorang anak yang sangat mencinta rasulullah saw. dan sang imam pun menulis riwayat perjalanan anak kecil tersebut di maulidnya..

Majelis Rasulullah SAW


sumber : facebook

Kamis, 29 Maret 2012

Kisah Seorang Ibu, Sebuah Profesi

Alkisah, beberapa tahun yang silam, seorang pemuda terpelajar dari Surabaya
sedang berpergian naik pesawat ke Jakarta. Disampingnya duduk seorang ibu
yang sudah setengah baya. Si pemuda menyapa, dan tak lama
mereka terlarut
dalam obrolan ringan. ”Ibu, ada acara apa pergi ke Jakarta ?” tanya si
pemuda. “Oh…saya mau ke Jakarta terus “connecting flight” ke Singapore
untuk menengok anak saya yang ke dua”, jawab ibu itu. ”Wouw… hebat sekali
putra ibu”, pemuda itu menyahut dan terdiam sejenak.

Pemuda itu merenung. Dengan keberanian yang didasari rasa ingin tahu pemuda
itu melanjutkan pertanyaannya.” Kalau saya tidak salah, anak yang di
Singapore tadi , putra yang kedua ya bu? Bagaimana dengan kakak adik-adik
nya?” ”Oh ya tentu”, si Ibu bercerita : ”Anak saya yang ketiga seorang
dokter di Malang, yang keempat berkerja di perkebunan di Lampung, yang
kelima menjadi arsitek di Jakarta, yang keenam menjadi kepala cabang bank
di Purwokerto, dan yang ke tujuh menjadi Dosen di sebuah perguruan tinggi
terkemuka Semarang.”

Pemuda tadi diam, hebat ibu ini, bisa mendidik anak-anaknya dengan sangat
baik, dari anak kedua sampai ke tujuh. ”Terus bagaimana dengan anak pertama
ibu ?” Sambil menghela napas panjang, ibu itu menjawab, ”Anak saya yang
pertama menjadi petani di Godean Jogja nak. Dia menggarap sawahnya sendiri
yang tidak terlalu lebar.” kata sang Ibu.

Pemuda itu segera menyahut, “Maaf ya Bu… mungkin ibu agak kecewa ya dengan
anak ibu yang pertama, karena adik-adiknya berpendidikan tinggi dan sukses
di pekerjaannya, sedang dia menjadi seorang petani?”

Apa jawab sang ibu..???

Apakah anda ingin tahu jawabannya..???

Dengan tersenyum ibu itu menjawab: ”Ooo …tidak, tidak begitu nak….Justru
saya SANGAT BANGGA dengan anak pertama saya, karena dialah yang membiayai
sekolah semua adik-adiknya dari hasil dia bertani.”

Pemuda itu terbengong….


Sumber: Tidak Diketahui

Rabu, 28 Maret 2012

Anger Management by Genghis Khan



Siapa yang tak kenal sosok sehebat Genghis Khan? Seorang kaisar yang mampu mempersatukan seluruh bangsa Mongolia dan memiliki wilayah kekuasaan yang sangat luas, meliputi hampir separuh daratan bumi dari Asia hingga Eropa Timur. Tapi, tahukah Anda bahwa salah satu rahasia kehebatan seorang Genghis Khan ini adalah kemampuannya dalam mengelola emosinya.

Kejadian dalam kisah berikut ini konon menjadi "alat pengasah" kemampuan Genghis Khan yang satu itu. Inilah kisahnya:

Suatu hari Genghis Khan pergi berburu di hutan. Banyak sahabatnya yang menemaninya. Mereka menaiki kuda masing-masing, sembari membawa serta busur dan anak panah mereka. Mereka berharap bisa bersenang-senang dalam perburuan kali ini. Di salah satu pergelangan tangan sang kaisar, bertengger burung elang kesayangannya.

Pada masa itu, burung elang memang dilatih untuk berburu. Atas perintah sang pemilik, burung elang itu akan melayang terbang, dan mencari mangsa. Ketika berhasil melihat seekor rusa atau kelinci, burung elang itu akan terbang menukik ke bawah dengan gerakan cepat seperti layaknya anak panah.

Sepanjang hari Genghis Khan dan teman-teman berburunya menyusuri hutan. Namun, mereka belum juga bisa bersenang-senang seperti yang diharapkan. Menjelang gelap, mereka pun mulai bersiap-siap pulang. Genghis sudah sering melewati hutan itu, sehingga ia sangat mengenali seluk-beluk jalur di dalam hutan. Karena itulah ketika sisa rombongan lainnya mengambil jalur yang lebih pendek, Genghis Khan memilih jalur yang lebih panjang dengan memutar melewati sebuah lembah di antara dua gunung. Cuaca hari itu lembap, sehingga membuat tenggorokan sang kaisar terasa kering. Burung kesayangannya pun terbang meninggalkan sang masternya.

Sementara itu, Genghis Khan menggerakkan kudanya perlahan. Dia merasa pernah melihat sebuah mata air yang jernih di dekat jalur yang sedang dilaluinya ini. Andaikan dia bisa menemukannya sekarang! Tapi sayangnya, musim panas yang sangat terik kali ini telah mengeringkan semua ceruk gunung. Betapa gembiranya sang kaisar begitu melihat ada sedikit air yang mengalir dari celah-celah bebatuan. Ia tahu ada sebuah mata air di sebelah sana. Di musim semi, aliran air yang deras selalu mengucur di sini; tapi sekarang alirannya sangat kecil.

Sang kaisar melompat turun dari kuda. Ia mengeluarkan piala perak berukuran kecil dari tas berburunya. Dipegangnya erat-erat piala itu karena aliran air yang begitu pelan. Dengan begitu, dibutuhkan waktu yang lama untuk memenuhi piala itu. Setelah piala itu nyaris penuh, ia langsung meminumnya. Saat piala itu menyentuh bibirnya, tiba-tiba terdengar suara desing di udara. Piala itu terjatuh dari tangan sang kaisar. Seluruh airnya tumpah di tanah. Sang kaisar menengadah, ingin tahu siapa yang melakukan hal itu. Ternyata, itu ulah binatang kesayangannya.

Elang itu terbang memutar beberapa kali, lalu hinggap di antara bebatuan di dekat mata air. Sang kaisar mengambil piala itu, dan sekali lagi memeganginya untuk menampung aliran air yang mengalir pelan. Kali ini, ia tak butuh waktu lama untuk memenuhi pialanya. Ketika sudah penuh, ia mendekatkan piala itu ke mulutnya. Si Elang kembali terbang menukik dan menjatuhkan piala itu dari tangan sang kaisar.

Kali ini, marahlah sang kaisar. Dicobanya sekali untuk mengisi piala itu. Dan untuk ketiga kalinya, si Elang mencegahnya untuk meminum air di piala itu. Kemarahan sang kaisar sudah terasa di ubun-ubun. "Beraninya kau berbuat itu!" teriaknya. "Kalau saja kau ada di tanganku, akan aku remas lehermu itu!" Lalu, sang kaisar kembali mengisi pialanya. Tapi kali ini sebelum meminumnya, sang kaisar sudah menarik pedangnya. "Nah, Tuan Elang," kata sang kaisar, "ini yang terakhir kali."

Belum juga ia menyelesaikan kalimatnya, si Elang sudah menukik turun dan menjatuhkan piala dari tangan sang kaisar. Tapi kali ini sang kaisar melihat gerakannya. Dengan ayunan pedang yang cepat, sang kaisar menghunus pedangnya begitu si elang terbang melewatinya. Si Elang yang malang itu terjatuh dengan luka yang parah. Ia terlihat menderita di sisi kaki sang master. "Itulah hukumanmu," ucap Genghis Khan.

Namun ketika sedang mencari pialanya, sang kaisar melihat pialanya terjatuh di antara dua batu, yang sulit untuk diraihnya. "Aku akan minum dari mata air itu," katanya pada diri sendiri. Ia pun mulai mendaki tepian yang curam menuju mata air itu. Ternyata hal itu tidak mudah dilakukan. Semakin tinggi ia mendaki, semakin ia merasa haus. Tapi akhirnya ia bisa tiba di tujuan. Di sana memang ada sekolam penuh air. Tapi, apa gerangan yang terbaring di dalam kolam, dan memenuhi kolam itu? Ternyata itu adalah bangkai ular berukuran raksasa, jenis ular yang sangat berbisa. Seketika, sang kaisar berdiri terpaku. Ia lupa akan dahaganya. Yang dipikirkannya hanya burung malang yang terbaring di tanah tadi.

"Si Elang telah menyelamatkan nyawaku!" serunya. "Dan, bagaimana aku membalas budinya? Dia sahabat karibku, dan aku malah membunuhnya." Sang kaisar merangkak menuruni tepian mata air. Dengan perlahan, diambilnya si Elang itu dan dimasukkannya ke dalam tas berburunya. Lalu, ia menaiki kudanya dan berkuda dengan cepat menuju rumah.

Sang kaisar berkata pada dirinya sendiri, "Hari ini aku sudah mendapat pelajaran menyedihkan tapi sangat berharga. Ternyata, memang tindakan yang diambil saat dalam keadaan marah itu berakibat fatal."

Dari kisah Genghis Khan di atas, kita bisa mengambil hikmah: jangan pernah mengambil suatu tindakan atau keputusan dalam keadaan marah, yang nantinya akan kita sesali. Jika amarah datang menyerang, berusahalah untuk mengontrol dan meredakannya. Pikirkan akibatnya. Kita perlu mempertimbangkan tindakan kita dan akibat-akibatnya. Kalau kita mampu mengendalikan kemarahan kita yang sekejap saja, kita bisa terbebas dari rasa penyesalan yang berlangsung berhari-hari.


sumber : www.andriewongso.com

Selasa, 27 Maret 2012

Empat Cara Bermimpi Nabi Muhammad SAW

Ada seseorang yang bertanya kepada saya mengenai cara bermimpi Rasululah SAW. Awalnya saya bingung untuk menjawab pertanyaan yang satu ini. Pasalnya, saya sendiri belum pernah mengalaminya sampai saat ini. Maka saya mencoba membuka beberapa literature dan bacaan yang dapat membantu dalam menjawabnya.

Semalam, saya membuka majalah Cahaya Nabawiy Edisi 85 Bulan Rajab 1431 H/ Juli 2010. Dalam rubrik Syakwah yang ada pada edisi itu, ada pertanyaan berbunyi, “Bagaimana cara agar kita bisa bermimpi Nabi SAW?” Jawaban yang diberikan cukup panjang lebar. Selain dari majalah Cahaya Nabawiy, saya juga berusaha mencari jawaban tentang masalah ini dari kitab berjudul Al-Fawaaid Al-Mukhtaarah Li Saalik Thariiq Al-Aakhirah. Saya coba meringkasnya dalam catatan sederhana, seperti berikut ini.

Cara pertama untuk bisa bermimpi Nabi Muhammad SAW adalah memperbanyak membaca shalawat di waktu pagi, siang, sore, dan malam. Paling sedikit dalam sehari kita membaca 1000 kali shalawat yang dibagi di dalam waktu-waktu tersebut dan dalam berbagai keadaan, bisa dalam keadaan duduk, berdiri, berjalan, berbaring, dan sebagainya.

Sebagian para ulama berkata, “Membaca shalawat Ibrahimiyyah sebanyak 1000 kali dapat menjadi sebab bermimpi Nabi SAW.” Meski demikian, usahakan cara pertama ini dilakukan dalam keadaan hati yang khusyu`, hadir, dan merenungi betul makna di balik shalawat yang sedang dibaca.

Cara kedua, membaca maulid, sirah, kisah perjalanan Rasulullah SAW. Membaca maulid dengan memahami makna yang terkandung di dalamnya, membuat kita berusaha menghadirkan nabi dalam tiap langkah bahkan di tiap hembusan nafas. Dengan membaca maulid disertai pemahaman artinya, kita bisa belajar tentang perjuangan, pengorbanan, dan akhlak yang telah dicontohkan oleh nabi. Habib Anis bin Alwi Al Habsyi (Cucu Pengarang Maulid Simtud Duror) berkata, “Jika seseorang membaca maulid maka menangislah, jika dia tidak bisa menangis maka belajarlah untuk menangis.”

Cara ketiga adalah mengikuti arahan dan bimbingan Rasulullah SAW yang telah beliau wariskan. Tidak lain warisan itu adalah sunnah-sunnah, tradisi-tradisi yang telah disiarkan kepada kita. Kita dapat mengawalinya dari hal-hal yang kecil, seperti meniru nabi dalam hal makan, minum, berjalan, tidur, berdagang, berbicara, bersin, masuk dan keluar kamar mandi, masuk masjid, hormat pada ayah-ibu, mencintai majlis ilmu, dan sebagianya.

Para Salafus Shaleh sangat memiliki ikatan kuat dengan rasul. Salah satunya adalah Syaikh Abu Bakar bin Salim yang pernah berkata, “Jika satu detik saja Rasulullah SAW hilang dari pikiranku, maka aku tidak lagi menganggap diriku sebagai seorang mukmin.” Dengan kata lain, Syaikh Abu Bakar berusaha menyelaraskan ucapan dan perbuatannya dengan ucapan dan perbuatan Nabi Muhammad SAW.

Melihat keistiqamahan ulama tersebut dalam menghidupkan sunnah rasul, tak heran jika mereka bukan saja bermimpi nabi namun juga bertatap muka secara langsung, bertemu wajah dengan wajah yang mulia SAW. Habib Alwi bin Syihab berkata bahwa sebagian kaum arifin pernah ditanya, “Adakah sesuatu yang lebih nikmat dari kenikmatan yang ada di surga?” Dijawab, “Ada. Yaitu, bertemu Nabi Muhammad SAW secara langsung dalam keadaan terjaga.”

Keempat, memiliki rasa rindu yang hebat kepada Nabi Muhammad SAW. Orang yang mengaku cinta pastilah ia akan selalu memikirkan dan merindukan orang yang dicintai. Demikian halnya dengan orang yang ingin bermimpi nabi, ia patut mencintai dan merindukan nabi dalam segala kondisi. Kecintaan itu akan lahir manakala dibuktikan lewat aksi nyata di kehidupan sehari-hari, bukan sekadar di bibir lalu hilang tak berbekas.

Dikisahkan, seorang murid meminta amalan kepada gurunya untuk bisa bermimpi nabi. Sang guru mengatakan kepadanya agar memakan ikan asing tanpa minum apa-apa. “Setelah kamu makan ikan asing ini, kamu tidak boleh minum. Ini bagian dari riyadhah (latihan) kamu untuk bermimpi nabi.”

Si murid menuruti arahan gurunya. Ia makan ikan asing tanpa minum. Setelah itu ia pulang ke rumahnya, di tengah perjalanan pulangnya ia bertemu dengan seorang penjual es, lalu terbayang kenikmatan meminum es. Begitu sampai di rumahnya, ia merebahkan tubuhnya dan tidus pulas. Dalam tidurnya ia bermimpi minum es dingin seperti yang ia idam-idamkan akibat haus yang sangat. Usai terjaga dari tidurnya, si murid betul-betul kecewa karena ia tak berhasil bermimpi nabi justeru bermimpi minum es.

Ia temui gurunya dan mengisahkan semua yang terjadi dalam perjalanan dari rumah gurunya termasuk soal mimpi minum es-nya. Mendengar uraiannya, sang guru berkata, “Andai saja kerinduanmu untuk menikmati es tadi dapat dikalahkan oleh kerinduan bermimpi nabi, maka tentu engkau akan bermimpi nabi.”

dari "ustad ali akbar bin agil"


sumber : facebook

Pasir dan Mutiara

Ada seorang anak muda yang baru saja menyelesaikan kuliahnya di sebuah perguruan tinggi. Tanpa pengalaman, berbekal ijazah dan impian yang besar, dia mulai menapakkan langkah, mencoba terjun ke masyarakat dengan mencari pekerjaan. Dia mengirim banyak surat lamaran kerja ke berbagai perusahaan. Sayang, harapannya tak sesuai kenyataan. Penolakan demi penolakan justru diterimanya. Tapi,

Hidup Menyenangkan dengan Syukur

Oleh: Andrew Ho

"Joy is a heart full and a mind purified by gratitude. – Kebahagiaan dalam
hati dan pikiran dimurnikan oleh rasa syukur." Marietta McCarty, penulis
warga negara USA

Nilai Dari Kita

Pada suatu ketika, di sebuah taman kecil ada seorang kakek. Di dekat kakek
tersebut terdapat beberapa anak yang sedang asyik bermain pasir, membentuk
lingkaran. Kakek itu lalu menghampiri mereka, dan berkata:

Minggu, 25 Maret 2012

Senangkan Orang Tua Semasa Hidup!


Usia ayah telah mencapai 70 tahun, namun
tubuhnya masih kuat. Dia mampu mengendarai
sepeda ke pasar yang jauhnya lebih kurang 2
kilometer untuk belanja keperluan sehari-
hari. Sejak meninggalnya ibu pada 6 tahun
lalu, ayah sendirian di kampung. Oleh karena itu

Kamis, 22 Maret 2012

Ada apa dengan wudhu..???



Dr. Magomedov Ph.D, Assistant Department of The Man General Hygiene and Ecology, Daghestan State Medical Academy mengatakan bahwa wudhu bukan hanya dapat menyembuhkan penyakit, tapi juga mencegahnya. Dia juga mendapati wudhu bisa merangsang irama tubuh alami, khususnya pada wilayah titik biologis.
Ketika kita berwudhu,

Jangan Ditiup coi....

Nabi melarang para sahabatnya meniup air panas yg akan diminum.beliau tidak menerangkan kenapa tapi beliau melarang keras hal tersebut.ternyata dalam penelitian Science,

"Rasulullah SAW sangat mencintai anak kecil"

Rasulullah SAW sangat mencintai anak kecil. Beliau sangat lembut dan memahami perilaku mereka. Berikut adalah contoh sikap Rasulullah SAW pada anak kecil yang patut kita teladani.

Rasulullah SAW senang

"keberkahan seorang penyair yang selalu bersalawat kepada sayidina muhammad saw"

Dahulu di masa seorang penyair hebat dan sangat terkenal yaitu syaikh Farazdaq dimana beliau selalu asyik memuji Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau mempunyai kebiasaan melakukan

Rabu, 21 Maret 2012

"Wanita Tua dan Rosululullah"

Seorang wanita tua yang sedang melintasi gurun pasir dengan membawa beban yang berat.

Walaupun tampak sangat kepayahan, namun ia tetap berusaha membawa

barang bawaannya dengan sekuat tenaga. Tak lama kemudian, seorang

laki-laki muda datang dan menawarkan diri untuk mengangkat bawaannya.

Wanitu malang itu menerima tawaran tersebut dengan senang hati.

Laki-laki itu pun mengangkat bawaannya kemudian

"SAAT KU BERWUDHU"




Saat kubersihkan MULUTKU, seharusnya KUSADAR bahwa kubersihkan dan kujaga MULUTKU dari OMONGAN yang memfitnah, menggunjing, membuka aib orang lain, mengumpat dan memanggil seseorang dengan perkataan buruk.

Saat kucuci LUBANG

Pemancing Cilik

Pada tepian sebuah sungai, tampak seorang anak kecil sedang bermain-main.
Sesekali tangannya dicelupkan ke dalam aliran air sungai yang sejuk. Si
anak terlihat sangat menikmati permainannya.

Selain asyik bermain, si anak juga

Kesabaran Seorang Resepsionis

Beberapa bulan yang lalu di meja pemesanan kamar hotel, saya melihat suatu
kejadian yang sangat mengesankan: betapa sulitnya menjadi resepsionis.

Saat itu sekitar pukul lima sore, petugas resepsionis hotel sibuk mendaftar
tamu-tamu baru. Orang di depan saya memberikan namanya kepada pegawai di
belakang meja dengan nada memerintah. Laki-laki berwajah sumringah itu pun
berkata, "Baik, Bapak, kami sediakan satu kamar single untuk Anda.”

“Single?” bentak orang itu, “saya memesan double!”

Pegawai hotel

Goresan di Mobil

Ada seorang pengusaha muda dan kaya. Ia baru saja membeli mobil mewah,
sebuah Jaguar yang mengkilap. Siang ini, sang pengusaha sedang menikmati
perjalanannya dengan mobil baru itu. Dengan kecepatan penuh, dipacunya
kendaraan itu mengelilingi jalanan tetangga sekitar dengan penuh rasa
bangga.

Di pinggir jalan, tampak beberapa anak yang sedang bermain, namun ia tak
terlalu memperhatikan mereka.

Tiba-tiba,

Hikmah Dibalik Qiyamul Lail

4 hikmah yang terkandung di balik qiyamul lail : PERTAMA, ciri khas kaum shalihin terletak, salah satunya, pada keistiqamaan dalam melaksanakan ibadah di malam hari. Syaikh Ismail bin Ibrahim Al-Jabrati berkata, “Semua kebaikan ada di waktu malam hari dan tidaklah seseorang diangkat sebagai Wali (kekasih Allah) kecuali